'Pakai Garam Bali!, Berkualitas dan Sudah Diekspor ke Berbagai Negara'

- 18 Oktober 2021, 08:16 WIB
Gubernur Bali I Wayan Koster saat berkunjung ke petani garam di Karangasem Bali, Minggu 17 Oktober 2021  mengimbau warga Bali mengkonsumsi garam lokal Bali.
Gubernur Bali I Wayan Koster saat berkunjung ke petani garam di Karangasem Bali, Minggu 17 Oktober 2021 mengimbau warga Bali mengkonsumsi garam lokal Bali. /dok Humas Pemprov Bali

INDOBALINEWS - Gubernur Bali Wayan Koster kembali menegaskan kualitas garam Bali yang diproduksi secara tradisional di kawasan Amed, Kabupaten Karangasem, Tejakula, Kabupaten Buleleng dan beberapa daerah lain sangat baik dan bahkan sudah diekspor ke berbagai negara.

"Kita punya tempat produksi garam yang punya hasil bagus, berkualitas dimanfaatkan sejak turun temurun. Utamakan dulu untuk konsumsi (lokal,red) kita," tandas Gubernur Koster saat kunjungan kerja ke sentra produksi garam Amed, Desa Purwakerthi, Kabupaten Karangasem pada Minggu 17 Oktober 2021.

Gubernur Koster yang juga didampingi Ketua Dekranasda Provinsi Bali Putri Suastini Koster mengungkapkan, selama ini garam tradisional Bali cukup terganggu pemasarannya di tingkat lokal karena gempuran garam impor.

Baca Juga: Libas China 3:0, IndonesiaJuara Thomas Cup 2020

"Lalu ada alasan SNI yang mewajibkan kandungan yodium. Padahal bicara kandungan mineral lain garam kita luar biasa, punya rasa khas yg tidak bisa disamakan produk daerah lain. Untuk itu saya terbitkan Surat Edaran Gubernur Bali Nomor 17/2021 tentang Pemanfaatan Garam Tradisional Lokal Bali," tutur Gubernur asal Sembiran, Kabupaten Buleleng tersebut.

Terkait hal tersebut pula, Gubernur menekankan bahwa ke depan produksi garam lokal Bali akan terus didorong agar bisa masuk ke pasar dan konsumen lokal Bali.

Baca Juga: Pasca Gempa Karangasem, Status Tanggap Darurat Selama 7 Hari Hingga 22 Oktober 2021

"Apalagi garam Amed sudah ada HAKI dengan indikasi geografis. Saya dorong agar Kadis Kelautan agar garam tradisional segera punya HAKI semua. Gunakan produk kita sendiri jangan malah banggakan produk luar. Kalau 4,3 juta penduduk Bali konsumsi, pasti terserap semua produk kita," tegasnya.

Ia juga mengatakan mendorong Bupati Karangasem untuk sosialisasi penggunaan garam tradisional untuk masyarakat.

Baca Juga: Lagi, Razia Balap Liar Digelar di Badung

Sementara itu, Ketua Koperasi Petani Garam Amed Karangasem, I Nengah Suanda garam hasil produksi dari Bali pengerjaannya lebih kompleks tanpa penambahan bahan kimia sehingga harganya lebih tinggi.

"Kita di Amed bisa produksi 30 ton garam per tahun dengan 4 kali panen," ujarnya.

Suanda juga menjelaskan bahwa sejatinya garam Amed dan garam tradisional lokal Bali lain telah memperoleh pengakuan dan diminati di dunia kuliner, serta telah dipasarkan secara nasional dan internasional. Di samping itu juga telah diekspor ke Jepang, Korea, Thailand, Prancis, Swiss, Rusia, dan Amerika Serikat.

Baca Juga: Tak Terima Disebut Terafiliasi Teroris, Peradah Indonesia Resmi Proses Hukum Dosen Gayatri

Gubernur Koster beserta Putri Koster yang dalam kesempatan tersebut disertai pula oleh Kapolda Bali Irjen Pol Putu Jayan Danu Putra, Sekda Provinsi Bali Dewa Made Indra, Bupati Karangasem I Gede Dana juga mencoba memanen garam yang dikenal punya citarasa gurih khas tersebut.

Nampak pula mendampingi Kadisperindag Provinsi Bali I Wayan Jarta dan Kadis Kelautan dan perikanan Provinsi Bali Made Sudarsana. ***

Editor: Shira Ade


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x