Pandemi Tak Patahkan Semangat Pengrajin Gerabah di Bali untuk Berkarya

- 12 Maret 2021, 09:07 WIB
Kerajinan gerabah di Banjar Basang Tamiang, Kelurahan Kapal, Desa Kapal,  Kabupaten Badung, Bali.
Kerajinan gerabah di Banjar Basang Tamiang, Kelurahan Kapal, Desa Kapal, Kabupaten Badung, Bali. /Indobalinews/Gung De

INDOBALINEWS - Hampir seluruh sektor usaha mengalami keguncangan hebat selama setahun pandemi Covid-19 melanda bangsa ini.

Sektor usaha gerabah untuk perlengkapan upacara adat di Bali pun ikut terdampak. Apalagi dengan adanya pembatasan pelaksanaan upacara selama pandemi, membuat permintaan gerabah menurun drastis.

Kondisi ini sebagaimana dialami para pengrajin gerabah di Banjar Basang Tamiang, Kelurahan Kapal, Desa Kapal,  Kabupaten Badung, Bali.

Baca Juga: Kecelakaan Bus Sumedang : Diselidiki Kelebihan Muatan Hingga Supir Pakai Aplikasi Peta Online

"Tentu terjadi penurunan permintaan sejak pandemi mendera," kata I Ketut Subrata, salah seorang pengrajin gerabah saat ditemui di Kapal, Badung, Kamis 11 Maret 2021.

Ia tak menampik, pembatasan kegiatan termasuk pembatasan kegiatan adat membuat permintaan akan gerabah sepi.

Padahal, permintaan produk gerabah yang paling banyak biasanya untuk kebutuhan upacara, terutama Pitra Yadnya.

Baca Juga: Libur Nyepi, Ini Jadwal Penutupan Layanan ATM dan Perbankan di Bali

"Tentu menurun pesanannya karena tidak ada upacara ngaben massal selama pandemi ini," ujar Ketut Subrata.

Ia menjelaskan, sebelum pandemi Covid-19 pesanan datang dari sebagian daerah di Bali sangat tinggi. Bahkan sekali pesan bisa mencapai ratusan pcs gerabah, mulai dari jenis Coblong, Payuk Pere, Caratan Alit, Paso hingga Senden.

"Langganan ada dari Karangasem, Buleleng, Klungkung dan beberapa daerah lainnya di Bali. Biasanya paling ramai pada bulan Agustus dan September," bebernya.

Baca Juga: Ini Manfaat Berdiri, Dari Bakar Kalori Hingga Kurangi Risiko Penyakit Jantung

Menariknya meski pandemi mendera hingga berdampak pada melorotnya penjualan, Ketut Subrata bersama pengrajin gerabah lainnya tak patah semangat.

"Kami akan tetap berkarya. Kami tetap berharap mendapatkan penghasilan yang cukup. Untuk memenuhi kebutuhan hidup saja sudah kami syukuri," tutur Ketut Subrata.

Ia berharap, wabah virus corona ini segera berlalu dan perekonomian kembali pulih seperti biasanya.***

Editor: M Susanto Edison


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x