Gaza bak 'Neraka' Lagi, Israel Hamas Saling Menyalahkan, Beda Konsep Soal Tentara Perempuan

- 2 Desember 2023, 07:34 WIB
Seorang anak laki-laki Palestina dilarikan ke rumah sakit menyusul serangan Israel, setelah gencatan senjata sementara antara Hamas dan Israel berakhir, di Rumah Sakit Nasser di Khan Younis di selatan Jalur Gaza, 1 Desember 2023.
Seorang anak laki-laki Palestina dilarikan ke rumah sakit menyusul serangan Israel, setelah gencatan senjata sementara antara Hamas dan Israel berakhir, di Rumah Sakit Nasser di Khan Younis di selatan Jalur Gaza, 1 Desember 2023. /REUTERS/Ibraheem Abu Mustafa/

 

INDOBALINEWS - Usai gagalnya upaya perpanjangan gencatan senjata jeda kemanusiaan antara Israel dan Hamas Palestina, Perang Gaza berkobar lagi dengan sejumah serangan Israel pada kantong-kantong targetnya.

PBB mengatakan bahwa perang yang kembali meletus akan memperburuk krisis kemanusiaan ekstrem yang telah terjadi di wilayah kantung Palestina itu.

"Neraka dunia telah kembali ke Gaza," kata Jens Laerke, juru bicara kantor kemanusiaan PBB di Jenewa.

Baca Juga: Keberuntungan Asmara Cancer, Leo dan Virgo, Simak Ramalan Zodiak Jumat, 1 Desember 2023

Beberapa jam setelah jeda berakhir, otoritas kesehatan Gaza melaporkan bahwa 109 orang tewas dan puluhan lainnya terluka akibat serangan udara Israel.

Kondisi panas ini membuat kedua belah pihak yang bertikai saling menyalahkan atas kegagalan perpanjangan jeda kemanusiaan itu sehingga pertukaran warga Israel yang disandera dan warga Palestina yang ditahan tidak bisa dilanjutkan.

Jeda yang dimulai pada tanggal 24 November itu telah diperpanjang dua kali. Israel mengatakan bahwa jeda akan diteruskan jika Hamas membebaskan 10 orang sandera setiap hari.

Baca Juga: Resmi! Kini Bandara Ngurah Rai Layani Penerbangan Langsung dari India

Namun, setelah sepekan jeda berlangsung, para perunding menemui jalan buntu pada menit-menit akhir ketika mencari formula untuk membebaskan lebih banyak sandera.

Israel menuduh Hamas menolak membebaskan semua perempuan yang disandera. Seorang pejabat Palestina mengatakan bahwa kegagalan dipicu perbedaan tentang tentara wanita Israel.

Qatar, yang berperan sentral dalam upaya mediasi, mengatakan bahwa upaya negosiasi untuk memulihkan jeda kemanusiaan masih berlangsung. Namun, serangan Israel ke Gaza telah menyulitkan upaya itu.

Baca Juga: Mahfud MD Bicara Norma Hukum dan Pancasila serta Puji Peran Soekarno

Pemerintah AS menegaskan bahwa mereka terus berupaya memperpanjang jeda kemanusiaan di Gaza dan Presiden Joe Biden akan terus terlibat secara intens dalam upaya membebaskan sandera.

Israel bersumpah untuk melenyapkan Hamas sebagai balasan terhadap serangan kelompok itu pada tanggal 7 Oktober, yang menurut Israel telah menewaskan 1.200 orang dan menyandera 240 lainnya.

Otoritas kesehatan Palestina menyebutkan lebih dari 15.000 warga Gaza telah tewas, sedangkan ribuan lainnya hilang dan diduga terkubur di bawah reruntuhan bangunan yang hancur.

Baca Juga: Ganjar: Alhamdulillah Saya Awali Desember Ini dengan Sowan ke Saudara-saudara di Kupang

PBB mengungkapkan hingga 80 persen dari 2,3 juta jiwa penduduk Gaza telah terusir dari rumah mereka dan tidak bisa keluar dari wilayah yang sempit itu. Banyak dari mereka yang terpaksa tidur di tempat-tempat penampungan darurat yang apa adanya.

"Anas, anakku!" Aku tak punya siapa-siapa selain kamu," ratap ibunda Anas Anwar al-Masri, bocah laki-laki dengan luka di kepala yang terbaring di tandu di lorong Rumah Sakit Nasser di Khan Younis pada Jumat 1 Desember 2023. 

Lebih ke selatan di Rafah, warga menggendong beberapa anak kecil, yang berlumuran darah dan debu, keluar dari sebuah rumah yang terkena serangan Israel.

Mohammed Abu-Elneen, anak pemilik rumah, mengatakan bahwa rumah itu menjadi tempat berlindung warga yang mengungsi dari tempat lain.

Baca Juga: Liga 1: Thomas Doll Pusing Gustavo Almeida Absen Bela Persija Jakarta selama 3 Pekan

Di rumah sakit terdekat, Abu Yousef al-Najjar, korban luka-luka pertama yang dirawat adalah sejumlah pria dan bocah laki-laki.

Warga Gaza mengaku khawatir pengeboman di Gaza selatan bisa menjadi awal merembetnya perang ke daerah-daerah yang sebelumnya disebut Israel sebagai tempat aman.

Selebaran yang disebarkan Israel di daerah timur Khan Younis memerintahkan warga di empat kawasan untuk mengungsi, bukan ke daerah lain di Khan Younis seperti sebelumnya, melainkan lebih ke selatan ke Kota Rafah yang sesak di perbatasan Mesir.

Baca Juga: Disebut tak Terlalu Jor Joran di Bursa Transfer dan Hanya Boyong Pemain PSIS, Begini Kata Teco

"Kalian harus mengungsi segera dan pergi ke tempat perlindungan di daerah Rafah. Khan Younis adalah zona pertempuran berbahaya. Kalian telah diperingatkan," demikian bunyi tulisan berbahasa Arab pada selebaran itu.

Israel merilis tautan ke peta yang menunjukkan bahwa Gaza dibagi menjadi ratusan distrik, yang menurut mereka akan digunakan untuk menunjukkan daerah mana saja yang aman. ***

 

Editor: Shira Ade

Sumber: Reuters


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x