Jokowi di KTT G7: Krisis Pangan, Ratusan Juta Rakyat Negara Berkembang Terancam Kelaparan

28 Juni 2022, 19:15 WIB
Presiden Jokowi saat mengikuti KTT G7 menyoroti persoalan krisis pangan akibat perang Rusia-Ukraina. /Dok Setkab

INDOBALINEWS - Presiden RI, Joko Widodo di  KTT G7 dan G20 di Elmau, Jerman, menyatakan, perang mengakibatkan terjadinya Krisis Pangan yang mengancam negara berkembang.

Krisis pangan ini, menurut Jokowi, seperti dilansir Antaranews, Selasa 28 Juni 2022, mengakibatkan ratusan juta rakyat di negara berkembang terancam kelaparan.

"Negara G7 dan G20 ini, memiliki tanggung jawab yang besar untuk mengantisipasi krisis pangan ini," katanya.

Baca Juga: Sampan Dihantam Ombak, Made Tenggelam di Nusa Lembongan

Sampai saat ini, katanya, menurut data dari UN World Food Programme,  ada 323 juta orang pada tahun  2022 menghadapi kerawanan pangan akut.

Padahal, kata dia juga, pangan adalah hak azasi manusia yang harus dipenuhi.

"Dalam hal ini yang paling merasakan dampaknya adalah kaum perempuan keluarga miskin," katanya.

Baca Juga: 2 Meninggal dan 1 Luka Dalam Perawatan RS Akibat Tanah Longsor di Pemalang Jawa Tengah

Selain Krisis Pangan ini, sebut Jokowi, juga yang paling mendasar adalah rantai pasok makanan yang akhir-akhir ini terganggu.

Gangguan ini, bagi Jokowi, disebabkan karena kelangkaan pasokan pangan, kenaikan harga komoditas pangan dan kelangkaan pupuk.

Baca Juga: Indonesia International Marathon 2022 di Bali Usai, Pemenang Lomba Berharap Digelar Tiap Tahun

Saat ini, Jokowi menegaskan, dunia tidak memiliki waktu yang panjang untuk untuk menyelesaikan persoalan gangguan ini.

Karena itu, katanya, sangat diharapkan bagi negara-negara G7 dan G20 untuk segera bekerja untuk mengatasi krisis tersebut.

Baca Juga: Kuta Selatan Bali Digoyang Gempa Tektonik M 4,4 Juga Dirasakan Warga di Mataram Lombok

"Jika dunia tidak bersatu mengatasi hal ini, maka yang paling merasakan adalah ratusan juta, bahkan milyaran rakyat di negara berkembang akan menerima akibatnya," kata Jokowi. ***

 

 

 

 

Editor: Shira Ade

Sumber: Antara

Tags

Terkini

Terpopuler