Cakap Digital Saja Tidak Cukup, Etika Perlu Diterapkan Saat Berinternet

1 Juni 2021, 09:45 WIB
Ilustrasi internet /PIXABAY.COM/

INDOBALINEWS - Dalam rangka mewujudkan masyarakat indonesia yang paham akan literasi digital, Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo) bekerja sama dengan Siberkreasi menggelar acara Webinar Literasi Digital di Kabupaten Sikka Nusa Tenggara Timur (NTT) pada Senin 31 Mei 2021.

Melalui webinar ini, Kemkominfo berharap dapat mendorong masyarakat menggunakan internet secara cerdas, positif, kreatif, dan produktif.

Dalam pidato pembukaan Webinar Literasi Digital – Kabupaten Sikka, Nusa Tenggara Timur, Presiden Joko Widodo mengajak masyarakat untuk mengisi ruang digital dengan konten kreatif dan positif sehingga dapat meningkatkan kesejateraan masyarakat. Untuk itu diperlukan kerja keras dari pemerintah untuk melakukan edukasi literasi digital.

Baca Juga: Bela Anak yang Berkelahi, Seorang Ayah Aniaya Juru Parkir dengan Stik Bisbol

“Makin cakap kemampuan digital masyarakat, kian besar potensi ekonomi bertambah. Untuk mencapai itu perlu diperbanyak konten positif dan gunakan internet untuk kegiatan edukasi yang kreatif,” kata Presiden Joko Widodo.

Dr. Jonas KGD Gobang,S.Fil, MA, Dekan Komunikasi Universitas Nusa Nipa, Maumere, salah satu pembicara mengatakan literasi digital tidak boleh hanya untuk meningkatkan kemampuan digitalisasi masyarakat, tapi juga perlu menekankan pentingnya beretika dan bijak dalam penggunaan internet.

Baca Juga: Satpam Bunuh Cewek Aplikasi MiChat, Rampok Barang Korban Buat Judi Online

Menurutnya, Indonesia sedang beradaptasi dengan perubahan dan perkembangan teknologi. Untuk itu, literasi digital wajib dilakukan ke seluruh Indonesia.

“Perlu ditekankan, dalam melakukan literasi digital, pemerintah perlu juga mensosialisasikan etika berinternet. Tanpa etika, cakap digital bisa memberi pengaruh buruk. Jadi, kita harus cakap menyebarkan kebaikan, kegunaan kebenaran dan bukan ujaran kebencian,” ujar Jonas dalam Webinar dengan moderator Yulian Noor ini.

Baca Juga: Kepepet Butuh Pinjol? Ini Ciri-Ciri Fintech Ilegal atau Legal

Ia menyinggung juga soal radikalisme berbasis digital yang juga perlu diwaspadai. Menurutnya kemajuan teknologi perlu dilihat juga dari digital ethics juga. Perspektif kesadaran etika yang baik sehingga mampu menggunakan taknologi secara baik.

“Perspektif etik harus disadari, skeptisisme itu perlu dan merupakan sikap ilmiah. Kita perlu ragu-ragu pada tiap informasi dan mencari tahu sehingga konsumen tak alami kerugian dan hilang kepercayaan,” jelasnya.

Baca Juga: Kasus Dugaan Korupsi Pengadaan Masker 2,9 M, Giliran Kantor Dinsos Karangasem Digeledah

Jonas juga membagikan tips beretika dalam bertransaksi di pasar digital. “Untuk pedagang harus mengutamakan kejujuran, menjaga kualitas produk, usahakan yang difoto seusia dengan produk apa adanya, hindari upaya merugikan konsumen secara moril dan materil,” jelasnya.

Sementara bagi konsumen harus menyadari juga soal kejujuran, membayar harga produk sesuai dengan yang tertera, memberikan review/rate sesuai dengan layanan yang diterima serta hindari upaya mencemarkan nama baik pedagang.

