GeNose Distop, Adian Napitupulu Duga Ada yang Memiliki Kepentingan Politik dan Bisnis

- 26 Juni 2021, 12:16 WIB
Sekretaris Jenderal (Sekjen) Perhimpunan Nasional Aktivis (PENA) 98, Adian Napitupulu.
Sekretaris Jenderal (Sekjen) Perhimpunan Nasional Aktivis (PENA) 98, Adian Napitupulu. /Instagram/@adiany_napitupulu/

INDOBALINEWS- Anggota DPR Adian Napitupulu menduga rencana penghentian GeNose sebagai alat uji atau tes Covid-19 itu bagian dari upaya kelompok yang memiliki kepentingan politik maupun bisnis.

Menurut Adian, penyebab meningkatnya Covid-19 bukan disebabkan oleh GeNose namun karena rendahnya kedisiplinan rakyat, lemahnya kontrol aparat, serta kurang masifnya upaya pencegahan yang dilakukan negara.

"Misalnya, dengan melakukan pembagian masker serta vitamin gratis di masyarakat melalui kelurahan dan RT/RW setiap hari," tuturnya dilansir dari pikiran-rakyat.com, Sabtu 26 Juni 2021.

Baca Juga: Gugat Keputusan Menkumham saat Pandemi, Rachland Nashidik: Jenderal Moeldoko Sungguh Tuna Etika

Dia melihat, mereka yang mengkambinghitamkan GeNose tanpa data bisa jadi hanya menduga- duga.

Hanya dapat dari 'katanya' atau 'infonya', tanpa pegang data yang valid. Atau bisa juga bagian dari kelompok yang memiliki kepentingan politik maupun bisnis.

Oleh karena itu, GeNose merupakan alat uji yang paling murah dengan akurasi yang teruji.

Baca Juga: Putuskan Berhijab, Five Vi Simpan Rapat Semua Baju Seksi di Almari

“Kalau tidak teruji masak izin edarnya dikeluarkan Kemenkes. Dengan demikian maka genose bisa dijangkau oleh beragam kalangan namun di sisi lain membantu negara untuk melakukan identifikasi mereka yang terkena Covid-19 dengan cepat dan murah,” tukas politikus PDI Perjuangan itu.

Menghentikan penggunaan GeNose akan membuat kesehatan hanya menjadi milik orang orang kaya saja yang mampu membayar mahal hanya untuk tes saja. Sederhananya GeNose menjawab kebutuhan rakyat dan negara.

Ia mengatakan, GeNose dengan harga yang terjangkau dibandingkan antigen menjadi bukti bahwa negara hadir untuk semua rakyat. Negara tidak hanya untuk si kaya.

Baca Juga: Rasakan Kehampaan saat LDR, Krisdayanti: Kita Jalanin Pasti Keindahan akan Ada Nantinya

“GeNose diizinkan digunakan kan pasti ada prosesnya, apalagi dari Kemenkes juga sudah kasih izin,” kata Adian merespons dihentikannya penggunaan GeNose di Jakarta, Jumat 25 Juni 2021.

Diketahui, ahli minta tes GeNoSe dihentikan sementara. Ahli biologi molekuler Ahmad Utomo mengatakan, penghentian sementara penggunaan alat tes Covid-19 buatan Universitas Gadjah Mada (UGM) untuk menunggu hasil validasi eksternal dari kampus merdeka.

Disebutkan, validasi eksternal sebelumnya direncanakan secara independen oleh tim peneliti dari institusi non-UGM dan berlangsung hingga April 2021.

Baca Juga: Empat Warga Sipil Ditembak Mati KKB di Yahukimo, Beberapa Orang Disandera

"Ini sudah Juni, sejak Februari belum ada hasilnya," dalih Utomo .

Menurut Adian, ketika GeNose ditiadakan, yang paling terpukul sebenarnya rakyat kecil juga, yang tetap harus beraktivitas untuk mencari nafkah meskipun pandemi masih seperti sekarang.

Berikutnya, perjalanan akan berbiaya tinggi dan mempengaruhi mobilitas manusia yang berikutnya bisa memukul perekonomian di bidang transportasi maupun pariwisata dan lainnya.

Baca Juga: Tanggapi Vonis Empat Tahun, Fadli Zon: Banyak Kebijakan dan Keputusan yang Tidak Adil pada HRS

Kalau berdasarkan data jika GeNose menjadi penyebab maka harusnya lonjakan Covid-19 terjadi setidaknya satu atau dua bulan setelah GeNose di pergunakan atau sekitar bulan Maret atau April 2021 bukan bulan Juni.

“Nah faktanya bulan Maret dan April justru kasus Covid Indonesia justru pada titik terendah sepanjang pandemi, landai sekali,” katanya.

Lebih lanjut, uji validitas alat medis tidak sederhana. Seringkali masalah valid atau tidaknya alat medis juga dipengaruhi oleh terpenuhi tidaknya syarat syarat dari mereka yang di uji serta pelaksana uji itu sendiri.

Baca Juga: Seorang Diri Naik Jet Pribadi ke Bali, Mai Estianti Kaget Tarifnya Rp115 Juta per Jam

"Singkatnya, gak taat prosedur, dilakukan dengan sembarangan. Misalnya, jika kita mau tes darah lalu disyaratkan untuk puasa sehari sebelumnya. Bila syarat itu tidak terpenuhi maka itu bukan berarti alatnya tidak akurat," kata Sekjen Perhimpunan Aktivis Nasional 98 atau PENA 98 itu.

Menurut Adian, baiknya GeNose maupun segala bentuk dan jenis alat tes lainnya dibiarkan untuk digunakan, dengan catatan selama alat itu memenuhi standar. Dengan demikian, rakyat bisa punya pilihan yang lebih beragam.

Adian mengusulkan, GeNose tidak hanya digunakan di bandara atau stasiun tapi juga di terminal, pasar, mall, kelurahan, dan berbagai tempat umum sehingga akses masyarakat untuk melakukan deteksi dini terhadap Covid-19 semakin terbuka dengan harga terjangkau.*** (Satrio Widianto/pikiran-rakyat.com)

Disclaimer: Artikel ini telah tayang sebelumnya di pikiran-rakyat.com dengan judul:"
GeNose Dihentikan, DPR: Rakyat Kecil akan Terpukul"

Editor: R. Aulia

Sumber: Pikiran-Rakyat.com


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x