Eks Jubir KPK: Ada Tangan Tangan dan Kepentingan Dibalik Penyingkiran Novel Baswedan

- 17 Mei 2021, 14:45 WIB
Ilustrasi KPK. Jubir KPK Ali FIkri jelaskan status 75 pegawai yang tak lulus tes wawasan kebangsaan (TWK).
Ilustrasi KPK. Jubir KPK Ali FIkri jelaskan status 75 pegawai yang tak lulus tes wawasan kebangsaan (TWK). /Instagram.com/@official.kpk/

INDOBALINES - Eks Juru Bicara Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Febri Diansyah mengungkapkan semakin jelas adanya tangan-tangan dan kepentingan dibalik upaya penyingkiran penyidik senior Novel Baswedan dan 73 pegawai lainnya.

Febri kembali melontarkan pandangann ya masih terkait tes wawasan kebangsaan (TWK) yang telah menyingkirkan 75 pegawai KPK terbaik, yang telah diinyatakan tidak lulus tes.  

"Skrg dg mudah kt tahu, siapa yg bersikap keras pd tes ini. Scr moral & hukum. Bhkan guru besar meminta dbatalkan," cuitnya dikutip dari akun twitter @febridiansyah, Senin 17 Mei 2021.

Baca Juga: NU Jabar: Jangan Tergiring Opini, Buktinya Pegawai KPK yang Lulus TWK Lebih Banyak

Tidak hanya itu, Febri juga melihat siapa atau pihak mana saja yang mendukung upaya penyingkiran para pegawai terbaik yang banyak mengungkap kasus-kasus korupsi berskala besar di Tanah Air.

"Akal & nurani yg jujur membuat terang keduanya..," imbuh Febri yang mendapat ratusan like dan retweet itu.

Dia juga melanjutkan, jika melihat  para buzzer berkomentar dengan nada sinis terhadap pengungkapan masalah pada tes wawasan kebangsaan KPK yang akhirnya menyingkirkan #75PegawaiKPK terbaik, justru semakin paham siapa dibalik tangan-tangan tersbut.

Baca Juga: Luna Maya Dukung Impian Nagita Slavina untuk Miliki Mall Pribadi

"Adan apa kepentingannya pada KPK, Dan tntu jg siapa saja mereka.." tulisnya dengan emoji tersenyum dengan mata tersenyum

Senada dengan Febri, politikus PKS, Mardani Ali Sera melalui akun twitter @MardaniAliSera juga mengungkakan, para guru besar se Indonesia mulai turun gunung dan buka suara.

"Menggunakan hati nurani dan akal sehat untuk menyelamatkan negeri menyelamatkan KPK," cuit Mardani.

Baca Juga: Udayana Central Dorong Peningkatan Kepatuhan Perda KTR di Kawasan Restoran Kabupaten Badung

Demikian juga, mantan Juru Bicara Presiden ke-4 RI Abdurrahman Wahid alias Gus Dur, melalui media sosialnya @AdhieMassardi, menyatakan ada titik terang kebenaran adalah cahaya.

Walau seberkas, tidak harus selalu berhasil ngusir kegelapan. Bahkan Nabi Luth utusan Tuhan gagal nerangi kegelapan hati kaum Sodom.

"74 guru besar ini adalah titik terang dalam kegelapan kaum intelektual negeri kita. Jadi pedoman kampus!," unggahnya. ***

Editor: R. Aulia

Sumber: Twitter


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x