Kisah Heroik Soleman Ketua RT yang Selamatkan Warga Pulau Alor dari Banjir Bandang

- 10 April 2021, 23:06 WIB
Soleman, Ketua RT di Desa Waisika, Kecamatan Alor Timur Laut, Kabupaten Alor, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT).
Soleman, Ketua RT di Desa Waisika, Kecamatan Alor Timur Laut, Kabupaten Alor, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT). /Dok. BNPB

Baca Juga: Gempa Berkekuatan M 6,7 Getarkan Pulau Jawa hingga Bali

Baca Juga: KKP Gandeng Perbankan dan BUMN Perluas Akses Pembiayaan Bagi Pembudidaya Ikan

Sebagai Ketua RT, Soleman ingat tanggungjawab dipundaknya sehingga dia berlari menggedor satu pintu rumah ke pintu rumah yang lain untuk membangunkan tetangganya.

Ia mengajak warga segera bergegas lari ke arah pegunungan. Menghindari banjir yang naik dengan cepat, hingga dalam waktu singkat sudah setinggi paha orang dewasa. Kurang lebih hampir satu meter.

Puluhan warga menghambur ke arah bukit di bawah guyuran hujan dera. Lokasi desa ini berada diantara lereng pegunungan di belakang, dan hamparan Laut Banda di depan.

Baca Juga: KKP Lindungi Ikan Hiu Paus Wisata Bahari di NTB dan Gorontalo Tetap Barjalan Baik

Baca Juga: Minta Pinjaman Lunak Bunga Ringan Gubernur Koster Yakin Pelaku Pariwisata di Bali Orang Orang Baik

Akhirnya sebanyak 45 KK yang terdiri atas 85 warga, berhasil selamat dari gelombang banjir kedua yang melanda sekitar 2,5 jam setelahnya, atau sekitar pukul 07.00 WITA.

“Saat arus banjir datang lagi jam tujuh pagi, kami semua sudah berada di lokasi aman, dan semua selamat,” ucap Soleman dalam keterangan tertulis diterima INDOBALINEWS.

Meski hujan tidak juga berhenti, Soleman tetap meminta warganya bertahan di lokasi aman. Ia melarang warganya yang hendak pulang ke rumah, meski sekadar menengok.

Baca Juga: Seluruh Risiko Dijamin Pemerintah Menkeu Sri Mulyani MInta Perbankan Berani Meminjamkan Dana kepada UMKM

Baca Juga: Pemda Diminta Segera Siapkan Lahan untuk Relokasi Korban Siklon Tropis Seroja NTT

Hingga siklus 2,5 jam ketiga kembali datang. Gelombang banjir bah yang datang dari arah atas turun dengan sangat deras, membawa material apa saja yang menghalanginya.

Banjir besar menerjang pepohonan, bebatuan, pukul 09.00 – 10.00 WITA. Saat itu, kata dia Langit gelap tertutup awan dan hujan,” ujar Soleman yang menjadi juru selamat warga.

Gelombang banjir ketiga itulah yang menghancurkan hampir semua rumah warga. Tak kurang 41 rumah mengalami rusak berat dan rusak sedang. Bahkan tidak sedikit yang tercerabut dari pondasinya. Rumah seisinya bersih tersapu banjir yang kemudian terhempas ke Laut Banda.

Halaman:

Editor: R. Aulia


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x