Mas Menteri Sandiaga Uno Segera Pindah Kantor Ke Bali

- 26 Januari 2021, 16:53 WIB
Menparekraf Sandiaga Salahuddin Uno (Mas Menteri)
Menparekraf Sandiaga Salahuddin Uno (Mas Menteri) /Kemenparekraf.go.id

INDOBALINEWS - Bali yang merupakan ibu kota pariwisata Indonesia perlu dipantau secara seksama. 

Karena Bali memang jadi tolak ukur untuk membangkitkan pariwisata dan ekonomi kreatif di tengah Pandemi COVID-19 bagi daerah lain di Indonesia.

Sehingga nantinya Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Uno akan berkantor di Bali agar bisa cepat mengambil keputusan terkait kebijakan pariwisata.

Baca Juga: Ujaran Kebencian di Facebook, Bareskrim Polri Ambil Alih Kasus Natalius Pigai dan Ambroncius Nababan

Hal itu dikatakan oleh Direktur Pemasaran Pariwisata Regional I, Kemenparekraf, Vinsensius Jemadu dalam konferensi pers daring, Selasa 26 Januari 2021.

Mas Menteri, begitu sapaan akrab untuk Sandiaga Uno, akan berkantor di Bali demi memantau perkembangan pariwisata.

Baca Juga: Kapolres Badung Bali : PPKM Jilid II, 25 Januari-8 Februari 2021 Dilakukan Secara Tegas

"Dalam waktu dekat, Mas Mentri akan berkantor di Bali untuk memantau perkembangan pariwisata dari waktu ke waktu," ujar Vinsensius Jemadu, seperti yang dikutip oleh indobalinews.com dari Antaranews.com

Nantinya Mas Mentri akan memantau dan mengambil kebijakan kapan akan re-okupansi menerima wisatawan baik dari dalam negeri maupun luar negeri.

Baca Juga: Calista Bocah Penderita Tumor Asal NTT Berjuang Meraih Kesembuhan di Bali

Sebagai Menparekraf baru menggantikan Wishnutama Kusubandio, Sandiaga sudah mencanangkan sejumlah program kerja untuk membangkitkan keterpurukan pariwisata Indonesia.

 "Berkantor di Bali untuk memantau dan ambil kebijakan kapan akan re-okupansi menerima wisatawan baik dari dalam negeri maupun luar negeri.

Baca Juga: Pencuri 'Bertanggungjawab', Pingsan di Depan RS Mangusada Kapal Badung Bali

 Seperti yang diberitakan sejumlah media sebelumnya sebagai Menparekraf baru menggantikan Wishnutama Kusubandio, Sandiaga sudah mencanangkan sejumlah program kerja untuk membangkitkan keterpurukan pariwisata Indonesia.

"Pariwisata menjadi sektor paling terdampak wabah pandemi COVID-19, makanya kita harus gercep, geber dan gaspol, tak ada jalan lain selain ikut upaya penerapan CHSE atau K4 dalam setiap aspek wisata ekonomi parekraf," kata Sandiaga saat itu.

Baca Juga: Syiva Selebgram Jakarta Pakai Narkoba Jenis Baru Yang Sangat Mematikan, Diciduk Polisi di Bali

Gercep menurut Sandiaga adalah bergerak cepat, sementara geber adalah bergerak bersama-sama, memanfaatkan semua potensi untuk membangkitkan dan mempertahankan industri pariwisata. Sementara Gaspol adalah menggarap semua potensi lapangan pekerjaan yang ada.

Meski demikian, Sandiaga menyadari betul bahwa perlu adanya pemulihan yang seimbang dan simultan antara kesehatan dan persiapan bangkitnya ekonomi pariwisata dan ekonomi kreatif sebagai bagian dari pilar ekonomi untuk melanjutkan ekonomi nasional.

Baca Juga: Shopee SMS Tiba, Waktunya Belanja Bulanan Murah dengan Gratis Ongkir Rp0 Dan ShopeePay Deals Rp1!

Sejak diangkat Presiden Jokowi, Sandiaga Uno mendapat amanat khusus untuk fokus mengembangkan pariwisata dan ekonomi kreatif di lima destinasi super prioritas Indonesia yakni Danau Toba, Likupang, Borobudur, Mandalika, dan Labuan Bajo.

Salah satu strategi yang dilakukan Sandiaga dalam melaksanakan tugasnya adalah dengan melakukan inovasi, adaptasi dan kolaborasi.

Baca Juga: 3 Varian Baru Virus Corona di Eropa Mengkhawatirkan Akibatkan RS di Jerman Dikarantina

Strategi inovasi dilakukan dengan pendekatan big data untuk memetakan potensi dan menguatkan berbagai aspek pada sektor patiwisata dan ekonomi kreatif.

Inovasi juga akan menjadi dasar bagi pengembangan destinasi super prioritas dalam satu tahun yang meliputi kuliner, busana, tarian, hingga infrastruktur.

Baca Juga: Mia Pramugari Sriwijaya Air Dimakamkan Beserta 4 Baju Kesayangannya

Selama pandemi COVID-19, pihaknya juga melanjutkan program adaptasi Wishnutama yang mendorong seluruh pelaku pariwisata melakukan adaptasi dengan memenuhi syarat protokol Cleanliness, Healthy, Safety and Environmental Sustainability (CHSE) atau memenuhi dari segi Kebersihan, Kesehatan, Keselamatan dan Keberlanjutan Lingkungan (K4).***

Editor: Shira Ade

Sumber: Antaranews.com


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah