Belajar Ulet dan Pantang Menyerah dari Made Lin, dalam Melestarikan Budaya Bali

- 28 April 2022, 12:58 WIB
Maestro Rias Pengantin Bali, Almarhum Made Lilin Andayani Luwur atau Made Lin.
Maestro Rias Pengantin Bali, Almarhum Made Lilin Andayani Luwur atau Made Lin. /Dok Keluarga Made Lin

 

INDOBALINEWS - Ungkapan "Di mana bumi dipijak, Di situ langit dijunjung", rupanya terpatri benar dalam diri Maestro Rias Pengantin Bali, Almarhum Made Lilin Andayani Luwur atau Made Lin.

Perempuan asal Banten Jawa Barat ini begitu mencintai budaya Bali sejak ia memutuskan menetap di Pulau Dewata. 

Made Lin adalah salah satu tokoh paling berjasa dalam mempopulerkan pakem tata rias pengantin Bali. Sejumlah pelaku tata rias pengantin Bali amat berterimakasih kepadanya

Seperti yang dikatakan oleh Ketua Himpunan Ahli Rias Pengantin Indonesia (Harpi) Melati, Dra. Ni Wayan Sumerthi Pande yang baru saja dilantik bahwa jasa almarhum Made Lin sangat besar bagi pelestarian budaya Bali.

Baca Juga: Serba Serbi Ramadhan di Bali: IMM Buleleng Berkolaborasi Gelar Pondok Ramadhan

Khususnya bagi keberadaan organisasi HARPI yang diharapkan dapat mendukung pelestarian Budaya, khususnya budaya Bali dan budaya asli Indonesia di masyarakat.

Hal yang sama dikatakan juga oleh putri ketiga Made Lin, Komang Jelvi Permata yang juga menjabat sebagai Ketua Dua Harpi Melati Bali periode 2022 - 2027.

Menurut Jelvi, ada banyak suri tauladan yang bisa dicontoh tak hanya bagi keluarga besarnya, tetapi juga bagi masyarakat yang mencintai adat budaya Bali.

"Semangat menebar kebaikan, ulet, pantang menyerah di tengah kondisi apapun demi memperjuangkan cita-cita yang bermanfaat bagi pelestarian budaya akan terus dikenang dan menjadi contoh suri tauladan bagi kami semua khususnya dan juga bagi semua orang yang mencintai budayanya," ujar Jelvi.

Baca Juga: Jelang GPDRR: Pemerintah Indonesia dan PBB Tanda Tangani Perjanjian Kerja Sama Pengamanan

Dituturkan juga oleh Jelvi bahwa sosok Made Lin tidak pelit untuk membagi ilmu dengan orang lain. Bukan hanya kepada anak dan cucu, tapi kepada siapa saja yang ingin belajar darinya.

Semasa hidup, Made Lin tidak hanya membentuk dan menjaga Harpi Melati Bali di berbagai daerah. Namun juga mendirikan lembaga kursus tata rias pengantin yang sesuai dengan pakemnya.

Dari lembaga ini, banyak lahir bakat-bakat muda dari generasi penerus Bali yang akan melestarikan rias pengantin sesuai dengan pakem yang ada. "Apa yang sudah Ibu berikan dan bangun, agar kita jaga bersama. Memang jiwa ibu pergi, tapi sukmanya tetap bersama kita semua," tuturnya.

Made Lin adalah sosok yang berjasa membentuk Himpunan Ahli Rias Pengantin Indonesia (Harpi) Melati di sembilan Kabupaten/kota se-Bali sejak 18 tahun lalu. Ia menekuni pakem rias tradisional khas Pulau Dewata setelah menikah dengan pemuda dari Kabupaten Buleleng, Bali.

Baca Juga: Bule Tanpa Busana di Gunung Batur yang Viral di Medsos, Mengaku Sebagai Aktor Netflix

Suri tauladan ini juga yang juga menjadi penyemangat berkarya salah seorang cucunya, Wayan Gendo Suardana, seorang aktivis sosial dan pengacara di Bali. 

"Beliau memiliki keinginan besar menjaga pakem rias pengantin tradisional Bali, kalau ada yang buat riasan aneh, langsung beliau galak karena sudah keluar dari pakem," kata Wayan Gendo Suardana, cucu Made Lin dalam acara Pelantikan Pengurus Dewan Pimpinan Daerah Harpi Melati Bali di Kuta, Rabu 27 April 2022.

Perjalanan sang maestro tata rias pengantin diceritakan dalam sebuah film pendek karya movie maker Erick Est. Film itu dibuka dengan kisah pertemuan beliau bersama sang suami, Gede Luwur Suberata, di Bandung pada tahun 1963.

Baca Juga: Pukul Anak Tetangga Sampai Benjol, Opa Diamankan Polisi Kena Pasal Perlindungan Anak

Gede Luwur mengatakan istrinya yang berdarah Sunda memiliki hobi untuk merias diri, sesampainya di Bali hobi tersebut ditekuni hingga berdiri salon Giri Putri, salah satu salon terkenal di Kota Singaraja pada zamannya.

"Kalau dulu dengar nama salon Giri Putri, pasti banyak yang tahu karena bagus memang pelayanan dan hasilnya," tuturnya. Keinginan besar Made Lin menekuni dunia kecantikan, terutama tata rias pengantin membawanya sampai di Kota Denpasar untuk mendapatkan ilmu lewat sekolah formal, serta dari berbagai pelatihan dan seminar.Setelah memutuskan menjadi seorang perias pengantin, Made Lin berkeinginan untuk melestarikan pakem tata rias Bali sesuai dengan aturan yang ada.

Baca Juga: 2 WNA Jerman dan Denmark, Pembuat Onar dan Penista Agama di Bali, Dideportasi

Perjalanan panjang pun harus dilaluinya, mulai dari mencari informasi dan mengenai pakem rias pengantin di berbagai Puri di Buleleng, sampai mendapatkan persetujuan pihak puri, mengadakan lokakarya dan seminar, hingga pakem dapat dibakukan.

Selama belasan tahun menjadi pengurus sekaligus ketua Harpi Melati Bali, Made Lin telah berhasil membakukan empat pakem tata rias pengantin. Pakem pertama yang berhasil dibakukan yakni rias pengantin Buleleng pada 2013 di Palembang, selanjutnya pakem rias pengantin Bali Agung dan Bali Madya, serta rias pengantin madya Kabupaten Tabanan. ***

 

 

Editor: Shira Ade


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x