INDOBALINEWS - Curhatan seorang perempuan yang diketahui berprofesi sebagai Master of Ceremony di Bali menjadi ramai di media sosial.
Diketahui, Putu Dessy Fridayanti, seorang MC asal Bali itu mencurahkan pengalamannya ketika memandu acara yang dihadiri Gubernur Bali, Wayan Koster.
Baca Juga: Korea Utara Sukses Uji Coba Peluru Kendali Jarak Jauh
Ia mengaku mendapatkan diskriminasi pada salah satu acara yang dihadiri Koster. Wanita yang akrab disapa Echy tersebut mengaku baru pertama kali mendapatkan perlakuan seperti itu.
Menurut Echy, dirinya diperlakukan seperti tahanan atau maling yang tidak boleh muncul di panggung.
"Alasannya apa? Karena acara dihadiri oleh Gubernur Bali. Protokol Gubernur Bali karena MC-nya cewek jadi tidak boleh tampil, cukup suara saja terdengar," tulis Echy dalam Instagram Story yang kembali diunggah akun Instagram Stand 4 Justice, Jumat, 10 September 2021.
Baca Juga: Gerai Sentra Budaya Melayu Riau: Wadah untuk Berjejaring, Peningkatan Usaha dan Lapangan Kerja
Dalam video yang diunggah akun Instagram tersebut Echy terlihat berada di ruangan terpisah saat acara berlangsung.
Wanita yang sudah bekerja sebagai MC selama 23 tahun itu, dijaga seorang ajudan dan harus naik ke atas kursi untuk melihat keberlangsungan acara.