Ungkapan visualnya segar, spontan, ringan, dan imajinatif, tetapi juga menghadirkan keajaiban desain yang rinci, bahkan seringkali canggih dan rumit.
"Asih seolah mempunyai mekanisme intuitif yang kuat untuk menstrukturkan kelabilan jiwa “autistik” kanak-kanaknya ke dalam pola-pola kesadaran ruang," ujar Arif Bagus Prasetyo yang tinggal di Bali.
Lebih lanjut Arif menuturkan karya Asih memancarkan kehendak untuk berekspresi dengan jujur seperti anak-anak.
Baca Juga: Pasca Gesekan Mahasiswa Papua dan Warga, Jero Bendesa Adat Renon Pastikan Keamanan Wilayah
Secara visual, karya Asih memiliki karakter naif yang mengingatkan pada sebentuk dunia citra khas ciptaan anak-anak.
Figur-figur dikonstruksikan secara sederhana, meskipun ornamentasinya sering sangat mendetail.
Warna-warni lukisannya cerah dan meriah. Suasana dalam karya Asih selalu terasa riuh, ringan, dan riang, meruapkan atmosfir pesta.
Baca Juga: Tersangka Video Viral 'Kebaya Merah' Bertambah, Terbaru Mahasiswi Asal Bali Diciduk
Hal senada juga dikatakan Benny Oentoro, Owner Galeri Art Xchange sekaligus promotor yang kerap mendampingi Asih berpameran di beberapa kota di Indonesia dan sejumlah negara.
"Ada semangat hidup tersendiri bagi penikmat karyanya. Komposisi warna ceria, goresan yang detil dan atmosfer semangat hidup yang berkesinambunagan selaku tampak dalam tiap karyanya," ujar Benny.