Pekan Kebudayaan Nasional 2021, Jokowi: Nenek Moyang Wariskan Kearifan dan Ilmu Pengetahuan

- 20 November 2021, 19:10 WIB
Puncak Pekan Kebudayaan Nasional digelar pada  19-26 November 2021. Jadwal bisa dilihat di kanal budaya Indobesiana.tv dan dapat disaksikan tanpa batas di laman PKN.id
Puncak Pekan Kebudayaan Nasional digelar pada 19-26 November 2021. Jadwal bisa dilihat di kanal budaya Indobesiana.tv dan dapat disaksikan tanpa batas di laman PKN.id /PKN.ID

INDOBALINEWS - Indonesia memiliki kekayaan dan keberagaman kebudayaan yang diwariskan oleh nenek moyang bangsa.

Dengan keberagaman tersebut, Indonesia memiliki peluang untuk menumbuhkan pengetahuan.

Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyampaikan hal tersebut saat membuka Pekan Kebudayaan Nasional (PKN) 2021, Jumat 19 November 2021, secara virtual dari Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat.

Baca Juga: Jadwal Race 1 World Superbike Sirkuit Mandalika Lombok, Minggu 21 November 2021

“Berangkat dari kekayaan kebudayaan dan kekayaan hayati kita, Indonesia mempunyai peluang besar untuk menumbuhkan ilmu pengetahuan yang berbasis dari peradaban Indonesia,” ujar Jokowi dikutip dari laman Setkab.

Kata dia banyak hal yang dapat dipelajari dan dirujuk dari ilmu pengetahuan dan kearifan masa lalu karya nenek moyang bangsa, termasuk yang tidak tertulis dalam buku literatur atau artikel ilmiah modern.

“Ilmu pengetahuan dan kearifan masa lalu tersebut mungkin tidak tertulis dalam buku literatur atau artikel ilmiah dalam standar modern kita tetapi ilmu nenek moyang kita itu (diwariskan) dalam bentuk narasi lisan, skrip drama, dan pewayangan, serta berbagai kebiasaan-kebiasaan.  Semua itu adalah warisan kebudayaan yang kaya kearifan dan ilmu pengetahuan,” tuturnya.

Baca Juga: Cuaca Buruk di Sirkuit Mandalika Lombok, Race 1 World Superbike Ditunda

Warisan kearifan dan ilmu pengetahuan tersebut, lanjut Jokowi, mungkin tidak terjelaskan secara metodologi modern.

Oleh karena itu, menjadi kewajiban bangsa Indonesia untuk meneliti dengan bijak semua warisan kebudayaan tersebut dalam nalar modern dan metodologi yang dikembangkan sendiri.

Ia mencontohkan Indonesia berpeluang untuk menjadikan jamu sebagai obat modern yang terbukti secara ilmiah.

“Jangan tergesa menyimpulkan suatu adat atau suatu kebiasaan masyarakat asli kita itu tidak baik atau buruk, bisa jadi hanya karena kita belum mampu menjelaskannya secara ilmiah,” imbuhnya.

Baca Juga: World Superbike 2021 Berkah bagi Pelaku UMKM, Penjualan Meningkat 80 Persen

 Lebih lanjut, Jokowi menekankan pentingnya pelestarian budaya, sebagai bagian dari upaya untuk mewujudkan cita-cita Indonesia maju.

“Pelestarian menjadi kunci yang harus kita lakukan, selain pengembangan dan pemanfaatan untuk kemajuan Indonesia,” ujarnya.

Selain melestarikan dan belajar dari kebudayaan nenek moyang, Jokowi meminta semua pihak untuk terus memahami alam Indonesia yang sangat kaya dan sekaligus kompleks ini.

“Keberagaman hayati laut kita adalah yang terkaya di dunia, keberagaman hayati darat kita adalah yang kedua terkaya di dunia, setelah Brasil. Kekayaan keberagaman hayati ini juga harus kita lestarikan. Plasma nutfah alam Indonesia harus kita lindungi dan sekaligus kita manfaatkan untuk pembangunan yang inklusif dan berkelanjutan,” katanya.***

Editor: M. Jagaddhita


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x