"Kami menyatakan pikir-pikir," ucap Ketut Rinata penasihat hukum Linda menanggapi putusan hakim.
Krinologis terjeratnya Linda dalam proses hukum ini berawal pada Maret 2019 di sekolah SDK Tunas Kasih, Badung tempat anak terdakwa dan anak korban Simone Chritine Polhutri mengadakan perpisahan kelas VI.
Baca Juga: Saksi Ahli Sidang Jerinx : Kaji Bahasa Harus Sampai ke Komponen Mental
Pihak sekolah meminta bantuan wali murid menjadi panitia acara. Mereka akhirnya menyepakati Nusa Penida menjadi tempat acara perpisahan. Setelah acara berjalan, pada 14 Mei terdakwa komplain lantaran anaknya cidera saat bermain kano.
Baca Juga: Bikin Jalur Tikus Kabur dari Lapas, Terpidana Mati Narkoba Bunuh Diri di Hutan
“Komplain itu disampaikan melalui grup WhatsApp (WA) wali murid kelas VI hingga berujung perselisihan antara korban dengan terdakwa.
Baca Juga: Viral Sedang Kawal Richard Muljadi Jogging di Bali, 2 Polisi Diberi Sanksi
Malamnya, terdakwa menggunakan telepon genggamnya membuka akun Facebook (FB) miliknya dengan membuat sebuah postingan yang menuduh korban membicarakan terdakwa di belakang.
Baca Juga: Dibawakan Roti Cucu, Sang Kakek Malah Sudah Gantung Diri
Terdakwa juga menyebut korban disertai kalimat memalukan bahkan menantang akan melapor. Korban yang bersuamikan perwira TNI AU itu merasa malu dan terhina, atas tuduhan terdakwa yang menurutnya salah dan mengandung fitnah. Apalagi menyamakan dengan monyet dalam postingannya di medsos.(***)