Kesehatan Mental: Olah Raga Dapat Mengatasi Gangguan Kecemasan

28 Januari 2022, 19:21 WIB
Olah raga bukan hanya meningkatkan kesehatan fisik tetapi juga dapat membantu memperbaiki gejala masalah kesehatan mental, seperti kecemasan. /Kemenpora/

INDOBALINEWS - Olah raga bukan hanya meningkatkan kesehatan fisik tetapi juga dapat membantu memperbaiki gejala masalah kesehatan mental, seperti kecemasan.

Studi baru ini diterbitkan Journal of Affective Disorders berdasarkan penelitian terhadap 286 pasien dengan gangguan kecemasan.

Menurut para ahli kecemasan sebagian besar bersifat internal dan tergantung pada bagaimana setiap pribadi bereaksi terhadap stres.

Baca Juga: Pasacabentrok dan Baku Tembak di Indonesia Timur, Mahduf MD: Kondisi Sudah Aman

Psikolog klinis dan pendiri Talk to Me Narendra Kinger mengatakan seringkali setelah penghentian atau penghilangan stresor, beberapa individu mungkin masih merasa kewalahan dan/atau tertekan.

Dia menyebut kesulitan seperti itu dinamakan kecemasan yang merupakan reaksi berlebihan atau respons terhadap situasi tertentu.

“Jika kekhawatiran dan kesusahan yang Anda rasakan dalam situasi tertentu tidak biasa, berlebihan, atau berlangsung lebih lama daripada kebanyakan orang lain, itu mungkin kecemasan," ujarnya, dikutip dari Indian Express, Jumat 28 Januari 2022.

Penelitian yang menyertakan pasien dengan usia 39 tahun dengan 70 persen di antaranya adalah perempuan. Para peserta penelitian dibagi menjadi dua kelompok. Mereka diminta berolah raga selama 12 minggu.

Baca Juga: Cuaca Ekstrem di NTT, ASDP Kupang Hentikan Sementara Pelayaran Feri

Sedangkan satu kelompok diminta untuk melakukan latihan intensitas rendah di bawah pengawasan yang memadai, kelompok lain diminta untuk melakukan latihan intensitas sedang/tinggi.

Sepanjang penelitian detak jantung dan parameter tubuh lainnya tetap diperiksa secara teratur.

Studi lebih lanjut mengungkapkan sekitar setengah dari peserta telah hidup dengan kecemasan selama lebih dari 10 tahun pada awal.

Gejala kecemasan yang dimaksud termasuk perasaan gelisah, tegang, gugup dan perasaan takut secara umum.

Baca Juga: Bali United Luncurkan Baliverse, Besok Mulai Minting Sekitar 8.000 Aset Digital NFT

Kecemasan juga dapat bermanifestasi dalam bentuk fobia spesifik (seperti takut terbang) atau sebagai kecemasan sosial, yang ditandai dengan ketakutan yang meluas terhadap situasi sosial.

Mayurnath Reddy, konsultan psikiater dari Rumah Sakit Yashoda, Hyderabad mengatakan ativitas fisik, diet bergizi, dan bervariasi, dan kebersihan tidur yang baik adalah titik awal yang baik untuk mengendalikan gejala ini.

Pengusaha kesehatan dan kebugaran, pencipta dan pendiri konten digital Fitnesstalks Pranit Shilimkar menjelaskan segala bentuk aktivitas fisik dapat memberikan rasa kontrol, yang sangat dibutuhkan karena kecemasan sering kali dapat diikuti dengan rasa kehilangan kendali dan terlalu memikirkan skenario terburuk yang mungkin terjadi.

“Kecemasan adalah salah satu masalah kesehatan mental yang paling umum di zaman sekarang. Tidak hanya membuat Anda terus-menerus 'khawatir' atau terlalu banyak berpikir, tetapi juga memiliki dampak fisik yang dapat menyebabkan gangguan gaya hidup seperti diabetes dan masalah pernapasan,” ujarnya.

Baca Juga: Sebentar Lagi Tahun Baru Imlek, Ini Hidangan yang Diyakini Membawa Keberuntungan

Menurut pengalaman Pranit Shilimkar berolah raga adalah obat yang sederhana namun efektif dan jelas merupakan cara yang luar biasa untuk menghindari efek kecemasan.

Kata dia olah raga adalah pengalih perhatian yang hebat dan membantu tubuh mengurangi ketegangan otot dan meningkatkan aliran darah.

“Individu yang menderita kecemasan sering mengeluh tentang tubuh yang kaku atau kaku yang menyebabkan rasa sakit. Kedua, berolah raga telah terbukti melepaskan endorfin di otak kita, zat kimia yang dapat membantu melawan kecemasan kronis dan gejalanya,” tuturnya.

Sementara itu, Dr Shweta Sharma, psikolog klinis dan pendiri Mansa Global Foundation for Mental Health menjelaskan kecemasan adalah akibat dari terlalu banyak berpikir, ketika tubuh dan pikiran Anda disibukkan dengan aktivitas produktif lainnya, pemikiran berlebihan ini secara otomatis berkurang karena gangguan.

Baca Juga: Indonesia vs Timor Leste 4-1, Shin Tae Yong: Masuknya Ronaldo dan Marselino Tingkatkan Performa Timnas

“Olah raga juga meningkatkan zat kimia saraf yang bertanggung jawab atas emosi bahagia kita dan Anda merasa puas. Tapi latihan itu harus seimbang. Kami tidak bisa membuat pasien kecemasan menjadi latihan hardcore dan tujuan kebugaran yang lebih tinggi jika tidak, itu akan menciptakan kecemasan terkait lainnya,” jelasnya.

Faktanya, Dr Sharma menyatakan bagaimana terapi perilaku kognitif untuk kecemasan, salah satu pengobatan paling efektif dalam kasus tersebut, juga berfokus pada pengalihan pikiran dengan relaksasi.

Demikian pula, lanjut Dr Sharma, latihan fisik dapat diselaraskan untuk hasil yang lebih baik.***

Editor: M. Jagaddhita

Sumber: Indian Express

Tags

Terkini

Terpopuler