Network
"Tuksedo Studio merekrut para pemuda-pemudi Bali dari berbagai latar belakang baik skill dan pendidikan untuk turut belajar serta berpartisipasi dalam proses kreatif pembuatan sebuah mobil dari titik nol," jelas Gusti lagi.
Baca Juga: 19 Dokter Spesialis Jiwa Dirikan BMHC Tangani Kesehatan Mental Pasca Pandemi
Menggunakan aluminium sebagai bahan dasarnya, Tuksedo Studio menciptakan kembali mobil-mobil klasik yang memiliki pencapaian berupa prestasi pada ajang-ajang balap kelas dunia seperti Goodwood, Mille Miglia, dan Le Mans 24 Hours.
Berupaya untuk kembali menciptakan sensasi berkendara yang sama dengan aslinya, terutama dari segi performa dan estetika, Tuksedo Studio memiliki sistematika produksi dan pengerjaan mobil yang berstandar pabrik-pabrik mobil legendaris dari negara-negara asalnya.
Baca Juga: Bandara Ngurah Rai Bali Siapkan 258 extra flight Antisipasi Lonjakan Arus Mudik Lebaran 2023
Dimulai dari tahapan pengejawantahan blueprint/cetak biru masing-masing kendaraan menjadi moulding kayu atau yang biasa disebut sebagai wooden buck , seniman-seniman otomotif di Tuksedo Studio mampu membangun panel per panel, sambungan per sambungan, dan struktur per struktur dari semua bagian mobil secara handmade hingga ia menjadi satu kesatuan yang layak untuk dikendarai.
Kemampuan untuk membangun sebuah unit usaha otomotif di desa Ketewel di Bali inilah yang pada akhirnya dinilai menjadi sebuah prestasi tersendiri bagi masyarakat Bali khususnya.
Baca Juga: Tupperware Terancam Bangkrut, Saham Anjlok 90 Persen
HinggaTuksedo Studio dapat berkolaborasi dengan Manajemen Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai untuk menyelenggarakan sebuah pagelaran seni yang sekaligus bertujuan untuk menyambut para wisatawan di musim liburan ini. Mengusung tema “Welcome to Bali”.
“Opening Ceremony diselenggarakan di depan signage Bali - Island of Paradise di Terminal Kedatangan Domestik dengan harapan apa yang kami berikan di sini bisa menjadi memberikan warna baru bagi bandara di Indonesia, ‘hidangan pembuka’ atas wajah baru Pulau Dewata juga bukti bahwa Bali telah bangkit dari masa pandemi tidak hanya dari segi pariwisata tapi juga dari seni, budaya, sains, dan ekonomi,” lanjut Laksmana Gusti.
