"Tupperware telah memulai perjalanan untuk membalikkan operasi kami dan hari ini menandai langkah penting dalam menangani posisi modal dan likuiditas kami," kata CEO Tupperware Brands Miguel Fernandez.
Hal yang menyebabkan terjadinya krisis keuangan besar pada perusahaan ini karena kalah saing dengan kompetitor yang mulai menjamur. Harga yang ditawarkan pun jauh lebih murah.
Adapun pelaporan peningkatan penjualan (year-on-year/yoy) yang telah dilaporkan tahun 2017, baru dilaporkan kembali tahun 2020.
Baca Juga: Pelunasan Biaya Haji Reguler Dibuka Kemenag, Simak Besarannya
Hal tersebut mengakibatkan New York Exchange memberi peringatan beberapa kali kepada Tupperware.
Keterlambatan laporan tersebut dapat menyebabkan dihapusnya saham Tupperware dari bursa saham.
Neil Saunders seorang analis ritel dari Global Data Retail mengungkapkan analisisnya tentang ketidakmampuan Tupperware dalam bersaing dengan kemajuan jaman.
Baca Juga: Menarik, Limbah Kulit Kopi Jadi Pakan Ternak Hasil Uji Tim PKM Program Pascasarjana Warmadewa
Menurutnya, perusahaan tersebut tidak melakukan inovasi untuk menarik minat anak muda masa kini.
Karena hal tersebut perusahaan yang berdiri di tahun 1946 itu mengalami penurunan penjualan dari tahun ke tahun.