Politeknik KP Sidoarjo Ciptakan Inovasi Kincir Air Tambak Hemat Energi Ramah Lingkungan

11 April 2021, 21:27 WIB
inovasi kincir air tambak yang dikembangkan Politeknik Kelautan dan Perikanan Sidoarjo, Jawa Timur. Satuan pendidikan ini berada di bawah Badan Riset dan Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan (BRSDM), Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP). /Dok. HUMAS BRSDM KKP

INDOBALINEWS - Politeknik Kelautan dan Perikanan Sidoarjo, Jawa Timur berhasil membuat inovasi teknologi kincir air hemat energi dari bahan lokal dan ramah lingkungan.

Melalui berbagai uji coba di perairan tambak ikan dan udang, Politeknik ini mengembangkan mesin kincir air hemat energi bertenaga listrik yang ramah lingkungan tanpa ada gas buang dan tidak menimbulkan kebisingan.

Kepala BRSDM Sjarief Widjaja mengatakan, inovasi yang dikembangkan itu mendukung tiga program terobosan KKP pada Tahun 2021-2024.

Baca Juga: Penyelundupan 22.230 Benih Lobster dari Riau ke Singapura Digagalkan Petugas Gabungan

Baca Juga: Dua Banjar di Denpasar Jadi Kawasan Berbasis Perjuangan RI Tahun 1945 hingga 1949

Baca Juga: Hadiri Rakerda Partai Golkar, Wagub Bali Ingatkan Orientasi Parpol Jangan Hanya Eksekutif dan Legislatif

Pertama, peningkatan Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) dari sumber daya alam perikanan tangkap untuk peningkatan kesejahteraan nelayan.

"Kedua, pengembangan perikanan budidaya untuk peningkatan ekspor," ujar Sjarief dalam keterangan tertulis diterima INDOBALINEWS, Minggu 11 April 2021.

Ketiga, lanjut Sjarief pembangunan kampung-kampung perikanan berbasis kearifan lokal. Inovasi kincir tambak Politeknik KP SIdoarjo khususnya mendukung poin kedua dan ketiga.

Baca Juga: Nelayan hingga Pembudidaya di Sulawesi Utara Dapat Kucuran Pinjaman Modal KKP Capai Rp5,27 Miliar

Baca Juga: Gudang Penyimpanan Vaksin Covid-19 Dijaga Ketat Personel Pilihan Polda Bali

Baca Juga: Bali Gerakkan ASN hingga Bupati Wali Kota Galang Dana Korban Bencana NTT

Direktur Politeknik KP Sidoarjo Muhammad Hery Riyadi Alauddin, kincir tersebut berbahan baku lokal, yang memiliki tingkat komponen dalam negeri di atas 50%.

Kontruksi kincir air ini memiliki penggerak motor listrik dengan komsumsi daya 0,5 HP 1 phase, dimana gear dan rantai sebagai transmisi daya  yang mereduksi putaran mesin dari 1400 RPM menjadi 110 RPM.

"Putaran mesin hasil reduksi diteruskan poros utama berbahan baku pipa galvalum dengan ukuran 3/4 dim dan pillow block sebagai bantalan poros sehingga poros dapat berputar sempurna," tuturnya.

Baca Juga: Hadiri Rakerda Partai Golkar, Wagub Bali Ingatkan Orientasi Parpol Jangan Hanya Eksekutif dan Legislatif

Baca Juga: Kisah Heroik Soleman Ketua RT yang Selamatkan Warga Pulau Alor dari Banjir Bandang

Kincir digunakan di kolam tambak selama 1 siklus (kurang lebih 3 bulan). Untuk membuat kincir air terapung maka dipasang pipa PVC dengan ukuran 6 dim sepanjang 2 meter sejumlah 2 buah untuk menopang beban kincir air sehingga dapat terapung seimbang di atas air.

Guna menghindari percikan air tambak dan air hujan maka dipasang penutup mesin dengan menggunakan plat gavalum sehingga air tidak dapat masuk ke dalam mesin penggerak.

Kincir air merupakan salah satu sarana budidaya perikanan yang memiliki peran sangat penting dalam menciptakan kondisi agar terjadi keseimbangan ekosistem perairan tambak.

Baca Juga: Gempa Malang M 6,1 Porak Porandakan Ratusan Rumah di Jawa Timur

Baca Juga: Tips untuk Ayah Optimalkan Waktu Dampingi Buah Hati Saat WFH

Selain itu, Kincir air berperan dalam menyuplai oksigen perairan tambak dan membantu dalam proses pemupukan dan pencampuran karakteristik air tambak lapisan atas dan bawah.

Pengoperasian kincir air juga membantu dalam membersihkan kotoran-kotoran yang ada di dasar tambak sehingga menstabilkan kualitas air.

Pembuatan maupun perakitan kincir mulai dari komponen rangka sampai dengan daun kincir dikerjakan dosen dan taruna Program Studi Mekanisasi Perikanan Politeknik tersebut. 

Baca Juga: Gempa Berkekuatan M 6,7 Getarkan Pulau Jawa hingga Bali

Baca Juga: KKP Gandeng Perbankan dan BUMN Perluas Akses Pembiayaan Bagi Pembudidaya Ikan

Melalui hasil riset kolaborasi dari tahun 2015 sampai dengan sekarang, kincir ini memiliki keunggulan dibandingkan dengan yang lain. Dissolved oxygen (DO) yang dihasilkan tinggi, cakupan area maupun tinggi semburan maksimal, biaya operasional lebih murah, sparepart mudah didapatkan, perawatan mudah dikerjakan dan  tentu saja dengan harga lebih kompetitif.

Dengan adanya kincir ini diharapkan akan menekan biaya operasional budidaya udang, sehingga pendapatan menjadi lebih meningkat dan kesejahteraan petambak terwujud. ***

 

Editor: R. Aulia

Tags

Terkini

Terpopuler