Gempa Turki: Masih Ada Peluang Temukan Korban yang Masih Hidup

- 13 Februari 2023, 06:58 WIB
Tim Kemanusiaan Indonesia setibanya di Turkiye, Minggu 12 Februari 2023 waktu setempat.
Tim Kemanusiaan Indonesia setibanya di Turkiye, Minggu 12 Februari 2023 waktu setempat. /Dok BNPB

 

INDOBALINEWS - Tim Kemanusiaan Indonesia tiba di Adana, Turkiye, pada hari Minggu 12 Februari 2023.

Setiba di Bandar Udara Adana Sarkipasa, para personel mendapatkan arahan dari Duta Besar (Dubes) Indonesia dan melanjutkan perjalanan menuju Antakya, Hatay, yang berjarak sekitar 199 km.

Dubes Indonesia untuk Turkiye Dr. Lalu Muhammad Iqbal yang menyambut Tim Kemanusiaan Indonesia di Adana menyampaikan beberapa informasi perkembangan penanganan darurat pascagempa Turkiye M7,8.

Baca Juga: PSIS Semarang Dapat Kabar Buruk Jelang Lawan Dewa United, Carlos Fortes Harus Menepi Lama Karena Cedera

Di hadapan tim Urban Search and Rescue (USAR) Basarnas dan BNPB, Iqbal mengatakan, sampai dengan malam tadi 11 Februari 2023, tim penolong masih menyelamatkan beberapa warga hidup yang berada di reruntuhan.

“Faktanya sampai kemarin malam masih ditemukan yang masih hidup,” ujar Iqbal di Adana, Minggu 12 Februari 2023 dalam pernyataan resminya.

Lebih lanjut ia mengatakan ini menunjukkan masih ada peluang untuk menyelamatkan.

Baca Juga: Resmi, 3 Pejabat Unud Jadi Tersangka Dugaan Korupsi Dana SPI Maba Jalur Mandiri

Di samping itu, Iqbal menginformasikan masyarakat setempat terkadang tidak dapat membedakan antara personel SAR dan bantuan kemanusiaan. Ini dapat memicu tekanan kepada responder SAR di lapangan.

“Masyarakat tidak melihat SAR untuk menolong, tetapi masyarakat mengharapkan (tim SAR) datang membawa bantuan,” ujarnya.

Menyikapi kondisi seperti itu, pihak Kedubes telah menyiapkan bantuan logistik untuk mengantisipasi situasi yang diharapkan masyarakat.

Baca Juga: Ingat Ingat Keselamatan Berlalu Lintas untuk Keselamatan Bersama

Pada kondisi lain, Dubes juga mengatakan, masyarakat terkadang menuntut tim SAR untuk mencari anggota keluarga yang masih di dalam reruntuhan bangunan tanpa melihat kemampuan yang dimiliki oleh tim SAR yang ada di lokasi.

“Jadi ketika masyarakat melihat ada bangunan dan berharap keluarganya yang ada di situ dapat segera dievakuasi, sementara tim rescue tidak berani karena mereka menilai ini tidak aman untuk bekerja. Atau ini hanya dapat dilakukan oleh heavy USAR,” tambahnya.

Baca Juga: 2 Meninggal Dunia Tabrakan Sepeda Motor di Mahendradata, 1 Orang Asal Klungkung 1 lainnya Belum Dikenali

Menghadapi potensi ketidakpahaman warga, Dubes menyiapkan tenaga relawan yang dapat berbahasa lokal sehingga tidak ada salah komunikasi saat bertugas di lapangan.

Sementara itu, Ketua Tim Kemanusiaan Indonesia Bambang Surya Putra menekankan arahan Dubes tadi kepada para personel USAR.

“Tim kami dapat didukung dengan tenaga lokal yang bisa berbahasa sini dan mengerti apa yang diingin oleh masyarakat yang kita layani,” tambahya Bambang yang juga sebagai Kepala Pusat Pengendalian Operasi BNPB.

Baca Juga: Viral Statement Pelatih Persija Jakarta Sebut STY Seperi Badut Dalam Iklan, Thomas Doll Beri Klarifikasi

Seusai briefing, Tim Kemanusiaan Indonesia yang didampingi Dubes dan relawan bertolak menuju Antkaya, Hatay.

Saat tiba di Adana, Tim Kemanusiaan melakukan registrasi di _Reception-Departure Centre (RDC). RDC ini dikelola oleh United Nations Disaster Assessment and Coordination (UNDAC). Registrasi merupakan proses yang harus dilakukan para responder dari berbagai negara yang melakukan penanganan darurat pascagempa Turkiye M7,8.

Tim Kemanusiaan Indonesia yang tiba pada hari ini berasal dari BNPB, Kementerian Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan, Kementerian Luar Negeri, Kementerian Pertahanan dan Basarnas. Basarnas menerjunkan 47 personel USAR dengan klasifikasi medium yang terserfikasi Insarag atau International Search and Rescue Advisory Group.

Tim USAR tersebut akan didukung tiga ekor anjing dengan kategori SAR dog dan K-9.

Baca Juga: Bicara PSSI, Erick Thohir: Bukan Pengurus yang Cari Uang Disana Apalagi Potong Honor

Pengiriman tim pencarian dan pertolongan atau search and rescue (SAR) masih sangat dibutuhkan di lokasi reruntuhan bangunan.

Tim USAR Basarnas akan bekerja di sektor 5 di Hatay bersama dengan tim Usar Meksiko dan Portugal. Selain tim tersebut, Pemerintah Indonesia akan menurunkan tim medis tipe 2 dan bantuan logistik.

Gempa bumi M7,8 yang terjadi di Turkiye ini telah berdampak luar biasa pada jatuhnya korban jiwa.

Baca Juga: Lansia Movement 2023: 'Sehat, Kuat, Hebat Di Usia Senja'

Badan penanggulangan bencana negara ini atau AFAD mencatat per 11 Februari 2023, korban meninggal dunia berjumlah 22.327 jiwa, luka-luka 80.278 dan mereka yang terdampak mencapai 13, 5 juta.

Editor: Shira Ade


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x