'Tabir Kelam' dari Made Mawut, Mengenang Misteri Sejarah di Tahun 1965

7 April 2023, 11:17 WIB
Made Mawut keluarkan single terbaru mengenang misteri sejarah di tahun 1965 rilis offline Jumat 7 April 2023. /Dok Chandra

INDOBALINEWS - Banyak kenangan sejumlah peristiwa kelam di negeri ini yang bisa menjadi bahan pelajaran lewat beragam pengungkapan.

Seperti yang dilakukan Made Mawut, solois delta blues Denpasar, Bali, mengutarakan keresahannya sekaligus mengajak kita ingat akan misteri sejarah negeri ini melalui single terbarunya "Tabir Kelam".

Made Mawut berkisah keresahan tentang pembantaian di Indonesia 1965–1966 terhadap orang-orang yang dituduh komunis di Indonesia pada masa setelah kegagalan kudeta Gerakan 30 September (G30S/PKI) di Indonesia.

Baca Juga: Trend Baju Lebaran Tahun 2023, Jangan Sampai Ketinggalan!

Sebagian besar sejarawan sepakat bahwa setidaknya setengah juta orang dibantai. Namun hingga kini masih menyisakan banyak misteri.

Kala itu ratusan ribu, mungkin jutaan nyawa tak bersalah melayang tanpa proses pengadilan. Sanak keluarga kehilangan jejak tanpa kabar, mempertanyakan dimana jasad mereka dikebumikan. 

Baca Juga: Lirik Lagu 'Tak Segampang Itu' Anggi Marito yang Sukses Bikin Galau

Berlatar kisah pilu itu, Made Mawut mengutarakan keresahannya sekaligus mengajak kita ingat akan sejarah negeri ini melalui single terbarunya "Tabir Kelam".

Menggandeng kawan satu tongkrongan duo folk Nosstress, single "Tabir Kelam" telah dirilis di kanal musik digital, 31 Maret 2023. 

Berselang sepekan single rilis, disusul penayangan perdana video musik "Tabir Kelam".

Baca Juga: Apes! Bule Italia yang Viral Mengajari Tarian Bali Akhirnya Dideportasi Imigrasi Denpasar

Video musik ini dirilis secara offline di Taman Baca Kesiman, Denpasar, Jumat, 7 April 2023, dan online di kanal Youtube Made Mawut pada pukul 19.30 WITA.

"Peristiwa itu tidak diungkap hingga kini sehingga ada sesuatu yang penting hilang dalam catatan sejarah bangsa ini. Namun seiring berjalannya waktu alam akhirnya menguak kisah itu, dan salah satunya di Pantai Cucukan, Gianyar Bali," tutur Made Mawut. 

Baca Juga: 27 Tahun Pasang Tiang Provider Tanpa Izin Pemilik Tanah, PT Telkom Disomasi Seorang Warga Denpasar

Dari lagu juga video musik "Tabir Kelam" ini, Made Mawut ingin mengajak lebih tahu, menolak lupa dengan apa yang terjadi pada peristiwa kelam 65. 

"Apapun yang terjadi di masa lalu ini terlepas dari siapa yang benar atau salah. Bagi saya peristiwa itu patut diketahui kebenarannya oleh  tiap generasi, sehingga kita sama-sama bisa belajar dari peristiwa itu dan tak mengulangi lagi," ujar Made Mawut. 

Baca Juga: BI Mulai Buka Penukaran Uang Keliling Jelang Lebaran

Dadang Pranoto selaku produser melihat sosok Made Mawut kerap berbuat "nyeleneh" dari setiap lirik yang dia buat, tapi pesannya jelas tanpa basa-basi.

Dan baginya musik adalah media popular, menjadi pengeras suara-suara bawah tanah. 

"Ini menjadi penting karena di lagu baru yang berjudul "Tabir Kelam" ini dia merubah suatu cerita yang puluhan tahun senyap kembali dia gaungkan hanya dalam durasi lagu 4.16. Itu luar biasa," ucapnya. 

Baca Juga: Rayakan Kemeriahan Ramadan Bersama Shopee Affiliate Meet-Up Special dengan Awkarin dan Cici Konten

"Dan saya sebagai produser album Made Mawut tentu tidak berpikir panjang untuk memutuskan apa yang harus kami lakukan dengan karya ini," ujarnya.

Karena baginya musik atau karya seni tetap harus punya guna, dan lagu ini akan sangat bermanfaat dan menjadi literasi pengetahuan sejarah bangsa ini melalui musik.

"Hari ini Made Mawut kembali hadir dengan tingkat kematangan musikal sebagai penulis lagu yang sungguh penting buat industri musik di Bali," ujar Dadang Pranoto. 

Baca Juga: Cara Resmi dan Mudah Menyalurkan Zakat Lewat Transfer ke Rekening Bank Milik Baznas

Dari sisi visual dieksekusi dengan apik oleh Hadhi Kusuma yang didapuk sebagai sutradara, dibantu Baskara Putra menata gambar.  

"Ketika Made menceritakan konsep video lagu "Tabir Kelam", saya bersemangat ingin segera menggarap. Kami mendaulat Baskara Putra, seorang fotografer untuk kolaborasi sebagai penata gambar di video musik ini, karena ia memiliki nuansa gambar yang cocok disandingkan dengan lagu ini," jelas Hadhi Kusuma. 

Baca Juga: Gubernur Koster ke Tokyo Ditengah Riuh Batalnya Piala Dunia U20 di Indonesia

Meski kisah pilu 1965 identik dengan cerita kekerasan dan berdarah-darah, Hadhi Kusuma dan Dewa Baskara berupaya menampilkan sisi yang lebih optimis.

"Di video musik "Tabir Kelam", sepatu adalah pengantar kisah peristiwa itu untuk generasi mendatang, sehingga kita bisa mengetahui sejarah yang terjadi.

Baca Juga: Indonesia Rusia Tandatangani Perjanjian Ekstradisi

Terungkap apa adanya agar kelak itu menjadi satu pembelajaran bagi kita semua," tutup Hadhi Kusuma.***

 

 

 

Editor: Shira Ade

Tags

Terkini

Terpopuler