Perlu Kolaborasi Kelola Sampah Laut Dalam Mewujudkan Pariwisata Berkelanjutan

11 Desember 2022, 18:49 WIB
Talkshow hybrid bertajuk "Pengelolaan Sampah Laut Mewujudkan Pariwisata Berkelanjutan" di Hotel Maya Sanur Sabtu 10 Desember 2022. /Shira Indobalinews

 

INDOBALINEWS - Persoalan sampah akan terus ada selama ada aktivitas manusia. 

Namun kita dapat meminimalisir problem negatif sampah dengan komitmen pengelolaan yang membutuhkan kolaborasi semua pihak atau pentahelix untuk menanganinya.

Hal ini mengemuka dalam acara Talkshow hybrid bertajuk "Pengelolaan Sampah Laut Mewujudkan Pariwisata Berkelanjutan" di Hotel Maya Sanur Sabtu 10 Desember 2022.

Baca Juga: UI, UGM dan ITB Sisihkan 2.445 Peserta dari 386 PT di Indonesia dalam Pertamuda Seed and Scale 2022

Acara yang dihelat oleh Jaringan Jurnalis Penulis Sampah (J2PS) dan Nirwana TV dengan menggandeng stakeholder lainnya dibuka oleh Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Wamenparekraf) Sandiaga Uno secara daring dan Wakil Gubernur Bali Prof. Tjokorda Oka Artha (Cok Ace) secara langsung ini menghadirkan enam nara sumber dengan Moderator Fery Kurniawan, Kabiro Bisnis Indonesia Bali.

"Masalah sampah tidak akan ada habisnya selama masih ada kehidupan.Karena itulah penting menjaga keharmonisan alam agar semua bisa berjalan dengan seimbang," ujar Wagub Cok Ace.

Baca Juga: Anis Baswedan Bakar Semangat Relawan di Sulawesi Selatan

Lebih lanjut kata Cok Ace, keharmonisan alam akan berjalan selama masyarakat Bali tetap mengikuti cara-cara yang dilakukan masyarakat agraris.

Sayangnya pesatnya perkembangan dan transformasi pariwisata membuat adanya kevakuman tanggung jawab sehingga membuat membuat sampah yang merupakan imbas produksi pariwisata menjadi tidak seimbang

Salah satunya adalah pencemaran plastik di laut merupakan masalah yang kompleks dan tidak mengenal batas wilayah atau negara.

Baca Juga: 10 Orang Tewas Kecelakaan Tambang Batu Bara di Sawahlunto Sumbar

Menurut Ketua J2PS Apollo, permasalahan datang tidak semata-mata langsung dari laut, namun lebih jauh ke hulu, seperti bagaimana industri memproduksi dan mendistribusikan produk plastik.

"Hingga yang terpenting adalah bagaimana konsumen atau masyarakat menangani sampah yang dihasilkan. Hal tersebut merupakan rantai panjang dari daur nilai plastik (life cycle)," ujar Apollo.

Melihat permasalahan sampah laut yang sedang terjadi saat ini di pantai-pantai bagian selatan pulau Bali, Yok Yok Ayok Daur Ulang! (disingkat YYADU!) yang merupakan program advokasi dan edukasi daur ulang plastik terus berupaya untuk menghadirkan solusi dan meningkatkan kesadaran penanganan serta pengelolaan sampah melalui kolaborasi penta helix.

Baca Juga: Penyaluran Solar di Bali Lancar, Pertamina Lakukan Inisiatif Normalisasi

Kolaborasi ini melibatkan beberapa pihak, yakni pemerintah, masyarakat dan komunitas, akademisi, industri, dan juga publikasi / media.

Dalam kesempatan itu Wagub juga menandatangani shining declaration sebagai bentuk komitmen pengelola sampah laut menjadi aktivitas yang produktif.

Sementara itu Sandiaga Uno mengatakan masalah sampah menjadi kompleks meliputi sosial budaya pariwisata dan lingkungan karena itu pengolahannya perlu berkelanjutan dan bertanggung jawab.

Baca Juga: PRS BRI Denpasar: Ada Esport, Cosplay Competition Hingga Potong Rambut dan Pelayanan Kesehatan Gratis

Ia menyebut Kemenparekraf juga telah menyiapkan rencana aksi berupa pengolahan sampah laut di wilayah pesisir dan destinasi wisata ini sebagai aksi nyata untuk mewujudkan green tourism.

Sedangkan Kadis Lingkungan Hidup Bali I Made Teja mengatakan lingkungan termasuk pantai memiliki banyak fungsi bagi masyarakat Bali yang sebagian besarnya dikelilingi oleh pantai, mulai dari fungsi budaya, konservasi, transportasi, dan lain-lain.

Baca Juga: Imbas KUHP Larangan Kumpul Kebo: 'Tak Ada Pembatalan Kunjungan Wisatawan yang Siginifikan'

Namun, persoalan-persoalan terkait pencemaran sampah tidak dapat dihindari, mulai dari sampah kayu pada musim-musim tertentu, limbah cair, bahkan limbah minyak di daerah-daerah pelabuhan.

