Di Tengah Pandemi, Pengusaha Keripik Belut Tak Berkutik

21 September 2020, 13:47 WIB
Belut siap olah/ Frans Gandhi /

INDOBALINEWS - Dampak pandemi Covid-19 di Bali telah dirasankan oleh segala sektor. Seperti yang terjadi pada industri rumahan keripik belut yang juga merasakan penurunan omzet hingga 45 persen.

“Penyebab utama adalah daya beli masyarakat. Kita juga tidak bisa berbuat banyak yang penting modal berputa dulu,” kata Ida Bagus Komang Suardana selaku marketing dari Kelompok Pengolahan dan Pemasaran (Poklahsar) Keripik Belut Taman Griya, Kediri Tabanan saat ditemui di Denpasar. Senin, 21 September 2020.

Baca Juga: Program Listrik Gratis PLN Diperpanjang hingga Desember 2020, Ini Aturannya!

Sebelum pandemi, lanjutnya, dalam sebulan satu pelanggan biasanya meminta 100 kilogram dan itu sampe tiga kali pengiriman.

Saat ini, satu kali saja dalam sebulan ia bisa melakukan pengiriman hingga tiga kali untuk satu pelanggan.

Baca Juga: Wapres Harap Budaya Korea Menginspirasi Generasi Muda Indonesia

“Mungkin ditempat lagi sampai ada yang mengurangi bahkan sampai menutup produksi karena pandemi,” ucap pria yang akrab di sapa Gus Mang ini.

Demikian juga untuk keripik belut yang menyasar minimarket dan warung-warung besar, di tengah pandemi Covid-19 ini pengiriman jarang dilakukan.

Baca Juga: Turun Omset, Penjual Kue di Bali Tetap Optimis

“Sistem kami, jika barang sudah habis terjual, baru melakukan pengiriman lagi. Biasanya dihubungi jika barang sudah habis. Di tengah pandemi ini barang sulit habis,” ungkapnya.

Pria asal Buleleng ini pun mengaku di tengah pandemi penurunan omzet dirasakan hingga 45 persen. Hal tersebut menurutnya dipengaruhi daya beli masyarakat yang lemah saat ini.

Baca Juga: Bandara Ngurah Rai Bali Raih 3 penghargaan ACI 2020

Diceritakannya, usaha keripik belut yang digeluti oleh ayah mertuanya ini sudah ada sejak beberapa tahun silam.

Tidak hanya menyasar pasar di Bali, olahan keripik belutnya juga pernah mencapai beberapa daerah lainnya, seperti Sulawesi dan Kalimantan.

Baca Juga: MPR RI dan Badan POM RI Dukung Bio Farma Produksi Vaksin Covid-19

Harga jual keripik belut mulai dari Rp 5.000 per bungkus, hingga Rp 180.000 per bungkus dengan berat 1 kilogram.

Dalam pemasarannya, keripik belut tersebut pun sudah lengkap dengan PIRT dan BPOM dan diekmas kemasan menarik.

Baca Juga: Sekda DKI Jakarta Saefullah Meninggal Dunia Terinfeksi Covid-19

ebelumnya ia juga mengaku telah menyasar supermarket besar di Bali. “Sekarang permintaan minim, beberapa tempat juga tidak lagi kami suplay,” imbuhnya. (***)

Editor: Gede Apgandhi Pranata

Tags

Terkini

Terpopuler