Baca Juga: Depresi PHK dan Ditinggal Isteri Minggat, Pria di Tabanan Pilih Gantung Diri Tinggalkan 5 Lembar Surat

Sementara itu I Gusti Ayu Alma, Si, Kom.SC., Personal Branding Coach dalam paparannya berjudul “Stay Productive dan Creative Saat Pandemi” menjelaskan tentang tips-tips yang bisa dilakukan semasa pandemi untuk mengisi keterbatasan kita di masa pandemi.

Gusti Ayu Alma, Si, Kom.SC., Personal Branding Coach membagikan tips berinternet sehat dan kreatif di masa pandemi. Di antaranya, berpikir positif, menonton tayangan positif termasuk mental. Untuk fisik berolahraga teratur, menjaga emosional dengan menjauhkan diri dengan berita hoaks.

“Sebisa mungkin selalu terkoneksi dengan keluarga dan teman-teman secara online. Juga penting adalah bisa mengikuti kegiatan kelas online dan bertemu dengan orang orang di virtual untuk menjaga keamaan diri.

Baca Juga: Seorang DJ Nekat Bunuh Diri di Dekat Jembatan Suluban Pecatu Jimbaran Bali

Internet juga bisa digunakan untuk meningkatkan kapasitas diri karena banyaknya ilmu dan pengetahuan yang bertebaran di dunia maya. “Tapi perlu diingat untuk menggunakan waktu berinternet untuk kegiatan positif. Misalnya kita bantu saudara di daerah menjual produknya sehingga ‘rebahan’ kita di rumah bisa lebih positif dan bermanfaat,” katanya.

Selaras dengan keyakinan Presiden Jokowi juga tentang pentingnya literasi digital, pembicara lain Wibi Andrino SH, MH anggota DPRD DKI Jakarta mengatakan perlu kehati-hatian dalam menggunakan dunia digital yang memang sudah menjadi suatu keharusan di era globalisasi.

Baca Juga: Terkuak Pelaku Penistaan Agama Soal Nyepi Karena Sakit Hati Lantas Membajak Akun Facebook

“Harus ada keamanan siber bagi pengguna internet. Data-data kita bisa disalahgunakan, setiap bentuk aplikasi atau provider medsos yang sudah melibatkan warga Indonesia harus memiliki kerjasama dengan pemerintah karena data data rawan untuk disalahgunakan,” ujar Wibi yang menjabat sebagai Ketua Fraksi Partai Nasdem DPRD Jakarta yang juga memiliki usaha kopi UMKM ini.

Wibi memberi saran, tips dan trik untuk menghindari penipuan di dunia digital. Di antaranya, pengguna internet harus menjaga kerahasiaan diri, membuat password yang kuat dan aman di semua akun digital. Juga jangan sembarangan mengunduh aplikasi di ponsel dan laptop.

Baca Juga: Ibu dan Anak Tewas Saat Melukat, Terseret Arus Muara Sungai Pura Campuhan

“Liat reviewnya di Apps Store, jangan asal unduh, pilih yang bekerjasama dengan pemerintah Indonesia. Pastikan selalu lock out setelah bertransaksi dan gunakan jaringan wifi atau VPN yang aman. Juga jika ada kejahatan laporkan penipuan online melalui media lapor online atau ke polisi,” imbuh Wibi.

Ia juga mengatakan perlindungan hukum bagi belanja online, ada dalam undang-undang No 8 tahun 1999 tentang perlindungan konsumen. Dikatakannya pemerintah sudah melakukan upaya untuk membatasi ruang bagi kriminal siber. Dan garda terdepannya adalah kominfo.

Baca Juga: Terjadi Lagi WNA Bunuh Diri di Bali, Diduga Depresi Jerat Leher Pakai Kain Batik

“Jika masyarakat masih memakai cara lain untuk masuk ke situs yang sudah diblock Kominfo, ini yang harus kita sadari juga. Coba tingkatkan nalar pikir kalau sesuatu yang dibatasi itu pasti ada alasannya yang terutama adalah untuk melindungi kita dari kejahatan siber yang berbahaya termasuk mengambil data pribadi kita oleh pihak ketiga yang tidak bertanggung jawab,” jelasnya.

Editor: Shira Ade

Tags

Terkini

Terpopuler