Perjalanan Kecap di Indonesia, Awalnya Ditolak sekarang Paling Diminati

- 29 September 2020, 06:35 WIB
ilustrasi kecap/ PublicDomainPictures/ Pixabay
ilustrasi kecap/ PublicDomainPictures/ Pixabay /

INDOBALINEWS – Tentu ketika mengonsumsi atau mengolah makanan, tambahan kecap menjadi hal yang penting untuk menghasilkan cita rasa yang nikmat.

Tapi, apakah Anda mengatahui jika perjalanan kecap ini memiliki sejarah yang cukup panjang? Bahkan menggabungkan dua budaya yang berbeda.

Baca Juga: Resep Membuat Jaja Sate, Enak dan Mudah Dibuat

Dikutip indobalinews dari laman indonesia.go.id. Selasa, 29 September 2020. Awal perjalanannya, pertama kali pedagang Tionghoa memperkenalkan kecap asin saat sampai di tanah Jawa.

Namun oleh masyarakat kecap itu kurang digemari dan tidak laku. Gula kelapa jadi solusi, dan kecap asin pun berubah menjadi kecap manis.

“Tanah yang datar dan subur saja menghasilkan beras, juga berbagai palawija, terutama kedelai. Ini membikin Tangerang jadi produsen kecap sejak jaman kompeni, jaman Hindia Belanda, Jepang, sampai kemerdekaan nasional. Kecap produksi sini juga dikenal sebagai kecap benteng,” demikian kutipan dari buku Jalan Raya Pos, Jalan Daendels  karya sastrawan Pramoedya Ananta Toer.

Baca Juga: Resep Membuat Donat Bombolani

Pram melukiskan kesaksiannya mengenai Kecap Benteng sebagai salah satu fragmen kisah epik pembangunan jalan 1.000 km jalan raya pos dari Anyer, Banten, hingga Panarukan, Jawa Timur, oleh penguasa kolonial Belanda Herman Willem Daendels pada 1808-1809. Wilayah Tangerang menjadi lintasan dari proyek ambisius penguasa kolonial di Nusantara.

Sejatinya kecap memang bukan produk bumbu penyedap asli Nusantara. Kecap diperkirakan sudah ada sejak 300 tahun sebelum masehi (SM). Bangsa Romawi menggunakan sebagai penambah rasa makanan. Tapi di era Romawi namanya bukan kecap melainkan liquamen.

Halaman:

Editor: Gede Apgandhi Pranata

Sumber: indonesia.go.id


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x