INDOBALINEWS - Dedikasi pecalang atau polisi adat Bali tak bisa diragukan lagi. Apalagi di era pandemi. Pecalang menjadi ujung tombak ketaatan masyarakat untuk disiplin mematuhi protokol kesehatan, disamping para aparat keamanan lainnya.
Begitupun saat Perayaan Hari Suci Umat Hindu Nyepi di Bali yang berlangsung Minggu 14 Maret 2021. Setiap banjar dan lingkungan perumahan merasa aman dengan kehadiran para pecalang yang dikoordinir Banjar masing-masing.
Saat Nyepi semua umat Hindu di Bali yang merayakan harus mematuhi empat brata penyepian yaitu amati geni (tiada berapi-api/tidak menggunakan dan atau menghidupkan api), amati karya (tidak bekerja), amati lelungan (tidak bepergian), dan amati lelanguan (tidak mendengarkan hiburan).
Baca Juga: Nyepi 14 Maret 2021 di Bali Jaringan Internet Tetap Hidup, Hanya...
Baca Juga: Virus Corona Varian Baru P1 Sudah Terdeteksi di Filipina
Sehingga suasananya memang benar-benar sepi hanya para pecalang atau pengaman desa adat yang boleh keluar rumah untuk melakukan pengamanan di lingkungan masing-masing dengan berjalan kaki.
Seperti yang dikatakan oleh Drh. Dewa Made Hartanaya, Ketua Pecalang Perumahan Kori Nuansa di Taman Griya Jimbaran Bali. Dengan sekitar 100 personel yang dikoordinirnya, drh Dewa dengan semangat melaksanakan patroli dan menjaga keamanan di lingkungan sekitar.
"Hal ini dikarenakan umat Hindu yang merayakan Nyepi tidak diperkenankan beraktivitas di luar rumah. Hanya para pecalang yang bertugas yang boleh berjaga dan menertibkan masyarakat agar pelaksanaan Nyepi berjalan lancar," ujar drh Dewa Made Hartanaya yang dikutip indobalinews.com.
Baca Juga: Siaran Langsung Prosesi Pernikahan Atta-Aurel Diprotes, Begini Alasan KNRP