Ekonomi Global Pulih Bertahap, Perekonomian Bali Ikut Menggeliat

21 September 2020, 15:46 WIB
BI Perwakilan Provinsi Bali memaparkan kondisi perekonomian Bali terkini dalam obrolan santai bareng media, Senin 21 September 2020 /shira ade/Dok BI Perwakilan Provinsi Bali

INDOBALINEWS - Menyusul perekonomian global yang secara bertahap mulai membaik, begitu pun perekonomian domestik yang secara perlahan di triwulan ketiga ini juga membaik, meskipun masih terbatas sejalan mobilitas masyarakat yang melandai pada Agustus 2020.

Demikian yang dikatakan oleh Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali, Trisno Nugroho, pada acara Obrolan Santai BI Bareng Media, Senin, 21 September 2020 di Denpasar.

Baca Juga: Pasar Gotong Royong BI Bali Tingkatkan Penyerapan Produk Lokal

Diungkapkan oleh Trisno pada kondisi perekonomian dunia, perkembangan ini terutama didorong oleh perbaikan pertumbuhan ekonomi di Tiongkok dan Amerika Serikat (AS). Sedangkan kinerja perekonomian Eropa, Jepang, dan India belum kuat.

Baca Juga: HotBiz, Geliat Ekspansi Bisnis Properti di Tengah Pandemi

“Perkembangan positif di Tiongkok dan AS sejalan dengan melandainya penyebaran covid-19 yang mendorong meningkatnya mobilitas masyarakat global ke level ekuilibrium normal baru dan dampak stimulus moneter dan fiskal yang cukup besar,” ujar Trisno Nugroho seperti yang dikutip oleh indobalinews.com, Senin 21 September 2020.

Baca Juga: Tour Ride WCC Diharap Bantu Putar Roda Perekonomian Bali

BI Perwakilan Provinsi Bali memaparkan kondisi perekonomian Bali terkini dalam obrolan santai bareng media, Senin 21 September 2020 Dok BI Perwakilan Provinsi Bali

Dikatakannya sejumlah indikator ini pada Agustus 2020 mengindikasikan prospek positif pemulihan ekonomi global, seperti meningkatnya mobilitas, berlanjutnya ekspansi PMI manufaktur dan jasa di AS dan Tiongkok, serta naiknya beberapa indikator konsumsi.

Baca Juga: Putri Koster : Koperasi Petani Jaga Kestabilan Harga, Pangkas Jalur Distribusi

Untuk perekonomian domestik secara perlahan juga membaik, meskipun masih terbatas sejalan mobilitas masyarakat yang melandai pada Agustus 2020. Kinerja ekspor membaik sejalan kenaikan permintaan global khususnya dari AS dan Tiongkok untuk beberapa komoditas seperti besi dan baja, pulp dan waste paper, serta CPO.

Baca Juga: Bandara Ngurah Rai Bali Raih 3 penghargaan ACI 2020

Sementara itu, konsumsi rumah tangga membaik secara terbatas seiring berlanjutnya stimulus fiskal seperti penyaluran bansos dan pemberian gaji ke-13 kepada ASN. Beberapa indikator dini menunjukkan perbaikan seperti penjualan ritel, indeks kepercayaan konsumen, dan PMI Manufaktur.

Dalam kesempatan itu, ia juga mengatakan pada Agustus 2020, Provinsi Bali kembali mengalami deflasi sebesar -0,16% (mtm), sedikit lebih rendah dibandingkan deflasi bulan sebelumnya (-0,39%).

Baca Juga: 7 Titik Pertashop Tersebar di Bali, Permudah Akses Energi ke Pelosok

 

Penurunan harga terjadi pada kelompok makanan bergejolak (volatile food) dan barang yang diatur pemerintah (administered prices), sedangkan kelompok inflasi inti (core inflation) menunjukkan peningkatan.

Penurunan harga sebagian besar disebabkan oleh berlanjutnya penurunan harga pada komoditas daging ayam ras, angkutan udara, sekolah dasar, bawang merah, dan pisang. Secara tahunan, inflasi IHK di Bali tercatat rendah sebesar 0,49% (yoy).

Baca Juga: Target Digitalisasi SPBU di Bali Capai 85% Lebih

Lebih lanjut berdasarkan Hasil Survei Pemantauan Harga (SPH) pada minggu II September 2020, perkembangan harga mengalami penurunan sebesar -0,08% (mtm). Komoditas yang menjadi penyumbang penurunan harga terdalam di Bali adalah daging ayam ras, cabai merah dan cabai rawit.

Dengan kondisi tersebut, Provinsi Bali pada bulan September 2020 diperkirakan mengalami inflasi pada kisaran 0,07% s.d. -0,13% (mtm), dan secara tahunan inflasi diperkirakan 0,92% s.d. 1,12% (yoy).  (***)

Editor: Shira Ade

Tags

Terkini

Terpopuler