Sarkas, Potret Kegelisahan OPX Saat Pandemi

12 Mei 2022, 20:35 WIB
OPX dan tim produksi saat berbincang tentang 'Sarkas' di warung Kubu Kopi Denpasar, Kamis 12 Mei 2022. /Dok Roky

INDOBALINEWS - Dua tahun pandemi covid 19, beragam masalah muncul dan harus dihadapi setiap orang tanpa terkecuali.

Dan tiap orang mesti memikul masalah dengan porsi berbeda-beda dan punya cara masing-masing merespon pandemi.

Ada yang menulis buku, menanam, hingga bermusik. Seperti yang dilakukan OPX. Kegelisahan selama masa pandemi dituangkan dalam sebuah album solo, jadilah 'Sarkas', potret kegelisahan itu.

Baca Juga: Catat Sejarah: Bali Tuan Rumah Vespa World Days 2022, Indonesia Jadi Negara Pertama di Luar Eropa Sejak 1954

"..terperangkap bersama virus gila, di lorong gelap aku meraba.menanti datangnyacahaya di saat tubuh ini terluka. Terdiam kucoba dengarkan, lantunan mulut anjing dunia. Hasutan menghujat mencela, kegaduhan semakin ku rasa," demikian potongan lirik dalam lagu Sarkas yang dibawakan dengan musik berwarna grunge tahun 90an itu.

"Awal dari semua ini dari pandemi. Di saat semua berhenti bingung dengan ekonomi dan pekerjaan, kenapa semua seperti berhenti. Lingkungan dan sudut pandang menginspirasi untuk bikin sesuatu," kata OPX saat berbicang santai bersama media di Warung Kubu Kopi, Denpasar, Kamis 12 Mei 2022.

Baca Juga: Viral di Medsos, Bule Panjat Pohon Sakral Tanpa Busana, Dideportasi Usai Minta Maaf

Dalam kondisi begitu ribut, bukan saling gandeng tapi sibuk cari pembenaran masing-masing. Semua saling sikut. Tak hanya per orangan tapi kelompok. "Dalam kondisi yang sulit apakah ini rillnya mereka?," ucap OPX.

Dia menambahkan total 5 lagu diluncurkan album yang digarap bersama Protagonis Music ini. Dijelaskan OPX dalam penggarapan album dirinya banyak melakukan eksperimen-eksperimen.

"Banyak eksperimen juga. Ada elektrik juga, lirik agak-agak gelap. Dari sound banyak eksperimen, tapi sudah cukup puas," ujarnya.

Baca Juga: Jatuh dari Kapal Australia Menuju Vietnam, WNA Turki Terdampar di Perairan Bali

Karena itu dia berharap album Sarkas bisa diterima di industri musik. Juga bisa menghadirkan kembali nuansa musik grunge 90an.

Sementara itu produser OPX Jitro Stephen mengatakan model-model di tahun 90ancakan digunakan dalam promosi Sarkas. Dimana kalau ingin promosi harus manggung dulu, berinteraksi dengam penonton.

Baca Juga: Kasus Goldcoin di Denpasar: Riski Adam Ajukan Permohonan Penundaan Pemeriksaan

"Kalau mau promosi band rock manggung, ketemu penonton n komunikasi. Kita juga pake online. Pertama yg kita mau coba manggung lebih sesuai genre ini," ucap Jitro.

Pengamat musik Rudolf Dethu menyebut, single karya OPX dikemas dalam sound yang berat dengan bersabdar pada kekuatan beat drum, chord dan notasi yang cenderung ‘gelap’.

Baca Juga: Perempuan Praktisi Falun Dafa Cari Suaka, Sudah 5 Tahun di Bali Akhirnya Pilih Pulang Sukarela ke Taiwan

“Nuansanya begitu suram dan suli menemukan nuansa keceriaan,” katanya. Melalui album ini, OPX telihat ingin melepaskan diri dari band The Wheels yang pernah digawanginya sebgai vokalis yang lekat dengan musik klasik rock.

“Ia mencoba lebih jujur dengan dirinya sendiri dan memainkan apa yang lebih pas dengan karakter suaranya," kata Dethu. ***

Editor: Shira Ade

Tags

Terkini

Terpopuler