Pertumbuhan Ekonomi Bali Penghujung 2023 Lebih TInggi dari Nasional, Hasil Sinergi Banyak Pihak

19 Maret 2024, 14:16 WIB
Ngeraos Sareng Media" yang digelar Bank Indonesia Bali di Pitamaha Resort Ubud Gianyar Senin 18 Maret 2024. /Dok Humas BI Bali

 

INDOBALINEWS - Pertumbuhan perekonomian Bali pada Triwulan IV 2023 mengalami pertumbuhan yang tinggi sebesar 5,86% (yoy) dibandingkan sebelumnya sebesar 5,36% (yoy).

Posisi ini menjadikan level pertumbuhan ekonomi Bali lebih tinggi dibandingkan dengan nasional yang tumbuh sebesar 5,04% (yoy).  Hal itu menjadikan pertumbuhan ekonomi Bali menduduki peringkat ke-6 dari 34 provinsi di Indonesia.

Menurut Kepala Kantor Perwakilan BI Bali Erwin Soeriadimadja capaian-capaian tersebut merupakan hasil sinergi dan kolaborasi berbagai pihak untuk mendorong pertumbuhan perekonomian di Provinsi Bali, yang bertumpu pada perkembangan pariwisata yang saat ini sudah normal kembali.

Baca Juga: Cuaca Ekstrem Masih Berpotensi Terjadi di Bali, Masyarakat Diimbau Selalu Waspada

"Ekonomi Bali pada triwulan IV 2023 yang tumbuh menguat pada 5,86% (yoy), lebih tinggi dari triwulan sebelumnya yang sebesar 5,36% (yoy). Level pertumbuhan ekonomi Bali ini juga lebih tinggi dibandingkan dengan nasional yang tumbuh sebesar 5,04% (yoy) dan menempati peringkat 6 (enam) dari 34 Provinsi di Indonesia," ujar Erwin saat acara "Ngeraos Sareng Media" yang digelar di Pitamaha Resort Ubud Gianyar Senin 18 Maret 2024.

Lebih lanjut Erwin juga mengatakan bahwa berbagai survei Bank Indonesia terhadap optimisme masyarakat terhadap pereknomian Bali pada 2024 menunjukkan hasil yang positif sebagaimana tercermin baik dari sisi pelaku usaha maupun sisi konsumen.

"Capaian-capaian tersebut merupakan hasil sinergi dan koordinasi berbagai pihak untuk mendorong perekonomian di Bali," beber Erwin lagi.

Baca Juga: Bulan Ramadhan, Puluhan Pemandu Lagu Dibubarkan Satpol PP

Dalam acara yang juga dihadiri oleh Deputi Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali, GA Diah Utari dan Advisor Kantor Perwakilan wilayah Bank Indonesia (KPw BI) Provinsi Bali Butet Linda Panjaitan, juga dibahas berbagai hal, dari proyeksi pertumbuhan ekonomi hingga program Serambi Rupiah.

Dalam kesempatan tersebut Erwin juga menyampaikan prediksi BI terhadap pertumbuhan ekonomi Bali di tahun 2024 diprakirakan pada rentang 5% - 5,80%.

“BI juga harus mewaspadai tingkat inflasi di Bali dengan melibatkan seluruh stakeholder dan masyarakat. Berbagai hal diupayakan seperti ketersediaan kebutuhan sehari-hari masyarakat terutama beras dan komoditas lainnya yang harganya masih relatif tinggi apalagi beberapa bulan ini banyak perayaan hari besar keagamaan yang berlangsung secara berturut-turut,” sebut Erwin.

Baca Juga: Kualifikasi Piala Dunia 2026, Jadwal Pertandingan Timnas Indonesia vs Vietnam

Sementara itu, Deputi Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali, GA Diah Utari menyampaikan, pertumbuhan ekonomi Bali tersebut diprakirakan ditopang oleh perbaikan kinerja lapangan usaha utama di Bali khususnya lapangan usaha pertanian seiring membaiknya fenomena El Nino. Disamping itu, perbaikan kinerja lapangan usaha perdagangan sejalan dengan peningkatan konsumsi dan optimisme masyarakat.

Diah juga menambahkan, Survei Bank Indonesia terhadap optimisme masyarakat terhadap perekonomian Bali pada 2024 menunjukkan hasil yang positif sebagaimana tercermin baik dari sisi pelaku usaha maupun sisi konsumen.

Menurutnya, dorongan kinerja lapangan usaha konstruksi, dipengaruhi oleh penambahan jumlah konstruksi proyek strategis pada 2024, turut memberikan kontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi Bali.

Baca Juga: THR Dibayarkan 7 Hari Sebelum Lebaran, Menaker Ida Fauziyah: THR Keagamaan ini Harus Dibayar Penuh

“Proyek multiyears seperti Pusat Kebudayaan Bali (PKB) dan Jalan Tol Jagat Kerthi merupakan proyek strategis yang sebenarnya memiliki daya ungkit yang cukup besar terhadap pertumbuhan ekonomi Bali ke depan. Kami masih menunggu perkembangan proyek tersebut selanjutnya,” jelasnya.

Di sisi lain, kunjungan wisatawan diprakirakan akan terus meningkat meskipun tidak setinggi tahun sebelumnya, tercermin dari optimisme berbagai maskapai baik domestik maupun internasional yang melakukan penambahan rute baru ke Bali.

Diah Utari menambahkan, menguatnya pertumbuhan ekonomi Bali didorong oleh sektor pariwisata, seperti akmamin dengan pangsa sebesar 20,43% (yoy), pertanian 14,06% (yoy) transportasi 9,85% (yoy), kontruksi 9,68% (yoy), dan perdagangan sebesar 9,11% (yoy).

Baca Juga: Keutamaan Baca Alquran di Ramadhan: Link Murottal Alquran 30 Juz, Tanpa Harus Download, Tinggal Play Juz 20

“Kalau kita bandingkan per sektor, sektor yang terkait dengan pariwisata seperti akmamin, transportasi, perdagangan, ini mencatat pertumbuhan yang cukup tinggi, seiring dengan meningkatnya kunjungan wisatawan ke Bali” jelas Diah Utari.

Sementara itu, sektor Lapangan Usaha Pertanian menunjukan peningkatan positif, karena diperkirakan El Nino berakhir di tahun 2024.

 

Untuk menekan laju inflasi, Bank Indonesia bersinergi dengan pemerintah daerah dengan menciptakan ekosistem ketahanan pangan yang melibatkan Perumda.

Baca Juga: Bravo! Penantian Panjang 30 Tahun Dipersembahkan Ginting vs Jojo: All Indonesian Final All England 2024

Terkait program Serambi Rupiah, Advisor Kantor Perwakilan wilayah Bank Indonesia (KPw BI) Provinsi Bali Butet Linda Panjaitan menjelaskan, tujuannya untuk mendukung Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN) melalui Rupiah serta upaya BI untuk memenuhi kebutuhan uang Rupiah sebagaimana siklus tahunan Ramadhan dan Idul Fitri (RAFI).  

“Tahun 2024 ini, BI proyeksikan kebutuhan uang Rupiah sebesar Rp3,27 triliun. Sebanyak 29 Bank Umum (BU) di Bali disiapkan sebagai layanan penukaran uang selama periode RAFI 2024. Layanan mencakup 208 titik yang tersebar di seluruh kabupaten dan kota,” sebut Butet. ***   

Editor: Shira Ade

Tags

Terkini

Terpopuler