Indonesia, Negara Terbesar Kedua yang Menghasilkan Sampah Terbanyak di Dunia

- 3 Oktober 2021, 13:20 WIB
Ilustrasi sampah.
Ilustrasi sampah. /Kayong Today/

 

 

INDOBALINEWS - Indonesia adalah negara terbesar kedua yang menghasilkan sampah terbanyak di dunia. Salah satu penyumbang sampah terbesar adalah sampah makanan.

Bagaimana untuk mengatasi masalah ini? Pada Sabtu, 2 Oktober 2021, TM Share Volume 150 membahas tema “Sayangi Bumi dengan Mengurangi Sampah Makanan”.

Diskusi ini menghadirkan Marsel Tansil Tungka, Jaqualine Wijaya, Cogito Ergo Sumadi Rasan dan Titik Eka Sasanti sebagai narasumber, dengan Vania Febriyatie sebagai moderator, dan Rifqi Afdillah dari Terasmitra sebagai MC.

Baca Juga: Liga Spanyol: Luis Suarez Ungkap Isyarat Telepon Setelah Jebol Gawang Barcelona

Marsel Tansil Tungka, CEO dan Founder Yumm.it  menyampaikan bahwa food waste merupakan problem di seluruh dunia. Yumm.it melalui food savior app membantu menyelamatkan makanan sisa yang ada di restoran, supermarket, dan bakery sebelum tutup.

"Sehingga tidak ada sampah organik di hari berikutnya. Tumpukan sampah merupakan kumpulan gas metana yang berbahaya bagi bumi. Dengan mengurangi sampah makanan, lingkungan akan terjaga dan bumi akan selamat," jelas Marsel Tansil dalam pernyataan resmi Terasmitra kepada redaksi Minggu 3 Oktober 2021.

Baca Juga: Sudah 5 Hari Tak Diketahui Rimbanya, Seorang Nenek Hilang di Seputar Air Terjun, Buleleng

Sementara Jaqualine Wijaya, Co-founder & Community Lead of Food Sustainesia, memberikan sudut pandang dari sisi konsumen. Anak-anak muda masih banyak yang kurang memiliki kesadaran juga informasi tentang food waste.

Untuk itu perlu adanya sustainable behavior, yaitu berpikir sebelum makan, karena yang kita lakukan akan berdampak tidak hanya bagi kita namun juga bagi bumi dan seluruh makhluk hidup.

Baca Juga: Rampok Uang Negara Rp22,78 Triliun, Aset Benny Tjokro di NTB Disita Kejagung RI

Sedangkan Cogito Ergo Sumadi Rasan, General Manager Foodcycle Indonesia, berbagi tentang program food cycle point untuk mencapai zero food waste dan zero hunger.

Yang pertama adalah collection point dengan memberikan donasi makanan yang berasal dari perusahaan maupun individu dengan makanan kemasan. Yang kedua yaitu distribution point dengan mendistribusikan sembako, makanan grosir, dan makanan siap saji kepada mereka yang membutuhkan. 

Baca Juga: Qatar Airways Sabet Predikat Maskapai Terbaik dari Skytrax Keenam Kali

"Mulai Oktober 2021 ada food cycle point boxes di beberapa tempat dimana siapapun bisa menyumbangkan makanannya di dalam kotak-kotak tersebut," bebernya.

Narasumber terakhir, Titik Eka Sasanti, Founder Gita Pertiwi, menjelaskan tentang sampah pangan untuk ketahanan pangan dan gizi. Ada dua pengelolaan yang bisa dilakukan, yaitu penyelamatan dengan redistribusi makanan sisa yang layak konsumsi dan pengurangan sampah pangan untuk menurunkan emisi gas rumah kaca.

Baca Juga: 'Kuda Poni' Selebgram Bali, Pelaku Live Bugil di Medsos Mengaku Tak Terima BO dari Luar

serta transformasi dengan peningkatan nilai makanan, pupuk, pakan ternak, dan potensi ekonomi. Selain itu ada program Carefood yaitu komunitas berbagi pangan serta Tebus Murah dan berbagi pangan dengan etalase.

 Vania Febriyatie selaku moderator memandu sesi tanya jawab. Tentang pengolahan makanan sisa, ada beberapa jenis makanan seperti bongkol sayuran yang bisa ditumbuhkan lagi di rumah, dan bisa juga dengan eco-enzyme dan composting

Baca Juga: Bali Jagadhita Culture Week 2021: Digitalisasi UMKM dan Pariwisata Bali

Mengenai pola makan anak agar tidak menyisakan sampah makanan, bisa melalui edukasi di sekolah dan edukasi langsung pada orangtua, serta dengan menanamkan kebiasaan sejak kecil melalui narasi bahwa makanan harus dihabiskan karena masih banyak orang lain yang kekurangan pangan di luar sana.

 Di satu sisi masih banyak orang yang kelaparan, namun di sisi lain masih banyak orang yang menyisakan makanannya menjadi sampah.

Zero waste dan zero hunger akan bisa tercapai jika semua pihak bekerja sama untuk mewujudkannya.  Tidak ada sampah makanan, maka bumi pun akan terjaga kelestariannya. ***

 

Editor: Shira Ade


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x