Begini Cerita Puneet tentang Kecintaan Turis India pada Bali dan Potential Loss di 2024 Akibat Tiket Mahal

30 April 2023, 11:00 WIB
Bincang bincang Puneet Maholtra pengusaha kuliner India di Bali Resto Queens Tandoor dengan wartawan di Cafe Pica Sudirman Sabtu 29 April 2023. /Shira Indobalinews

 

INDOBALINEWS - Kecintaan Turis India pada Bali tidak bisa dipandang sebelah mata.

Hal ini sudah dibuktikan di masa masa pandemi melanda dunia. Tak lama usai wabah ini mulai sedikit sedikit mereda wisatawan negeri Shah Rukh Khan ini menjadi salah satu yang lebih dulu berani melancong ke Indonesia khususnya Bali.

Bahkan, menurut Puneet Maholtra, pengusaha resto kuliner India Queens Tandoor sekaligus pengurus PHRI Bali,  turis India bisa dibilang sama sekali tak pernah vakum plesir ke Bali.

Baca Juga: Arus Balik Libur Lebaran 2023: Pemudik di Bandara Ngurah Rai Bali Dihibur Live Music Akustik

"Sekitar 80 persen turis di Kuta itu dari India sebelum pandemi dan bahkan saat negara lain hanys segelintir ke Bali, turis India masih 20 persen tak hilang dari Kuta," jelas Puneet saat berbincang-bincang dengan wartawan di Cafe Pica Jalan Jenderal Sudirman Sabtu 29 April 2023.

Lebih lanjut Puneet mengatakan WNA India sangat tertarik datang ke Bali, jika ada penerbangan langsung ke Bali jumlahnya bisa tiga atau empat kali lipat dari sekarang.

Baca Juga: Pertumbuhan Ekonomi Bali Menguat di 2023, Lebih Tinggi dari Realisasi Tahun 2022

Sebab, masih kata Puneet harga tiket dari India ke Bali terbilang mahal dibanding dari India ke negara tetangga kita seperti Filipina, Malaysia, Thailand dan Singapura. 

Bahkan dibandingkan tiket dari India ke Eropa, ke Indonesia masih lebih mahal.

"Dari India ke Indonesia one way sekitar 10 hingga 15 juta, dari India ke Eropa 6 hingga 7 juta, India ke Vietnam atau Thaand malah bisa 4 juta. Tapi ada pasar India yang memang suka ke Bali sehingga dengan tiket segini saja turis India masih jadi salah satu dari 5 negara manca terbanyak ke Indonesia," bebernya lagi.

Baca Juga: Wellington Carvalho Selesai, Bali United Buka Kuota Pemain Asing Baru

Hal ini juga yang menjadi kendala turis India yang ingin ke Bali. Padahal ada pasar India terutama untuk wedding party yang sangat bagus jika melihat track record selama ini.

"50 persen tamu di restoran kamu dari India dan sebagian besar juga adalah warga India yang menggelar wedding party di Bali, Selebihnya tamu dari negara lain dan turis domestik yang suka kuliner India," imbuh Puneet.

Baca Juga: Bejat! Seorang Ayah Setubuhi Anak Tiri yang Masih SMP Hinga 10 Kali, Ditolak Malah Ngancam Sakiti Ibunya

Puneet juga mengungkapkan akibat tiket yang relatif lebih mahal ke Bali dibanding destinasi negara tetangga, pada tahun 2024 nanti ada potential loss sekitar 2.000 pax.

"Ada perusaan di India yang jauh jauh sudah berencana menggelar Incentive Event di Bali bahkan top manajemennya sudah berkunjung ke Bali survei dan lain sebagainya. Namun karena dihitung-hitung cost perusahaan yang akan dikeluarkan sangat tinggi dengan membawa rombongan sebanyak itu maka venue dialihkan ke Pataya dengan harga setengahnya," ungkapnya.

Baca Juga: Tragedi Malam Takbiran Jelang Idul Fitri 2023: Mercon Membawa Petaka

Padahal wacana penerbangan langsung dari India ke Bali sudah digulirkan dejak 2016 lalu, namun hingga saat ini masih belum ada izin. Padahal potensi pasar India yang memiliki populasi 200 miliar ini sangat besar.

"Dari 200 miliar penduduk India kasarnya ada 20-30 persen pasar yang bisa "digrab", Vietnam saja bisa dapat 80.000, ke Thailandbisa 100 ribu, begitu juga Malaysia. Optimis jika penerbangan langsung akan jauh lebih tinggi lagi jumlah kedatangan turis India ke Bali," tuturnya lagi.

Baca Juga: Welcome to Bali: Para Turis Disambut Mobil Klasik nan Rupawan dari Tuksedo Studio Exhibition

Menurut data Kemenparekraf akhir tahun 2022 lalu jumlah turis Indonesia ke Indonesia sebanyak 5,61 persen tanpa direct flight dan masuk posisi 5 turis manca ke Indonesia 

Banyaknya wisman dari India membuat para pengusaha kuliner mulai banyak menghadirkan restoran yang menjual khusus makanan India di  Bali.

Dalam kesempatan itu Puneet Malhotra menceritakan bagaimana mulanya ia membuka bisnis makanan India di Bali, yang selain digandrungi warga India banyak juga wisman dari Negara lain yang penasaran, seperti Australia dan Inggris.

Baca Juga: Viral, Bule Rusia yang 'Pose Bugil' di Pohon di Bali Diganjar Deportasi, Simak Pengakuannya

Masakan yang dibuat di restorannya bahannya 90 persen diimpor dari India, dan juga ketua juru masak adalah orang India.

Pria yang sudah 24 tahun tinggal di Indonesia ini menuturkan alasan mendatangkan rempah-rempah dari India, karena rempah-rempah Indonesia dan India sangat berbeda.

Sampai cabai juga didatangkan dari India dsn dimodifikasi agar rasa tak 'sepanas' masakan di negara asalnya.

Baca Juga: Hujat Pemkab Lotim Mencuat, Hafsan Hirwan Singgung Soal Perselingkuhan

Masakan India yang disenangi di Indonesia diantaranya nasi briyani, kari ayam, roti India dan keju India (paneer).

"Kalau beras dan daging beli di Indonesia. Juru masak ini memiliki izin kerja dan izin tinggal resmi di Indonesia," jelasnya sambil menambahkan tepung juga didatangkan dari India, karena di Indonesia tidak ada yang menjual.

Baca Juga: Bea Cukai Ngurah Rai Serahkan Alkes Bule Finlandia yang Viral

Yang paling banyak dibeli nasi briyani, berasnya panjang sekitar 1,5 sentimeter, disukai orang wisatawan Taiwan, Indonesia, dan Tiongkok. Dan Kari Ayam paling laku di restorannya, karena bisa diterima oleh lidah bukan orang India.

Dengan semakin bagusnya kondisi pariwisata di Indonesia pasca pandemi dan harapannya yang masih tinggi akan ketersediaan penerbangan langsung dari India, Puneet sudah berancang ancang akan membuka setidaknya 4 lokasi restorannya di Bali pada 2024 nanti.***

 

 

 

 

Editor: Shira Ade

Tags

Terkini

Terpopuler