Survei IndEX Research: Elektabilitas PDIP Menurun, Partai Demokrat Melejit

- 12 Maret 2021, 23:21 WIB
Hasil survei IndEX Research.
Hasil survei IndEX Research. /Antara/HO

INDOBALINEWS - Indonesia Elections and Strategic (IndEX) Research melakukan survei pada periode 25 Februari-5 Maret 2021 terhadap 1200 orang mewakili seluruh provinsi di Indonesia.

Survei dilakukan melalui telepon kepada responden yang dipilih acak dari survei sebelumnya sejak 2018. Survei ini dengan margin of error ±2,9 persen, pada tingkat kepercayaan 95 persen.

Berdasarkan hasil survei tersebut, PDIP bersama Partai Golkar dan Partai Gerindra mengalami tren penurunan elektabilitas. Meski begitu, elektabilitas PDIP masih lebih tinggi dibandingkan partai politik lainnya.

Baca Juga: Perpanjang Kontrak, Stefano Lilipaly Siap Persembahkan Piala Bagi Bali United

Baca Juga: Kubu AHY: Panitia KLB Partai Demokrat Langgar Konstitusi Partai dan UU Parpol

PDIP yang fluktuatif di kisaran 28-33 persen pada survei sebelumnya (Mei hingga November 2020), kini pada survei Maret 2021 melorot menjadi 24,7 persen.

"Elektabilitas PDIP masih tertinggi. Namun dibandingkan hasil survei sebelumnya, elektabilitas PDIP menurun," jelas peneliti IndEX Research Hendri Kurniawan, dalam siaran persnya, di Jakarta, Jumat 12 Maret 2021.

Tingginya elektabilitas PDIP, menurut dia, tidak bisa dilepaskan dari posisinya sebagai parpol yang memimpin koalisi pemerintah, dan keberhasilan PDIP memenangkan dua Pemilu berturut-turut.

Baca Juga: Fakta Pembunuh Berantai di Bogor : Positif Narkoba Hingga Cari Mangsa Dari Facebook

Baca Juga: Tari Kecak, Sejarah Singkat Hingga Pesan Moralnya

Partai Gerindra dan Partai Golkar juga setali tiga uang. Partai Gerindra dari kisaran 14 persen pada survei sebelumnya, kini turun menjadi 12,3 persen. Sedangkan Partai Golkar dari 9 persen kini tinggal 7,8 persen.

Yang menarik, partai oposisi seperti PKS dan Partai Demokrat justru mengalami peningkatan elektabilitas berdasarkan survei terbaru.

Partai Demokrat yang semula stabil 3 persen (Mei hingga November 2020), kini melejit menjadi 7,1 persen. Sedangkan PKS dari kisaran 5 persen pada survei sebelumnya, kini naik lagi menjadi 6,2 persen.

"Di kubu oposisi, Partai Demokrat dan PKS mengancam posisi partai-partai utama pemerintah," papar Hendri Kurniawan.

Baca Juga: Pemeran Rendy di Sinetron Ikatan Cinta Akan Nikahi Calon Dokter

Aksi kubu Moeldoko yang berasal dari lingkaran istana di Kantor Staf Presiden (KSP) dengan menggelar Kongres Luar Biasa (KLB) Partai Demokrat ditengarai bagian dari upaya menjinakkan oposisi.

Strategi Partai Demokrat tampaknya meniru PDIP yang menjadi oposisi dalam dua periode dan kemudian menang Pemilu.

"Dengan faktor utama AHY, Partai Demokrat menuai kenaikan elektabilitas, sehingga tampaknya kubu pemerintah memandang serius posisi Partai Demokrat," ujarnya.

Baca Juga: Ini 6 Skill yang Paling Banyak Dicari Tahun 2021

Sementara itu Partai Solidaritas Indonesia (PSI) juga mengalami kenaikan signifikan dari awalnya 2 persen, merangkak ke 4 persen, dan kini tembus ke 5,0 persen.

Adapun parpol papan tengah lainnya adalah PKB (5,4 persen), Partai NasDem (3,6 persen), PPP (2,0 persen), dan PAN (1,1 persen). Geliat parpol baru memunculkan Partai Ummat yang menyodok dengan elektabilitas 1,3 persen.

Pada papan bawah ada Hanura (0,6 persen), Perindo (0,5 persen), Berkarya (0,3 persen), dan parpol baru Gelora (0,3 persen). Lainnya yaitu PBB, PKPI, Garuda, dan parpol baru Masyumi tidak mendapatkan dukungan. Sisanya menyatakan tidak tahu/ tidak menjawab (21,8 persen).***

Editor: M Susanto Edison

Sumber: Antara


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x