Presiden Jokowi Minta Pandemi Covid-19 Dimanfaatkan untuk Tingkatkan Nilai Tambah Sektor Pertanian

- 25 Agustus 2021, 20:33 WIB
Presiden Joko Widodo dalam Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) Pengendalian Inflasi Tahun 2021
Presiden Joko Widodo dalam Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) Pengendalian Inflasi Tahun 2021 /Dok. Kemenko Perekonomian/


INDOBALINEWS - Presiden Joko Widodo meminta momentum ketidakpastian ini dimanfaatkan untuk meningkatkan nilai tambah di sektor pertanian karena menjadi sektor unggulan di tengah pandemi Covid-19.

Kepala Negara bersyukur perekonomian Indonesia semakin membaik meskipun saat ini berada dalam keadaan dengan serba ketidakpastian.

Ia melanjutkan, momentum pandemi ini, agar dimanfaatkan untuk meningkatkan nilai tambah di sektor pertanian. Hal ini dikarenakan sektor pertanian menjadi sektor unggulan di tengah pandemi Covid-19.

Baca Juga: KPK Pastikan Hoax soal Perekrutan Eks Koruptor Menjadi Penyuluh Antikorupsi

Kepala Negara mengatakan bahwa sektor pertanian di masa pandemi mampu tumbuh positif di angka 2,95 persen pada kuartal pertama 2021 dan 0,38 persen di kuartal kedua.

“Saya yakin insyaallah di kuartal ketiga sektor pertanian juga masih bisa tumbuh lebih baik lagi karena potensi pasar tetap masih sangat besar, baik di dalam negeri maupun untuk ekspor ke luar,” imbuh Presiden saat memberikan arahan dalam peresmian pembukaan Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) Pengendalian Inflasi 2021 di Istana Negara, Jakarta, pada Rabu, 25 Agustus 2021.

Pada bagian lain, Jokowi mengungkapkan, pertumbuhan ekonomi yang mencapai angka 7,07 persen dengan tingkat inflasi yang terkendali di angka 1,52 persen secara tahunan atau _year on year_ (YoY) pada kuartal kedua 2021 perlu disyukuri namun tetap harus diwaspadai.

Baca Juga: Pimpin Gerindra Bali, DPP Minta De Gadjah Kembalikan Satu Kursi yang Hilang di Senayan

Angka inflasi itu jauh di bawah target inflasi 2021 yaitu 3 persen. Tetapi, inflasi yang rendah juga bisa bukan hal yang menggembirakan karena bisa saja ini mengindikasikan turunnya daya beli masyarakat akibat pembatasan aktivitas dan mobilitas.

Dia menekankan beberapa hal untuk menjadi perhatian kepada Tim Pengendalian Inflasi Pusat (TPIP) dan Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID).

Presiden meminta kepada TPIP dan TPID untuk terus menjaga ketersediaan stok dan stabilitas harga barang, utamanya barang kebutuhan pokok. Menurutnya, dalam kondisi daya beli masyarakat yang menurun, stabilitas harga barang menjadi hal yang penting.

Baca Juga: Kunjungi Kuburan Bayinya, Kalina Ocktaranny Ucapkan 'Assalamualaikum Selamat Pagi Cinta Mama'

Jika ada hambatan, segera diselesaikan hambatan-hambatan itu di lapangan. Perlu lebih banyak kerja di lapangan, baik itu kendala di produksi, maupun kendala di distribusi.

"Tiap kota harus cek, lihat lapangan, bagaimana, apakah ada kendala produksi, apakah ada kendala distribusi,” lanjut Presiden.

Rakornas mengambil tema “Mendorong Peningkatan Peran UMKM Pangan Melalui Optimalisasi Digitalisasi untuk Mendukung Pemulihan Ekonomi dan Stabilitas Harga Pangan”, Presiden juga meminta TPIP dan TPID untuk proaktif mendorong sektor ekonomi yang tumbuh makin produktif.

Baca Juga: Gelar Pertemuan Tertutup, PDIP dan Partai Gerindra Mulai Bahas Pemilu 2024

“Membantu meningkatkan produktivitas petani dan nelayan, memperkuat sektor UMKM agar mampu bertahan dan bisa naik kelas,” tambahnya.

Pada bagian akhir, mantan Wali Kota Solo itu mengingatkan untuk tetap waspada dan hati-hati mengatur keseimbangan antara kesehatan dan perekonomian di kuartal ketiga 2021.

Di satu sisi penyebaran Covid-19 tetap harus bisa dikendalikan, namun di sisi lain perekonomian juga tetap dijaga.

Baca Juga: Febri Diansyah Tantang Keberanian Jadikan Eks Napi Koruptor sebagai Pimpinan KPK

“Daya beli masyarakat harus ditingkatkan, yang akan ini mendorong sisi _demand,_ sisi permintaan, serta bisa menggerakkan mesin pertumbuhan ekonomi,” tandasnya. ***

Editor: R. Aulia

Sumber: SETPRES


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x