Gus AMI: Pemerintah Harus Berani Karantina Wilayah yang Terjadi Lonjakan Kasus Covid-19

- 20 Juni 2021, 10:45 WIB
: Wakil Ketua DPR RI Abdul Muhaimin Iskandar sebut pajak pendidikan bertentangan dengan tugas negara
: Wakil Ketua DPR RI Abdul Muhaimin Iskandar sebut pajak pendidikan bertentangan dengan tugas negara /dok DPR RI/

INDOBALINEWS - Pemerintah diminta berani melakukan karantina wilayah yang terjadi lonjakan kasus Covid-19 guna mencegah penyebaran untuk menyelamatkan lebih banyak nyawa

Ketua Umum DPP Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Abdul Muhaimin Iskandar alias Gus AMI menyampaikan itu menanggapi Pandemi virus corona (Coronavirus Disease-2019/Covid-19) mengalami lonjakan drastis di Indonesia.

Per 16 Juni 2021, Kementerian Kesehatan melaporkan total pasien positif corona di Tanah Air berjumlah 1.937.652 orang.

Baca Juga: Nagita Slavina : Poligami dalam Islam Dibolehkan, Saya Tidak Bisa Melawan

Bertambah 9.944 orang dari hari sebelumnya, kenaikan harian tertinggi sejak 22 Februari 2021. Pada 14 hari terakhir, rata-rata pasien positif bertambah 7.563 orang per hari. Melonjak dibandingkan rata-rata 14 hari sebelumnya yaitu 5.619 orang per hari.

Untuk itu, Gus AMI menyebut bahwa Pemerintah harus segera memperketat pembatasan aktivitas masyarakat.

Menurut dia, hal ini perlu dilakukan untuk menyetop sebaran Covid-19 agar tidak meluas sekaligus ikhtiar menyelamatkan nyawa.

Baca Juga: Jurnalis Mara Salem Harahap Ditembak Mati di Simalungun, Dewan Pers Kutuk Keras Pelaku

Kondisi saat ini tentu saja membuat kita semua cemas. Varian virus sudah masuk di Indonesia. Varian delta dan alpha sudah mendominasi.

"Harus ada keberanian melakukan karantina di wilayah yang sedang meningkat kasusnya," kata Gus Muhaimin di Jakarta, Jumat, 18 Juni 2021 dilansir dari lama pkb.id.

Wakil Ketua DPR RI ini mengingatkan lockdown bakal berdampak sangat signifikan. Berkaca pada pengalaman Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) pada kuartal II-2020, ekonomi Ibu Pertiwi `mati suri`.

Baca Juga: Ayu Ting Ting Berikan Jawaban Menohok ke Netizen Soal Pembelaaan Sang Ayah

Kata dia, pengangguran melonjak, kemiskinan semakin marak, gara-gara `roda` ekonomi yang tidak bergerak.

Pada Agustus 2020, Badan Pusat Statistik (BPS) mengungkapkan tingkat pengangguran mencapai 7,07%, Ini adalah yang tertinggi sejak Agustus 2010.

Kemudian per September 2020, tingkat kemiskinan naik ke 10,19%, tertinggi sejak Maret 2017. Tingkat kemiskinan yang susah payah diturunkan ke satu digit sudah kembali menyentuh dua digit.

Baca Juga: Guntur Soekarno ke Presiden Jokowi, Jangan Takut Dituduh Otoriter!

Dipastikan langkah itu ada ada risiko. Satu sisi memang pemulihan ekonomi dan kesehatan harus berjalan beriringan, tapi kalau sudah kondisi genting seperti sekarang sebaiknya kesehatan dan nyawa diutamakan.

"Karena kalau manusianya tidak sehat tentu saja ekonomi ikutan tidak sehat,” tutur mantan aktivis PMII itu.

Sebelumnya, Provinsi Jawa Barat kini menduduki posisi pertama kasus Covid-19 tertinggi di Indonesia. Hingga Kamis, 17 Juni 2021 pagi, jumlah kasus Covid-19 di Jawa Barat melonjak menjadi 330.336 kasus. Tak hanya Jawa Barat, Bandung Raya kini menjadi wilayah Siaga 1.

Baca Juga: Tiga Pemateri Kajian Kelompok JAD Ditangkap Tim Densus 88 di Pangandaran

Akibat hal tersebut, Wali Kota Bandung Oded M Danial menerapkan lockdown selama 14 hari dengan cara penutupan jalan.

di Jawa Tengah, ada 151 RT yang tersebar di 38 desa di 11 kecamatan Kabupaten Pati di-lockdown lokal untuk mengantisipasi penyebaran virus Corona di Pati. Pemerintah setempat menyebut lockdown diterapkan karena wilayah tersebut masuk dalam kategori zona merah virus Corona. ***

Editor: R. Aulia

Sumber: pkb.id


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x