Bisnis Bank Wakaf Mikro Sesuai Dua Karakteristik Masyarakat Minangkabau

- 3 April 2021, 15:48 WIB
Peresmian Bank Mikro Wakaf  di Pondok Pesantren Limapuluh Kota Sumatera Barat, Jumat 2 April 2021.
Peresmian Bank Mikro Wakaf di Pondok Pesantren Limapuluh Kota Sumatera Barat, Jumat 2 April 2021. /Dok.Humas OJK

INDOBALINEWS- Bisnis Bank Wakaf Mikro atau BWM sejalan dengan dua karakteristik masyarakat Minangkabau yakni pemberdayaan komunitas melalui Lembaga Keuangan Mikro dengan prinsip syariah.

Wakil Gubernur Sumatera Barat, Audy Joinaldy menyampaikan hal itu saat peresmian BWM Pondok Pesantren Modern (PPM) Al Kautsar Limapuluh Kota, Jumat 2 April 2021.

Ia menegaskan, keberadaan BWM di Tanah Minang sangat sesuai dengan nilai-nilai masyarakat Minangkabau, yaitu pemberdayaan komunitas melalui Lembaga Keuangan Mikro dengan prinsip syariah.

Baca Juga: Pekerja Migran Asal Bali Dapat Prioritas Vaksinasi, Segera Berangkat Ke Luar Negeri

Baca Juga: Teror Mabes Polri, Ketua MPR: Jangan Dikaitkan dengan Agama Tertentu

Audy berharap, kehadiran BWM pertama di Sumatera Barat ini diharapkan semakin memperkuat ekosistem syariah di Tanah Minang.

Berbekal modal sosial berupa ikatan komunal yang kuat, model bisnis Bank Wakaf Mikro cocok dengan dua karakteristik masyarakat Minangkabau.

"Karakteristik itu memiliki ikatan yang kuat dengan komunitas terdekatnya dan ketaatan masyarakat atas syariat Islam berdasarkan falsafah Adat Basandi Syarak, Syarak Basandi Kitabullah,” Audy menambahkan.
 
Keberadaan BWM yang terus tumbuh dan berkembang diyakini dapat meningkatkan akses keuangan masyarakat sehingga akan mendorong kesejahteraan dan mempercepat upaya pemulihan ekonomi nasional.

Baca Juga: Kapolri: Penyerang Mabes Polri 'Lone Wolf' Berideologi Radikal ISIS

Karena itulah, Otoritas Jasa Keuangan menggandeng Pemerintah Provinsi Sumatera Barat, Kabupaten Limapuluh Kota dan Kota Payakumbuh untuk memperkuat ekonomi Masyarakat Minangkabau.

Khususnya pelaku usaha mikro yang selaman  ini kesulitan mendapatkan akses keuagan untuk permodalan usaha.

Ketua Dewan Komisioner OJK Wimboh Santoso menyatakan, sinergi antara seluruh pemangku kepentingan menjadi faktor penting dalam kesuksesan program BWM.

Program itu memerlukan kerja sama berkesinambungan antara OJK dengan Pemerintah setempat, para donatur, LAZNAS, pimpinan pesantren maupun institusi, serta tokoh masyarakat setempat.


Baca Juga: Keluarga Temukan Surat Wasiat ZA Sebelum Kejadian Penembakan di Mabes Polri

Peresmian BWM Pondok Pesantren Modern (PPM) Al Kautsar Limapuluh Kota yang telah beroperasi semenjak 3 Mei 2018 ini dilakukan secara langsung Wimboh dan Audy Joinaldy  dan Dewan Pembina PPM Al Kautsar sekaligus Ketua Pengurus Pusat (PP) Muhammadiyah yang juga Tokoh Masyarakat Minangkabau, yaitu Buya Anwar Abbas.

Hingga April ini telah berdiri 60 BWM dengan kumulatif penerima manfaat sebanyak 42,6 ribu nasabah  dan  total  pembiayaan  Rp62,6   miliar.   

Diketahui, BWM PPM Al Kautsar sendiri telah menyalurkan Rp1,5 miliar pembiayaan kumulatif kepada 1.120 nasabah. *** 



Editor: R. Aulia


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x