Abdillah Toha Minta Pemerintah Jelaskan soal Informasi Vaksin Sinovac Tidak Mampu Melawan Varian Delta

- 26 Juni 2021, 16:34 WIB
Abdillah Toha, pendiri PAN ikut berkomentar mengenai simpang siur kelemahan vaksin corona, yakni vaksin SInovac.
Abdillah Toha, pendiri PAN ikut berkomentar mengenai simpang siur kelemahan vaksin corona, yakni vaksin SInovac. /Kolase Antara/Feru Lantara dan Pixabay/WiR_Pixs/

INDOBALINEWS - Pendiri Partai Amanat Nasional (PAN) Abdillah Toha meminta pemerintah segera menjawab kesimpangsiuran adanya simpang siur informasi soal vaksin Sinovac yang tak mampu melawan virus corona varian Delta.

Saat ini masyarakat di Indonesia sedang dicemaskan dengan kabar mengenai cepatnya penularan virus corona varian Delta yang hanya hitungan detik.

Menurut Abdillah Toha, pemerintah segera menjelaskan soal kepastian manfaat vaksin Sinovac dalam melawan Covid-19 varian Delta.

Baca Juga: GeNose Distop, Adian Napitupulu Duga Ada yang Memiliki Kepentingan Politik dan Bisnis

“Banyak berita simpang siur bahwa vaksin Sinovac tidak mampu melawan varian baru Delta yang sedang merebak saat ini,” tulis Abdillah Toha, dikutip Pikiran-Rakyat.com dari akun Twitter @AT_Abdillah Toha, Sabtu 26 Juni 2021.

Dia melanjutkan pertanyaan, apakah hal ini benar atau konspirasi musuh China, semuanya masih tidak jelas.

“Pemerintah perlu pastikan dan bikin pernyataan resmi agar publik tidak resah dan vaksinasi sejauh ini tidak dianggap sia-sia,” cuit Abdillah Toha.

Baca Juga: Gugat Keputusan Menkumham saat Pandemi, Rachland Nashidik: Jenderal Moeldoko Sungguh Tuna Etika

Beberapa waktu lalu Kementerian Kesehatan (Kemenkes) pun sempat menyampaikan kasus corona varian Delta yang disebut-sebut berasal dari India sudah mencapai ratusan.

Selain mencatat soal angka infkesi, Kemenkes juga menyebutkan berdasarkan data Badan Penelitian dan Pengembangan (Litbang) virus corona varian Delta per 20 Juni 2021 lalu telah ditemukan di sebanyak 9 provinsi.

Sembilan provinsi adalah Sumatera Selatan, Banten, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur 3 kasus, dan Gorontalo.

Baca Juga: Putuskan Berhijab, Five Vi Simpan Rapat Semua Baju Seksi di Almari

Dalam penjelasan Kemenkes, virus corona varian Delta atau SARS-CoV.2 B.1.617.2 merupakan mutasi virus corona yang selama ini mewabah (SARS-CoV.2 B.1.617).

Pertama kali virus terdeteksi di India di akhir 2020 dan resmi dinamai varian Delta oleh WHO pada 31 Mei 2021, serta dikategorikan sebagai Variant of Concern (VoC).

Sebelumnya, Ketua Satgas Covid-19 dari Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Prof Zubairi Djoerban sempat menjelaskan soal kegaduhan jika virus corona varian Delta yang dinilai cepat menular.

Baca Juga: Gugat Menkumham Yasonna Laoly soal KLB Ilegal, Demokrat Nilai sebagai Ambisi Politik Moeldoko

"Yang jelas, transmisi cepat dari varian Delta bukan candaan. Itu adalah hasil tracing di Australia untuk kasus-kasus baru,” cuit Prof Zubairi Djoerban, dikutip Pikiran-Rakyat.com dari akun Twitter @ProfesorZubairi, Jumat 25 Juni 2021.

“Mereka menyelidiki penularan yang terjadi di Bondi Junction Westfield, sebuah pusat perbelanjaan, yang menunjukkan bagaimana cepatnya penularan Delta,” unggahnya.*** (Dila Nashear/pikiran-rakyat.com)

Disclaimer: Artikel ini telah tayang sebelumnya di pikiran-rakyat.com dengan judul: "Simpang Siur Vaksin Sinovac Lemah Hadapi Varian Delta, Abdillah Toha: Pemerintah Perlu Pastikan"

 



Editor: R. Aulia

Sumber: Pikiran-Rakyat.com


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x