Puluhan Paus Pilot Sirip Pendek Terdampar di Madura Karena Migrasi dan Berburu Makanan

- 12 April 2021, 23:37 WIB
Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) bersama tim Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Airlangga (FKH Unair) menjelaskan hasil investigasi terkait terdamparnya puluhan paus sirip di Madura di kantor KKP Jakarta, Senin 12 Maret 2021 .
Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) bersama tim Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Airlangga (FKH Unair) menjelaskan hasil investigasi terkait terdamparnya puluhan paus sirip di Madura di kantor KKP Jakarta, Senin 12 Maret 2021 . /Dok. HUMAS DITJEN PENGELOLAAN RUANG LAUT KKP

INDOBALINEWS - Terdamparnya puluhan paus Pilot Sirip Pendek (Globicephala macrorhynchus) di Pantai Modung, Kabupaten Bangkalan, Madura pada Februari lalu diduga karena tengah melakukan migrasi dan berburu makanan.

Hal itu disampaikan salah satu Tim Histopatologi FKH Universitas Airlangga, drh. Bilqisthi Ari Putra do KKP, Senin, 12 April 2021

Dia menguraikan, koloni paus pilot sirip pendek yang terdampar sedang melakukan migrasi dan berburu makanan.

Baca Juga: Bangun Semua Tempat Ibadah Kapolda Bali Ingin Implementasikan Kebhinekaan pada Lingkungan Polri

Baca Juga: Presiden Jokowi Sebut Indonesia Miliki 2.193 Startup Masuk Lima Besar di Dunia

Baca Juga: Berhenti Kenakan Masker di Kuta, Perempuan Asal Bondowoso Meninggal Ditabrak Motor dari Belakang

"Koloni paus pilot sirip pendek dipimpin oleh betina produktif dengan kondisi lapar, lemah dan mengalami gangguan pernafasan (emfisema)," urainya.

Untuk pejantan kelaparan dan mengalami gangguan pernafasan atau pneumonia granulomatosa dan gangguan jantung atau infark miokardiark.

Bilqisthi menambahkan penyebab paus pilot sirip pendek terdampar adalah disorientasi akibat kelainan otot reflektor melon pada betina utama diperburuk dengan kelaparan serta kondisi pernafasan dan pencernaan yang kurang baik.

Baca Juga: Putri Koster Ajak Seniman Bali Petik Lelaku Hidup 'Guru Alam' Umbu Landu Paranggi

Baca Juga: Modus Baru Kapal Ilegal Vietnam Kini Incar Cumi di Perairan RI

Baca Juga: Presiden Jokowi Sampaikan Dukacita Mendalam atas Korban Meninggal Gempa M6,1 di Jatim

Disorientasi timbul ketika terjadi dinamika oseanografi seperti MJO atau Madden-Julian Oscillation.

Sedangkan penyebab kematian pada betina utama maupun pejantan adalah terjadinya gagal nafas sedangkan pada anggota koloni yang lain, kematian disebabkan karena dehidrasi dan kelemahan.

Penyebab terdamparnya 52 ekor Paus Pilot Sirip Pendek yang sempat menyedot perhatian publik akhirnya berhasil diketahui.  

Baca Juga: Lele Mutiara KKP Dukung Program Ketahanan dan Kedaulatan Pangan Masyarakat

Baca Juga: Politeknik KP Sidoarjo Ciptakan Inovasi Kincir Air Tambak Hemat Energi Ramah Lingkungan

Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) bersama tim Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Airlangga (FKH Unair) menjelaskan hasil investigasi.

Direktur Jenderal Pengelolaan Ruang Laut, Tb. Haeru Rahayu menjelaskan terdamparnya 52 ekor paus pilot sirip pendek ini pada 18 Februari 2021 merupakan kejadian yang jarang terjadi sehingga perlu diketahui penyebab mamalia tersebut bisa terdampar di pesisir pantai.

"Pengetahuan ini dapat mengantisipasi kejadian serupa dan mencegah kematian mamalia laut ketika terdampar," ujarnya.

Baca Juga: Dua Banjar di Denpasar Jadi Kawasan Berbasis Perjuangan RI Tahun 1945 hingga 1949

Baca Juga: Gudang Penyimpanan Vaksin Covid-19 Dijaga Ketat Personel Pilihan Polda Bali

Tebe menambahkan dari hasil identifikasi, paus pilot yang mati sebanyak 51 ekor dan satu ekor berhasil dilepasliarkan kembali di tengah laut pada 19 Februari 2021.

Paus pilot yang terdampar memiliki panjang 2 hingga 3,5 meter dan yang terbesar memiliki panjang 5 meter, dengan berat rata-rata 300 kg sampai 3 ton.

"Bangkai paus dikubur di enam lokasi area pantai di Kecamatan Modung, Kabupaten Bangkalan dengan menggunakan 2 ekskavator.

Tim FKH Universitas Airlangga melakukan tindakan nekropsi dengan mengukur ketebalan lemak dan mengambil tiga sampel untuk proses histopatologi dan pemeriksaan mikrobiologi dengan rincian dua sampel dari paus jantan dan satu sampel dari paus betina," pungkasnya. ***

Editor: R. Aulia


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah