Kisah Heroik Soleman Ketua RT yang Selamatkan Warga Pulau Alor dari Banjir Bandang

10 April 2021, 23:06 WIB
Soleman, Ketua RT di Desa Waisika, Kecamatan Alor Timur Laut, Kabupaten Alor, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT). /Dok. BNPB

INDOBALINEWS – Kepekaan dalam membaca tanda alam saat hujan turun deras mengguyur sebagian Desa Waisika, Kecamatan Alor Timur Laut, Kabupaten Alor, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) membuat Soleman berhasil menyelamatkan puluhan warga dari amukan banjir.

Soleman menceritakan kisah heroiknya menyelamatkan warga di lingkungan RT yang ia pimpin, disaksikan Kepala BNPB Letjen TNI Dr (HC) Doni Monardo tepat di lokasi kejadian banjir di RT nya.

Doni bersama rombongan BNPB, sejak Senin 5 April 2021 sudah berada di Nusa Tenggara Timur untuk mengkoordinasikan penanggulangan bencana.

Baca Juga: Gempa Malang M 6,1 Porak Porandakan Ratusan Rumah di Jawa Timur

Baca Juga: Kapolri Akui Kecintaannya terhadap Alim Ulama Tidak Akan Pernah Pudar

Baca Juga: Tips untuk Ayah Optimalkan Waktu Dampingi Buah Hati Saat WFH

Diceritakan Soleman, saat itu air sudah menggenang di sebagian Desa Waisika pada pagi hari tak lama setelah kokok ayam jago lebih gaduh dari biasanya.

Diapun segera loncat dari tempat tidurnya. Ada firasat buruk yang menyergap perasaan Ketua RT ini saat umat Kristiani merayakan Paskah, Minggu 4 April 2021

Rupanya, firasat Soleman benar.  Tak berselang lama, air sudah menggenangi desa.

Baca Juga: Gempa Berkekuatan M 6,7 Getarkan Pulau Jawa hingga Bali

Baca Juga: KKP Gandeng Perbankan dan BUMN Perluas Akses Pembiayaan Bagi Pembudidaya Ikan

Sebagai Ketua RT, Soleman ingat tanggungjawab dipundaknya sehingga dia berlari menggedor satu pintu rumah ke pintu rumah yang lain untuk membangunkan tetangganya.

Ia mengajak warga segera bergegas lari ke arah pegunungan. Menghindari banjir yang naik dengan cepat, hingga dalam waktu singkat sudah setinggi paha orang dewasa. Kurang lebih hampir satu meter.

Puluhan warga menghambur ke arah bukit di bawah guyuran hujan dera. Lokasi desa ini berada diantara lereng pegunungan di belakang, dan hamparan Laut Banda di depan.

Baca Juga: KKP Lindungi Ikan Hiu Paus Wisata Bahari di NTB dan Gorontalo Tetap Barjalan Baik

Baca Juga: Minta Pinjaman Lunak Bunga Ringan Gubernur Koster Yakin Pelaku Pariwisata di Bali Orang Orang Baik

Akhirnya sebanyak 45 KK yang terdiri atas 85 warga, berhasil selamat dari gelombang banjir kedua yang melanda sekitar 2,5 jam setelahnya, atau sekitar pukul 07.00 WITA.

“Saat arus banjir datang lagi jam tujuh pagi, kami semua sudah berada di lokasi aman, dan semua selamat,” ucap Soleman dalam keterangan tertulis diterima INDOBALINEWS.

Meski hujan tidak juga berhenti, Soleman tetap meminta warganya bertahan di lokasi aman. Ia melarang warganya yang hendak pulang ke rumah, meski sekadar menengok.

Baca Juga: Seluruh Risiko Dijamin Pemerintah Menkeu Sri Mulyani MInta Perbankan Berani Meminjamkan Dana kepada UMKM

Baca Juga: Pemda Diminta Segera Siapkan Lahan untuk Relokasi Korban Siklon Tropis Seroja NTT

Hingga siklus 2,5 jam ketiga kembali datang. Gelombang banjir bah yang datang dari arah atas turun dengan sangat deras, membawa material apa saja yang menghalanginya.

Banjir besar menerjang pepohonan, bebatuan, pukul 09.00 – 10.00 WITA. Saat itu, kata dia Langit gelap tertutup awan dan hujan,” ujar Soleman yang menjadi juru selamat warga.

Gelombang banjir ketiga itulah yang menghancurkan hampir semua rumah warga. Tak kurang 41 rumah mengalami rusak berat dan rusak sedang. Bahkan tidak sedikit yang tercerabut dari pondasinya. Rumah seisinya bersih tersapu banjir yang kemudian terhempas ke Laut Banda.

Baca Juga: Bantuan Empat Polda dan Mabes Polri untuk Korban Banjir NTT Didistribusikan dari Bali

Baca Juga: Keluarga Presiden Jokowi Dikabarkan Kelola TMII, Moeldoko Sebut Itu Pemikiran Primitif

Usai kunjungan, Doni Monardo kembali ke Larantuka, Flores Timur. Malam hari, Doni mengajak peserta rapat koordinasi penanganan bencana NTT via zoom yang berlangsung di rumah jabatan bupati Flores Timur untuk belajar dari kisah kearifan lokal Soleman.

Seseorang yang dituakan, lalu dipilih menjadi Ketua RT, akan sangat didengar warganya. Tak bisa dibayangkan seandainya Soleman tidak menggedor-gedor rumah warga, bisa dipastikan jumlah korban jiwa akan lebih banyak.

"Peran warga sangat besar dalam mengatasi bencana alam. Bahkan, 80 persen, Tindakan penyelamatan korban dilakukan oleh warga itu sendiri. Jadi budaya gotong royong harus dimasukkan dalam program mitigasi bencana,” tandas Doni.

Apa yang dilakukan Soleman, sejalan dengan yang kerap diingatkan Kepala BNPB Doni Monardo. Yakni para pejabat pemerintah terutama bupati, wali kota, camat dan kepala desa kiranya aktif mengikuti informasi cuaca oleh BMKG.***

"

Editor: R. Aulia

Tags

Terkini

Terpopuler