Pemprov dan BI Bali Sidak Harga Pangan di Pasar Badung: Cari Solusi Tekan Inflasi

- 31 Januari 2023, 18:32 WIB
Kepala perwakilan BI Bali Trisno Nugroho, Wagub Bali Cok Ace dan Wawali Denpasar Arya Wibaya tengah berbincang dengan pedagang Pasar Badung saat sidak harga pangan Selasa 31 Januari 2023.
Kepala perwakilan BI Bali Trisno Nugroho, Wagub Bali Cok Ace dan Wawali Denpasar Arya Wibaya tengah berbincang dengan pedagang Pasar Badung saat sidak harga pangan Selasa 31 Januari 2023. /Shira Indobalinews

NDOBALINEWS - Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali Trisno Nugroho mengungkapkan Bali menargetkan penurunan inflasi ke depannya dapat mencapai 0,5 bulan ke bulannya, jika dibandingkan saat ini yang masih 0,7 dari bulan ke bulan.

Hal itu dikatakan Trisno saat bersama Wakil Gubernur Bali Cok Ace melakukan sidak ke Pasar Badung memantau harga harga kebutuhan pokok Selasa 31 Januari 2022.

“Kami akan terus berusaha mencari tahu apa penyebab dan bagaimana solusi terkait inflasi Bali yang masih tinggi hingga saat ini, yakni salah satunya dengan melakukan operasi pasar," ujar Trisno Nugroho.

Baca Juga: Update Ranking BWF: Jonatan Christie Kangkangi Anthony Ginting!

Terkait target inflasi di Bali, Trisno Nugroho menyatakan target inflasi sesuai arahan Presiden adalah 3 plus minus 1.

“Saat ini kita masih 6,2 persen. Kita lihat di Januari semoga bisa kita terus dorong ke bawah, operasi pasar tetap dijalankan. Kita imbau masyarakat bisa beli di luarlah supaya harganya juga bisa terkendali,” imbuhnya.

Untuk menekannya, Trisno melihat cabai kering menjadi salah satu alternatifnya.

“Harga cabai kering jauh lebih murah tetapi dari tingkat kepedasannya sama dengan cabai fresh. Jika ini bisa disosialisasikan, kami yakin inflasi akibat cabai bisa ditekan semaksimal mungkin,” katanya.

Baca Juga: Waspada, Penipuan Mengatasnamakan Pejabat Polri

Dia melihat, masyarakat Bali sangat menyukai cabai rawit ketika membuat masakan.

Jika cabai fresh mahal, ia berharap masyarakat mau menggunakan cabai kering. Cabai jenis ini dari segi harga jauh lebih murah tetapi juga sama pedas.

“Karena itulah ayo beli cabai kering, gak harus cabai yang fresh,” jelasnya.

 Di kesempatan yang sama, Wakil Gubernur Bali Prof. Tjok Oka Sukawati (Cok Ace) didampingi Wakil Walikota Denpasar Kadek Agus Arya Wibawa serta sejumlah Kepala OPD mengatakani Bali memiliki potensi untuk memasok bahan makanan pokok lokal dan bahan bumbu antar kabupaten.

Baca Juga: Kasus Kecelakaan Mahasiswa UI: 'Jika Ada Fakta Baru Kapolda Tak Ragu Menjerat Hukum Purnawirawan'

Namun perlu diingat untuk memotong panjangnya mata rantai antara petani hingga sampai ke pedagang.

Karena pada dasarnya petani yang menjual hasil produksinya dengan harga yang murah, tetapi saat tiba di pasar akan jauh lebih mahal akinat panjangnya mata rantai tengkulak.

"Saya yakin penekanan inflasi ini bisa dilakukan apabila kita semua stakeholder bekerjasama dengan baik," ujar Wagub Cok Ace.

Baca Juga: Stimulus Pariwisata, Pemkot Denpasar Beri Sertifikasi Gratis Kepada 290 Pekerja,Cek Bidang Keahliannya

Dikatakannya lagi, selain itu kita juga harus memiliki sumber-sumber informasi antar kabupaten. Semisal ; kabupaten klungkung dan karangasem memiliki ketersediaan cabai maka kabupaten lain termasuk denpasar bisa langsung memantau dan berkoordinasi tentang harga pasar.

Misalnya lagi kabupaten tabanan sebagai lumbung padi bisa mengkoordinasikan ketersediaan yang ada dengan kabupaten lainnya.

"Sehingga stok bahan pokok makanan sehari-hari dapat kita pantau bersama, dan tidak terjadi penumpukan di satu wilayah dan juga tidak ada kekurangan di wilayah lainnya”, tegas Cok Ace.

Baca Juga: Polres Gianyar Amankan 4,6 Kilogram Ganja dan 7 Orang Tersangka

Dalam kesempatan itu terpantau harga harga di pasar memang sedikit di atas harga yang diharapkan.

Semisal harga cabai yang bertengger di angka 45 hingga 50 ribu per kilogram menjadi faktor inflasi utama untuk Bali.

Dari pantauan pagi tadi, harga cabai yang didatangkan dari Jawa dipatok dengan harga 45 ribu per Kg, untuk cabai yang didatangkan antar Kabupaten di Bali di jual dengan harga 50 ribu per Kg.

Baca Juga: Ikhsan Rikzak Bawa Rans Nusantara Unggul Sementara atas PSM Makassar

Sementara harga bahan makanan lain seperti bawang merah di bandrol dengan harga 27 ribu per Kg, bawang putih 22 ribu per Kg, telur ayam 47 ribu per krat, beras putri 13 ribu per Kg, minyak bimoli 22 ribu per liter, daging ayam 33 ribu per Kg, gula 15 ribu per Kg, udang 60 ribu per kg dan tomat 10 ribu per Kg.

Sementara itu Trisno Nugroho melihat pasokan seperti cabai, bawang merah dan bawang putih cukup tersedia.

Baca Juga: Pemilahan Sampah di Rumah Bisa Berperan dalam Pengurangan Emisi Karbon

Cuma masalahnya, keterjangkauan harga ini masih menjadi kendala. Distribusi di antara kabupaten/kota di Bali walau dekat masih terjadi perbedaan harga yang sangat tinggi. Misalnya produk di Klungkung dengan di Denpasar.

Trisno Nugroho menambahkan harga harga ini perlu diselaraskan agar semua pihak tidak dirugikan.

Baca Juga: Wow! Blackpink Pecahkan 6 Rekor Dunia Baru

“Harga yang kita lihat bervariasi, yang penting petani tetap diuntungkan dan senang, masyarakat membeli tidak terlalu mahal lah. Kita tidak mau menurunkan tapi masyarakat senang, tetap bertanam, dan pedagang untung sewajarnya,” tandas Trisno Nugroho.***

 

 

Editor: Shira Ade


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x