Baca Juga: Lagi, Razia Balap Liar Digelar di Badung
Sementara itu, Ketua Koperasi Petani Garam Amed Karangasem, I Nengah Suanda garam hasil produksi dari Bali pengerjaannya lebih kompleks tanpa penambahan bahan kimia sehingga harganya lebih tinggi.
"Kita di Amed bisa produksi 30 ton garam per tahun dengan 4 kali panen," ujarnya.
Suanda juga menjelaskan bahwa sejatinya garam Amed dan garam tradisional lokal Bali lain telah memperoleh pengakuan dan diminati di dunia kuliner, serta telah dipasarkan secara nasional dan internasional. Di samping itu juga telah diekspor ke Jepang, Korea, Thailand, Prancis, Swiss, Rusia, dan Amerika Serikat.
Baca Juga: Tak Terima Disebut Terafiliasi Teroris, Peradah Indonesia Resmi Proses Hukum Dosen Gayatri
Gubernur Koster beserta Putri Koster yang dalam kesempatan tersebut disertai pula oleh Kapolda Bali Irjen Pol Putu Jayan Danu Putra, Sekda Provinsi Bali Dewa Made Indra, Bupati Karangasem I Gede Dana juga mencoba memanen garam yang dikenal punya citarasa gurih khas tersebut.
Nampak pula mendampingi Kadisperindag Provinsi Bali I Wayan Jarta dan Kadis Kelautan dan perikanan Provinsi Bali Made Sudarsana. ***