Perlukah Mengubah Kurikulum Pendidikan di Era Digital?

- 30 Oktober 2021, 12:27 WIB
Ilustrasi pendidikan.
Ilustrasi pendidikan. /Pixabay.com/Geralt

INDOBALINEWS - Era digital membuat sejumlah tantangan bagi dunia pendidikan dalam mendesain kurikulum berbasis digital. Sebab penggunaan teknologi dan data digital dalam pendidikan diharapkan meningkatkan proses dan capaian pembelajaran.

Menurut Dr. Lalu Ari Irawan, SE, M.Pd, Dosen Magister Program Pendidikan Bahasa Inggris Undikma dalam Webinar Literasi Digital wilayah Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat, Jumat 29 Oktober 2021, capaian belajar itu melalui budaya digital oleh seluruh pihak yang terlibat dalam usaha usaha pendidikan.

“Inilah yang disebut keterkaitan antara pendidikan dan digitalisasi. Untuk mewujudkannya dibutuhkan data digital yang menjadi sumber utama implementasinya,” ujar Lalu Ari dalam webinar yang dipandu oleh Eddie Bingky ini.

Baca Juga: Heather yang Bunuh dan Masukkan Ibu Kandung Dalam Koper, Bebas dari Lapas Kerobokan

Lebih lanjut kata Ari, pertanyaannya yang timbul saat ini adakah kebutuhan melakukan pengubahan kurikulum dalam era digital?

Sebab kurikulum dikembangkan melalui keputusan politik yang mempertimbangkan kondisi dan dinamika yang berkembang di tengah masyarakat. Selain itu pertimbangan lain adalah arah gerak di tingkat global serta realitas perubahan dunia secara fisik.

Baca Juga: Perempuan Muda di Denpasar Nekat Gantung Diri, Sempat Mengeluh Sering Sakit Perut dan Kepala 

“Secara naluriah perkembangan teknologi kemudian diserap ke dalam praktik praktik pendidikan. Dan teknologi digital dan informasi menggeser paradigma berpikir dan mengubah cara memandang berbagai persoalan yang ada,” bebernya.

Pendidikan tidak diberikan pilihan melainkan dipaksa melakukan adaptasi cepat. Saat ini metode menghafal itu sekarang mau ditinggalkan karena untuk apa menghafal kalau Google selalu ada buat kita dan anak-anak juga kerap memakai google.

Baca Juga: Presiden Joko Widodo Berharap Jurnalis Praktikan “Jurnalisme Bijak”

Sementara itu teknologi dalam pendidikan harus dilihat sebagai proses meningkatkan potensi nilai tambah pada peserta didik melalui pengalaman belajar yang mereka dapatkan di sekolah. Hal ini sudah lama dilakukan dengan berkembangnya IPTEK.

Teknologi informasi dan komunikasi (TIK) menggabungkan bidang teknologi seperti perkomputeran, teknologi komunikasi dan elektronik dan bidang informasi seperti data, fakta dan proses. Penerapan TIK dalam dunia pendidikan menuntut perubahan paradigma yang signifikan meliputi aktivitas media sumber, metode dan asesmen pembelajaran serta evaluasinya.

Baca Juga: Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar Ditetapkan Menjadi Wakil Presiden Centrist Democrat International

Terkait prinsip-prinsip pembelajaran digital merupakan kebebasan, kemandirian, keluwesan, keterkinian, kesesuaian mobilitas dan efisiensi. Dan untuk membangun pendidikan digital dibutuhkan sejumlah hal yaitu infrastruktur, sumber daya manusia, basis data materi, learning management system dan keamanan digital.

Pembelajaran digital memberikan kontribusi secara kuantitas terhadap interaksi belajar mengajar. Interaksi belajar itu secara kuantitas tidak hanya melibatkan murid dan guru. Melalui Digital Learning interaksi akan terjadi antar pembelajar dan pembelajar pembelajar dengan pengajar pembelajar dengan lingkungan atau pembelajar dengan media.

Baca Juga: Kasus Pengeroyokan Pembeli Mobil di Denpasar: Tak Ada Oknum Aparat Terlibat

Bisa jadi terjadinya terjadinya pembelajaran itu tidak hanya mengandalkan sumber belajar dari guru tapi dari media pun bisa mendapatkan pengetahuan yang dibutuhkan oleh siswa.

Selain Lalu Ari juga hadir pembicara lainnya yaitu Chyntia Andarinie Founder Mom Influencer Indonesia, Alex Iskandar, IMFocus Digital Consultant dan Putri Langi sebagai Key Opinion Leader.

Baca Juga: Jangan Lupa Cicipi Kuliner Rujak Natsepa Jika ke Maluku Tengah

Webinar Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 - untuk Indonesia #MakinCakapDigital diselenggarakan Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo) bersama Siberkreasi. Kegiatan ini menargetkan 10.000.000 orang terliterasi digital pada tahun 2021, hingga tercapai 50 juta orang terliterasi digital pada 2024.

Kegiatan ini merupakan bagian dari program Literasi Digital di 34 Provinsi dan 514 Kabupaten dengan 4 pilar utama. Di antaranya Budaya Bermedia Digital (Digital Culture), Aman Bermedia (Digital Safety), Etis Bermedia Digital (Digital Ethics), dan Cakap Bermedia Digital (Digital Skills) untuk membuat masyarakat Indonesia semakin cakap digital.

Editor: Shira Ade


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x