Ini Strategi BI untuk Mendukung UMKM dan PEN di Masa Pandemi

29 September 2021, 21:11 WIB
Ekonom Ahli Kantor Perwakilan Wilayah Bank Indonesia Provinsi Bali, Donny H. Heatubun dan Beny Okta Tutuarima, Kepala Tim Implementasi KEKDA, Bank Indonesia Bali dalam Capacity Building yang digelar Bank Indonesia Kantor Perwakilan Bali di Pitaloka Sanur Rabu 29 September 2021. /Shira Indobalinews

INDOBALINEWS - UMKM di Indonesia yang berjumlah sekitar 64,2 juta memiliki peranan strategis dalam pengendalian inflasi.  Seperti yang diketahui bahwa kontribusi UMKM terhadap PDB pada 2018 mencapai 57, 24 persen.

Sementara dari indikator makroekonomi juga menunjukkan peran UMKM yang signifikan dan inklusif dengan penyerapan tenaga kerja sebanyak 97,05% (116,97 juta tenaga kerja) dan ekspor non Migas UMKM ada di angka 14,37%  (Rp293.840,9 miliar).

Dan di masa pandemi ada lebih dari 87 persen lebih pelaku UMKM yang terdampak, meski begitu masih ada 12 persen lebih lainnya yang tdak terdampak maupun yang masih bertahan.

Baca Juga: Ngaku Anggota Militer dan Judi Online, 2 WNA Nigeria dan Pantai Gading Dideportasi Karena Overstay

Hal itu dikatakan oleh Ekonom Ahli Kantor Perwakilan Wilayah Bank Indonesia Provinsi Bali, Donny H. Heatubundalam Capacity Building yang digelar Bank Indonesia Kantor Perwakilan Bali di Pitaloka Sanur Rabu 29 September 2021 dengan Topik: Pengembangan UMKM di Wilayah Kerja KPwBI Provinsi Bali.

"Peran UMKM sangat penting, yang kadang kita anggap marginal, kelihatan kotribusinya, tapi harus dipahami juga ada tantangan terhadap UMKM," ujar Donny di hadapan awak media didampingi oleh Beny Okta Tutuarima, Kepala Tim Implementasi KEKDA, Bank Indonesia Bali.

Baca Juga: Menteri Investasi/Kepala BKPM Bahlil Lahadalia: Eropa Mulai Jadikan Indonesia Tujuan Investasi Alternatif

Lebih lanjut dikatakan Donny bahwa issue yg dihadapi oleh UMKM seperti modal, daya saing, akses dan bahan baku. "Selain itu kita memahami bahwa Lembaga tak hanya BI yang aktif melakukan pembinaan, ada 18 lembaga dan institusi yang membina UMKM. Perlu sinergi kolaborasi untuk pemahama yang sama," imbuh Donny.

Untuk mendukung UMKM dan pemulihan ekonomi, ada beberapa kebijakan dan langkah strategis Bank Indonesia diantaranya adalah UMKM memasuki Global Value Chain (GVC).

Baca Juga: Cetak Gol Perdana untuk PSG, Messi Janji Akan Lebih Tajam

Dalam rangka mendorong UMKM memasuki GVC, Bank Indonesia mengimplementasikan strategi pengembangan UMKM berorientasi ekspor melalui korporatisasi, pengembangan kapasitas, dan dukungan terhadap akses pembiayaan. Strategi kedua,  Digitalisasi UMKM Terintegrasi – QRIS sebagai inovasi Digital Payment. 

Donny menyebut, langkah strategis dalam akselerasi pemulihan UMKM adalah UMKM Memasuki Global Value Chain (GVC)

"GVC memberikan kontribusi yang signifikan bagi perekonomian, namun di sisi lain partisipasi UMKM dalam perdagangan internasional dan Global Value
Chain (GVC) masih terbatas," sebutnya. 

Baca Juga: Ramalan Zodiak Rabu 29 September 2021, Ada Kejutan Apa Capricorn, Aquarius, dan Pisces?

Dalam rangka mendorong UMKM memasuki GVC, Bank Indonesia mengimplementasikan strategi pengembangan UMKM berorientasi ekspor melalui
korporatisasi, pengembangan kapasitas, dan dukungan terhadap akses pembiayaan. Strategi kedua,  Digitalisasi UMKM Terintegrasi – QRIS sebagai inovasi Digital Payment. 

Strategi lain,  sinergi Pemerintah dalam Pemulihan UMKM & Bangga Buatan Indonesia (BBI). Gernas BBI telah menjadi flagship yang mengedepankan sinergi antar K/L, BI, Pemda, Perbankan, Asosiasi, dan Media setiap bulannya yang telah memberikan dampak positif bagi pemulihan UMKM di masa pandemi.

Baca Juga: 'Kuda Poni' Selebgram Bali, Pelaku Live Bugil di Medsos Mengaku Tak Terima BO dari Luar

Bank Indonesia Perwakilan Bali melakukan pembinaan terhadap 32 UMKM yang terdiri atas 8 UMKM dengan program volatile food, 22 UMKM program berorientasi ekspor, dan 2 UMKM dengan program pengembangan ekonomi berbasis keagamaan.***

 

Editor: Shira Ade

Tags

Terkini

Terpopuler