Mapraba: Pameran Tunggal 50 Tahun Perupa Nyoman Sujana Kenyem di Four Points Surabaya

- 12 September 2022, 15:10 WIB
Nyoman Sujana Kenyem dengan salah satu karyanya yang dipamerkan di Four Points Surabaya, 9 September hingga 31 Desember 2022.
Nyoman Sujana Kenyem dengan salah satu karyanya yang dipamerkan di Four Points Surabaya, 9 September hingga 31 Desember 2022. /Dok. Kenyem Art Studio

INDOBALINEWS - Perupa Nyoman Sujana Kenyem menyajikan 38 karya dalam pameran tunggal bertajuk Mapraba di Four Points dan The Villa Gallery, Surabaya.

Pembukaan pameran dilaksanakan bertepatan dengan ulang tahun ke-50 Kenyem pada Jumat, 9 September 2022 malam. Pameran Mapraba yang dibuka untuk umum ini akan berlangsung hingga 31 Desember 2022.

"Pameran tunggal ke-20 ini merupakan ungkapan syukur atas asung kerta waranugraha Ida Sang Hyang Widhi Wasa kepada saya bisa melewati perjalanan hidup setengah abad yang indah ini," kata Kenyem, Senin, 12 September 2022.

Baca Juga: Protes Suara Bising dari Klub Malam, Ribuan Warga Teken Petisi kepada Satpol PP hingga Presiden Jokowi

Sebagian besar karya Kenyem dalam pameran ini bertema bulan purnama, sejalan dengan tajuk pameran Mapraba yang dalam bahasa Bali memiliki makna bersinar terang.

Momen pembukaan pameran juga berselang sehari sebelum masyarakat Tionghoa merayakan Festival Kue Bulan yang sarat dengan mitologi kepahlawanan di Negeri Tiongkok masa lampau.

Kenyem berharap peristiwa setengah abad ini bukan hanya membawanya pada kedewasaan usia, tetapi juga kematangan secara spiritual yang membawa perjalanan kesenimanannya kian berisi dan bermakna.

Bagi Kenyem yang lahir di Sayan, Ubud, Gianyar 9 September 1972, ini merupakan pameran tunggal ke-20. Pertama kali pameran tunggal ia lakukan pada 1996 di Galeri Nakita, Stockholm, Swedia, kemudian secara rutin pameran tunggal di Bali, Jakarta, Surabaya, Singapura, dan Kuala Lumpur. 

Baca Juga: Klasemen Sementara BRI Liga 1: Persija Tembus Papan Atas, Persib Mulai Bangkit

Kenyem yang pada awal kariernya dikenal dengan pengusung gaya abstrak, kemudian meramunya dengan imaji dan inspirasi tentang alam seperti daun, bunga, bambu, ranting, atau pepohonan.

Tentang citraan purnama dalam pameran ini, seperti ditulis Budhi Hasto dalam katalog pameran, bulan disebut memiliki kekuatan untuk menggiring alam pikiran manusia pada suasana kontemplatif, melahirkan aneka mitologi, simbol, kepercayaan, dan meninggalkan banyak artefak peradaban di berbagai wilayah di bumi.

Budhi Hasto menyebut sebagai orang Bali Kenyem sangat lekat dengan persembahyangan yang ditujukan kepada Sang Hyang Chandra dan Sang Hyang Ketu (Dewa Kecemerlangan) setiap bulan purnama.

“Kehadiran bulan dalam karya-karya Kenyem merupakan sebuah pilihan suprasadar untuk merayakan kecemerlangan dan keberkahan,” katanya.

Baca Juga: Reconciliation of The Day: Warga Bersorak Pangeran William dan Harry Tampil Bareng

Sedangkan kecenderungan Kenyem menampilkan tema-tema alam dengan kehadiran manusia terkait erat dalam merepresentasikan filosofi buana agung (makrokosmos) dan buana alit (mikrokosmos).

Dalam pameran ini, lanjutnya, Kenyem seolah ingin berbagi pesan akan kecemerlangan perjalanan kesenimanannya sekaligus obsesi untuk berbagi pendar cahaya kepada sekitar, seperti halnya sinar bulan purnama.***

Editor: M. Jagaddhita


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x