KKP Latih Masyarakat Diversifikasi Olahan Ikan Pascabencana Alam di NTT

- 22 April 2021, 23:18 WIB
 Peserta ‘Pelatihan Pengembangan Diversifikasi Olahan Ikan’ dibekali dengan materi tentang wonton ikan, mini crispy ikan, bon-bon ikan, dan rolade ikan.
Peserta ‘Pelatihan Pengembangan Diversifikasi Olahan Ikan’ dibekali dengan materi tentang wonton ikan, mini crispy ikan, bon-bon ikan, dan rolade ikan. /Dok. Humas BRSDM KKP

INDOBALINEWS - Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) melalui Badan Riset dan Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan (BRSDM) menggelar ‘Pelatihan Pengembangan Diversifikasi Olahan Ikan’ bagi korban bencana longsor dan banjir bandang yang melanda Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT).

‘Pelatihan Pengembangan Diversifikasi Olahan Ikan’ pada 21-22 April 2021 diikuti 300 peserta yang merupakan masyarakat yang berasal dari Kabupaten Rote Ndao, Sumba Barat, dan Sikka.

Mereka mengikuti pelatihan ini secara daring dengan pendampingan dari penyuluh setempat.

Masyarakat dapat menyiasati peningkatan pemasaran ikan segar hasil tangkapannya menjadi berbagai produk olahan yang menarik.

Baca Juga: Krisis Politik Berujung Kekerasan Brutal, PBB: Jutaan Warga Mianyar Terancam Kelaparan

“Dengan begitu, ikan tersebut bisa lebih tahan lama, memiliki cita rasa yang berbeda, dan tentunya nilai tambah yang lebih tinggi,” ucap Kepala BRSDM Sjarief Widjaja dalam keterangan tertulis dikutip IndoBaliNews, Kamis 22 April 2021.
 
Peserta dibekali dengan materi tentang wonton ikan, mini crispy ikan, bon-bon ikan, dan rolade ikan.

Tidak hanya tentang cara pembuatan, para peserta juga dibekali cara pengemasan hingga pemasaran produk agar masyarakat dapat benar-benar mengimplementasikannya pasca pelatihan untuk menjadi alternatif sumber pendapatan keluarga.

Baca Juga: Vaksinasi Covid-19 Tiga Kawasan Hijau Rampung, Bali Siap Sambut Masuknya Wisatawan Asing

KKP mendorong olahan ikan tersebut menjadi produk-produk yang dikemas dengan baik dan menarik. Kemudian diberikan merk, izin BPOM, Kementerian Kesehatan, Dinas Perdagangan, dan seterusnya.

Dengan demikian, kata Sjarief, mereka anggota kelompok akan menjadi pelaku usaha baru olahan ikan.

Dinas Kelautan dan Perikanan setempat untuk memperluas pemasaran produk perikanan yang dihasilkan oleh masyarakat melalui jejaring yang mereka miliki.

Baca Juga: BI Ungkap Selama Dua Bulan Transaksi QRIS Seluruh Bali Nominalnya Mencapai Rp 35,51 Miliar

Pihaknya mendorong Kepala Dinas bisa mempromosikan pada kegiatan-kegiatan Dharma Wanita, PKK, pameran dan kegiatan-kegiatan lainnya yang bisa memanfaatkan hasil olahan dari para anggota kelompok ini untuk dijual dan dipamerkan sehingga bisa menghasilkan kelompok UMKM baru.

Tak hanya dipasarkan secara konvensional, ia juga mendorong agar pemasaran dapat dilakukan secara daring (online) melalui fasilitas yang ada seperti Pasar Laut Indonesia maupun e-commerce lainnya seiring dengan berkembang pesatnya pasar digital.  ***

Editor: R. Aulia


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x