“Menanggapi hal tersebut, kami sudah berusaha dari hulu ke hilir memperhatikan masalah lingkungan, dari gunung, danau, sungai, mata air hingga ke pantai dan laut, karena berbicara lingkungan itu sifatnya multi-sektor. Berdasarkan kebijakan Gubernur terkait pengelolaan sampah berbasis sumber, kami terus berupaya meningkatkan kesadaran masyarakat terkait implementasinya,” jelas I Made Teja.

Baca Juga: Tasyakuran Pernikahan Kaesang di Pura Mangkunegaraan, 400 penarik becak dan 35 Andong Siap Angkut Tamu

Bergabungnya pihak pemerintahan melalui Dinas Lingkungan Hidup Provinsi Bali, masyarakat dan komunitas melalui Bali Waste Cycle, Bali Tourism Board, dan Greeneration Foundation, publikasi media melalui Jaringan Jurnalis Peduli Sampah, serta industri melalui PT Trinseo Materials Indonesia dalam program advokasi dan edukasi YYADU! diharapkan dapat menghadirkan solusi penanganan sampah, khususnya di Bali yang saat ini berfokus pada sampah laut.

“Melalui Bali Waste Cycle ini kami mengedukasi, melakukan pengangkutan, pengumpulan, sampai pada pengolahan. Sehingga sinergitas berbagai pihak perlu dilakukan. Sampah yang sudah dipilah dan dikelola dengan baik, akan memudahkan untuk proses selanjutnya, yaitu daur ulang guna menjaga Provinsi Bali yang benar-benar BALI, Bersih, Asri, Lestari, dan Indah,” kata Putu Ivan Yunatana, Founder Bali Waste Cycle.

Baca Juga: Polisi Ingatkan Pendiri Ri Yaz Group Malaysia Agar Serahkan Diri

Mewakili pihak industri, Hanggara Sukandar selaku Director of Environment & Sustainability Affairs Responsible Care®️ Indonesia juga menyatakan bahwa proses pemilahan sampah plastik akan mendukung proses daur ulang yang saat ini sudah dapat dilakukan dengan terus berkembangnya teknologi.

“Sudah banyak jenis plastik yang dapat didaur ulang, mulai dari PET, PS, PP, dan lain-lain. Namun, sosialisasi tentang kegiatan pengelolaan dan pemilahan jenis sampah plastik ini masih perlu dilakukan karena belum semua masyarakat memahami hal tersebut,” ucap Hanggara Sukandar, Responsible Care® Indonesia.

Baca Juga: Ada Mayat Terjepit di Dalam Gorong Gorong di Belakang SMA PGRI Seririt

Kegiatan sosialisasi sebagai cara yang dilakukan untuk menanggulangi permasalahan sampah yang berpengaruh terhadap kebersihan atau kesehatan di lokasi pariwisata dapat dilakukan oleh siapa saja, salah satu yang juga dilakukan oleh organisasi lingkungan, Greeneration Foundation yang menyampaikan bahwa lokasi pariwisata juga perlu menjadi sorotan utama dalam menjaga lingkungan tetap bersih.

“Sebagai salah satu organisasi yang berfokus pada lingkungan, telah banyak kegiatan lapangan yang kami lakukan. Program pembersihan pantai hasil dari sampah laut juga banyak yang kami jalankan, meskipun saat ini masih berfokus pada pulau Jawa. Namun kami melihat Bali sebagai destinasi pariwisata yang selalu menjadi sorotan bagi wisatawan lokal dan mancanegara, dan kami tergerak untuk berpartisipasi dalam kegiatan pembersihan ini kedepannya,” kata M. Fahrian Yovantra, Head of Programs Greeneration Foundation.

Baca Juga: Astindo dan PDOT Gelar Roadshow B2B Potensi Wisata Filipina di Jakarta, Surabaya dan Bali

Sementara itu Agustinus Apollo Daton, Ketua J2PS mengatakan berbagai pihak mendukung untuk terlibat dalam menanggulangi permasalahan sampah.

Salah satunya pihak media menjadi tempat penyampaian pesan kepada masyarakat luas untuk memberikan edukasi dan sosialisasi terkait pengelolaan sampah.

Baca Juga: Berlaku Larangan Hubungan Seksual Sebelum Pernikahan, Kunjungan Wisatawan ke Bali Normal

"Kita harus mendukung dari segi publikasi untuk menyampaikan solusi yang telah dihadirkan oleh industri dan teman-teman pegiat di lapangan. Namun di satu sisi, pemerintah juga perlu bertindak tegas menerapkan reward and punishment terhadap regulasi-regulasi yang mengatur tentang kegiatan kelola sampah," imbuh Agustinus Apollo Daton.

Dalam acara itu Wagub Bali juga memberikan penghargaan kepada para pejuang lingkungan di Bali.

Diantaranya adalah Agustinus Apollo Daton ketua Jaringan Jurnalis Peduli Sampah, I Made Adityashana Founder Yayasan Kaki Kita Sukasada dan Anastasia Olive Direktur utama BWC dan I Wayan Merta Mahendra, Bendesa Adat Kedonganan.***

 

Editor: Shira Ade

Tags

Terkini

Terpopuler