Menikmati Bisikan Keindahan Kaligrafi Made Wianta dalam 'Whispering Calligraphy' di Sudakara ArtSpace Sanur

- 29 Agustus 2023, 13:40 WIB
Salah satu karya Made Wianta yang dipamerkan dalam Whispering Calligraphy di Sudakara ArtSpace yang digelar 28 Agustus higga 30 September 2023.
Salah satu karya Made Wianta yang dipamerkan dalam Whispering Calligraphy di Sudakara ArtSpace yang digelar 28 Agustus higga 30 September 2023. /Shira Indobalinews

 

INDOBALINEWS - Kaligrafi merupakan seni menulis 2 dimensi yang menekankan keindahan dengan memodifikasi bentuk huruf dan tulisan sehingga mempunyai nilai keindahan secara visual.

Namun bagi seorang maestro seni lukis Made Wianta, semasa hidupnya Ia kerap menikmati kaligrafi tak hanya sebagai sebuah keindahan visual semata. Ia memandang kaligrafi juga sebagai sebuah karya yang bisa menyuarakan sesuatu.

Seperti yang dituturkan oleh sang isteri Intan Kirana Wianta saat membuka pameran 18 karya kaligrafi Made Wianta di Sudakara ArtSpace, Denpasar, Bali, bertajuk "Whispering Calligraphy" Remembering Made Wianta Senin malam 28 Agustus 2023.

Baca Juga: BREAKING NEWS: KPK Geledah Ruangan Walikota Bima

"Made Wianta membuat karya kaligrafi tak hanya sebagai tulisan yang indah dalam bentuk huruf, tapi lekukan, goresannya mencerminkan keindahan. Suami saya juga memandang kaligrafi tak hanya indah secara visual. Kaligrafi menjadi sebuah karya yang juga hendak menyuarakan sesuatu," ujar Intan. 

Jumpa pers pameran lukisan Whispering Calligraphy, Remembering Made Wianta yang digelar di Sudakara ArtSpace Senin 28 Agustus 2023. Pameran akan digelar hingga 30 September 2023.
Jumpa pers pameran lukisan Whispering Calligraphy, Remembering Made Wianta yang digelar di Sudakara ArtSpace Senin 28 Agustus 2023. Pameran akan digelar hingga 30 September 2023. Shira Indobalinews

Lebih lanjut diungkapkan Intan, di saat hening bermeditasi sebelum membuat karyanya, Wianta mendengar bisikan kaligrafi (whispering calligraphy) seperti bisikan angin, udara, air yang kemudian menjadi ritme indah yang tertuang di kanvas dari bisikan kaligrafi.

Baca Juga: Jualan Properti di Bali, WNA Kroasia Dideportasi Imigrasi Ngurah Rai

Wianta adalah seorang pelukis asal Bali kebanggan Indonesia yang karyanya telah mendunia. Karya-karya kaligrafi Wianta dipamerkan mulai Senin 28 Agustus 2023 hingga 30 September 2023 mendatang di Sudakara AsrtSpace Sanur lewat pameran bertajuk "Whispering Calligraphy".

Karya kaligrafi Wianta dengan teknik brush struck dan cipratan warna-warna yang menakjubkan terlihat sangat kompromi ketika membangun ruang dalam medium dua dimensi.

Huruf-huruf kanji jepang katagana hiragana adalah mula inspirasi yang tidak bisa dipisahkan. Sebagai spirit asia, Wianta seolah merasa terpanggil untuk mengolah keindahan kaligrafi Jepang dalam sebentuk karya seni rupa.

Baca Juga: Sebar Hoaks hingga Viral di Tiktok Ada Tawuran di Sesetan Denpasar, Pemilik Akun Diamankan Polisi

Inspirasi terbuatnya karya “Whispering Calligraphy” terjadi pada tahun 1985, Made Wianta berkunjung ke FukuokaJepang, mendampingi Bapak Gubernur Bali, Ida Bagus Mantra dalam lawatan budaya.

Disana Made Wianta, terkesima melihat istana Edo dengan lukisan lukisan kaligrafi Jepang. Pada saat ini berkunjung ke Zen Caligrapher dan mencoba mengekspresikan kaligrafi dengan kuas, tinta dan kertas, hasilnya mendapat pujian dari Master Zen Calligrapher.

Bahkan sang master mengira Made Wianta memiliki darah Jepang. Sejak saat itu, Made Wianta melatih tangan dan konsentrasinya agar tercipta kaligrafi yang tidak hanya tulisan, tetapi lukisan. Wianta merasa bahwa setiap huruf-huruf yang indah bisa mengeluarkan bunyi seperti tanda-tanda dalam nada lagu.

Baca Juga: Bali United Kembali ke Jalur Kemenangan Usai Taklukkan Barito Putera, Rahmat Tampil Cemerlang

Sehingga sebelum dia mencoretkan kuas diatas kanvas, Wianta selalu bermeditasi pada adukan kuas dalam tinta seperti yang diajarkan Master Zen Calligrapher.

Pameran lukisan yang menampilkan 18 karya dari seniman berbakat alm. Made Wianta merupakan contoh nyata dimana ketidakpahaman atas arti bahasa tidak membuat peristiwa penikmatan keindahan tulisan menjadi tidak mungkin. 

Made Wianta lahir pada 20 Desember 1949, menempuh pendidikan di Sekolah Seni Rupa Indonesia (SSRI) Denpasar, berlanjut ke Sekolah Tinggi Seni Rupa Indonesia (STSRI) ‘ASRI’ yang saat ini merupakan Institut Seni Indonesia (ISI) Yogyakarta.

Selain belajar gaya klasik wayang pada lukisan Bali di Kamasan, Klungkung, Made Wianta
juga memperdalam kemampuan melukisnya di Brussels, Belgia pada sekitar tahun 1970-an.

Baca Juga: 3 ABK Loncat ke Laut Dini Hari, Seorang Selamat 2 Masih Hilang, Motif Belum Diketahui

“Sudakara merasa terhormat dapat memamerkan karya seni dari Alm. Bapak Made Wianta, karya-karya beliau diakui di dunia Internasional. Gaya lukis beliau selalu berkembang, dan bisa diterima oleh berbagai kalangan usia. Beliau adalah sebuah inspirasi yang bisa melintas generasi—kalau dalam istilah lokal, mungkin bisa disebut ‘moksha’. Karyakaryanya masih terasa relevan hingga hari ini," kata Ricky Putra, COO of Sudamala Resort.

Budayawan asal Bali, Putu Suasta menyebut Wianta sebagai sosok seniman tradisional kontemporer yang luar biasa. Menurut Suasta, kiprah Wianta dalam seni rupa telah menjadi sebuah gerakan kebudayaan.

"(Melalui karya) Dia itu mampu menerobos ruang dan waktu. Luar biasa. Karyanya bukan hanya sekedar lukisan, tapi ini merupakan gerakan kebudayaan yang hebat," kata Suasta.

Baca Juga: Cek Fakta: Viral di Medsos Bule Jadi Tour Guide di Tanah Lot Bali

Suasta mengaku mengenal Wianta sebagai sosok seniman yang dermawan semasa hidupnya. Ia mengingat Wianta sempat menyumbangkan sekitar 40 lukisannya untuk menanggulangi AIDS di Indonesia. Ketika itu, Wianta mengikuti pameran di Amerika sekitar tahun 1993.

"Jadi, kira-kira sekitar Rp 2 miliar hingga Rp 3 miliar lukisannya laku dan semuanya disumbangkan," ungkap Suasta. ***

 

 

Editor: Shira Ade


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x