Cegah Akses Milisi Taliban, Google Tutup Akun Email Pemerintah Afghanistan

- 4 September 2021, 10:38 WIB
Google search engine sebagai mesin pencari default di browser Apple, Safari
Google search engine sebagai mesin pencari default di browser Apple, Safari /gulfbusiness.com

INDOBALINEWS - Google telah menutup untuk sementara akun-akun email pemerintah Afghanistan guna mencegah penggunaan email tersebut dengan mengatasnamakan pemerintahan sebelumnya.

"Sambil konsultasi dengan para ahli, kami terus menilai perkembangan situasi yang terjadi di Afghanistan. Kami lakukan kebijakan temporer untuk mengamankan beberapa akun yang masih relevan, karena informasi masih terus masuk," kata jubir Google dalam pernyataannya.

Belum diketahui secara pasti, berapa jumlah akun email yang dapat diselamatkan oleh Google sebagaimana dilansir Indobalinews dari New York Post, Jumat 3 September 2021.

Baca Juga: Tempat Ibadah Dirusak, Komnas HAM Minta Aparat dan Pemkab Sintang Jamin Keamanan Jemaat Ahmadiyah

Sejak kejatuhan pemerintah Aghanistan bulan lalu, dikhawatirkan milisi Taliban dapat mengakses data resmi pemerintah dan mampu mengidentifikasi para pihak dan lembaga dukungan negara barat yang selama ini bekerja sama selama dua dekade.

Muncul ketakutan milisi Taliban akan melakukan tindakan balas dendam atas tindakan mereka.

Seorang mantan pegawai pemerintah Afghanistan mengatakan pada Reuters, dirinya diminta pihak Taliban untuk menjaga data di server milik Kementerian di mana dia bekerja.

Baca Juga: Menag Yaqut Cholil Kecam Perusakan Tempat Ibadah Jemaat Ahmadiyah di Kabupaten Sintang

"Jika saya lakukan itu, maka mereka bisa mengakses data berikut komunikasi resmi dari para pimpinan di kementerian tersebut," kata seseorang yang tak mau mematuhinya dan kini dalam persembunyian.

Menurut Reuters, sekitar dua belas kementerian di pemerintahan Afghanistan menggunakan Google untuk email resminya, seperti kementerian keuangan dan industri dan biro protokol kepresidenan.

Sedangkan lembaga-lembaga lain, termasuk kementerian luar negeri dan kantor kepresidenan menggunakan email dari Microsoft.

Baca Juga: Sertifikat Vaksin Presiden Jokowi Bocor, PSI Desak Pengesahan RUU Perlindungan Data Pribadi

Sejauh ini, belum ada konfirmasi dari pihak Microsoft, untuk mengamankan data agar tak jatuh ke tangan Taliban.

Sementara itu kantor berita AP melaporkan, Western Union menghentikan layanannya sejak Taliban memasuki kota Kabul.

Namun layanan transfer uang akan dibuka kembali agar masyarakat Afghanistan bisa menerima kiriman dari saudaranya di luar negeri.

Baca Juga: Ditjen Bimas Hindu Guyur Bantuan Rp15,2 Miliar bagi Penguatan 110 Pasraman

Tapi bila Western Union menangkap gejala bahwa kiriman uang dari luar tersebut akan dipakai untuk Taliban, maka dananya akan dibekukan.***

Editor: R. Aulia

Sumber: New York Post


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x