Batasi Koalisi di Pilpres 2024, PDIP Cenderung Mengamini Praktik Pragmatisme Kekuasaan

- 4 Juni 2021, 09:57 WIB
Pakar perilaku sosial, Arief Munandar sebut PDIP lakukan korupsi paling jahat dalam sejarah Indonesia, tak setuju partai paling ideologis.
Pakar perilaku sosial, Arief Munandar sebut PDIP lakukan korupsi paling jahat dalam sejarah Indonesia, tak setuju partai paling ideologis. /Instagram/presidenmegawati


INDOBALINEWS - Pernyataan Sekjen PDIP, Hasto Kristiyanto bahwa partainya yang memiliki ideologi berbeda dengan PKS dan Partai Demokrat sehingga sulit bekerjasama mendapat kritikan dari analis dan pakar.

Sejumlah partai mulai saling pamer kelebihan untuk mencari rekan koalisi, temasuk partai pengusa PDIP.

Kata Hasto dalam sebuah kesempatan, PDIP akan sangat sulit bekerja sama dengan PKS dan Partai Demokrat lantaran memiliki basis ideologi yang berbeda.

Baca Juga: Sibuk Urus Ibunda Sakit, Kalina Ocktaranny Minta Netizen Doakan Keharmonisan Rumah Tangganya

Akibat komentar Hasto tersebut, PDIP kini dipandang publik sebagai partai yang mengklaim dirinya sebagai partai yang paling ideologis.

Analis sosial politik Universitas Negeri Jakarta (UNJ), Ubedilah Badrun menilai pernyataan Hasto justru memuat PDIP seolah tengah membuat batasan-batasan demi mendapatkan kekuasaan di tahun 2024 mendatang.

Apalagi, Ubaedillah, publik juga tau PDIP menyatakan tidak akan berkoalisi dengan dua partai, yaitu Demokrat dan PKS.

Baca Juga: Hadapkan Alquran dan Pancasila, Guru Besar UIN: Pertanyaan TWK KPK Bersifat Pelecehan terhadap Agama

Alasan yang diutarakan Hasto mengenai hal ini justru memperjelas corak partai yang tidak ideologis.

Menurut pengamatannya, kepemimpinan PDIP cenderung mengamini praktik pragmatisme kekuasaan dan perilaku koruptif, bahkan menurutnya terjadi dimana-mana.

“Mereka melakukan korupsi paling jahat sepanjang sejarah, karena melakukan korupsi uang bantuan sosial (bansos) yang seharusnya untuk orang miskin,” kata Ubedilah dikutip dari pikiran-rakyat.com, Kamis 3 Mei 2021.

Baca Juga: Jenderal Andika Perkasa Berpeluang Menjadi Panglima TNI, PDIP: Itu Keinginan Pasar

Dari situ, Ubedilah memandang PDIP bukan partai yang ideologis. Sehingga, fakta-fakta tersebut membuktikan bahwa koalisi yang dibangun PDIP bukanlah koalisi ideologis, tetapi koalisi pragmatis.

“Jadi tidak layak jika PDIP mengklaim sebagai partai ideologis lalu membangun koalisi Pilpres 2024 dengan basis ideologis, sementara koalisi capres lain dinilai tidak ideologis,” katanya.

Pernyataan Hasto juga mengundang reaksi dari Pakar Perilaku Sosial, Arief Munandar.

Baca Juga: Rekor Korupsi Terbesar di Era Jokowi, Demokrat: Presidennya Sibuk Nyalahin 'Radikal Radikul'

Arief sama sekali tidak setuju dengan anggapan publik terhadap PDIP sebagai partai beridiologis. Dirinya bahkan mengaku tidak percaya dengan apa yang disampaikan Hasto.

"Sangat tidak setuju dan sangat tidak percaya terhadap pernyataan Hasto yang secara tidak langsung mengatakan bahwa PDIP adalah partai paling ideologis," kata Arief Munandar seperti dikutip dari kanal YouTube Bang Arief, Kamis, 3 Juni 2021.

Jelasnya, PDIP tidak bisa dikatakan sebagai partai ideologis.

Baca Juga: Dinilai Promosikan Pedophilia, KPI Didesak Stop Sinetron Zahra 'Suara Hati Istri'

Dia tegas mengatakan alasannya karena kadernya telah melakukan kejahatan terbesar sepanjang sejarah Indonesia.

"PDIP, kader-kadernya melakukan korupsi paling jahat sepanjang sejarah Indonesia," kata Arief Munandar.

Arief menjelaskan satu di antara kasus korupsi terparah yang dilakukan oknum kader PDIP, mantan Menteri Sosial, Juliari P Batubara.

Baca Juga: Dipercaya Erick Thohir, Abdee Slank Miliki Kemampuan Manajemen dan Kompetensi Jadi Komisaris Telkom

"Lantas yang namanya Kemensos lewat bansos itu hadir untuk apa? Jelas melaksanakan amanah dari konstitusi, salah satu amanah yang paling penting itu adalah melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia," kata Arief Munandar.

Bisa dibayangkan, bagaimana teganya kader-kader PDIP melakukan korupsi terhadap dana bansos yang merupakan hak dari rakyat jelata.

"Sehingga ketika PDIP mengeklaim sebagai partai ideologis dan partai wong cilik, ya kita harus mempertanyakan itu. Kita harus menggugat dengan mengatakan are you sure? Anak-anak sekarang pasti akan mengatakan, sumpeh lu?," tagas Arief Munandar. ***

Editor: R. Aulia

Sumber: Pikiran-Rakyat.com


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x