13 Musisi Rilis Album Kompilasi 'sonic/panic' di IKLIM Fest, Salah Satunya Duo Endah N Rhesa

- 5 November 2023, 19:17 WIB
Para musisi yang tampil di IKLIM Fest di Monkey Forest, Ubud, Sabtu 4 Oktober 2023.
Para musisi yang tampil di IKLIM Fest di Monkey Forest, Ubud, Sabtu 4 Oktober 2023. /Dok. Humas IKLIM Fest.

 

INDOBALINEWS - Sebanyak 13 musisi ternama di Indonesia resmi merilis album kompilasi bertajuk "sonic/panic" dalam gelaran IKLIM Fest di Monkey Forest, Ubud, Sabtu 4 November 2023. Album kompilasi ini menyuarakan tentang krisis iklim yang diproduksi oleh Alarm Records, sebuah label rekaman sadar iklim pertama di Indonesia. 

Musisi yang terlibat dalam album ‘sonic/panic’ ini yaitu Endah N Rhesa, Navicula, Tony Q Rastafara, Tuantigabelas, Iksan Skuter, FSTVLST, Made Mawut, Nova Filastine, Guritan Kabudul, Kai Mata, Rhythm Rebels, Iga Massardi, dan Prabumi.

Musisi-musisi ini memukau penonton dengan penampilan perdana lagu-lagu dari album kompilasi ini. Kolaborasi ini juga menggandeng komunitas Yowana Padangtegal, Dietplastik Indonesia, dan mitra lainnya untuk mendukung kesadaran lingkungan.

Baca Juga: Transfer Pemain Liga 1: Dekat dengan Bojan Hodak, Eks Timnas Australia Ini Dikabarkan Gabung Persib Bandung

Robi, vokalis band Navicula, dan salah satu inisiator acara ini menjelaskan bahwa perjalanan album ini dimulai dengan lokakarya yang bertujuan memberikan pemahaman lebih dalam tentang isu krisis iklim kepada para musisi yang terlibat.

Lokakarya ini diharapkan memberikan bekal kepada musisi-musisi ini untuk menulis lagu yang akan menjadi sarana kuat dalam menyuarakan isu lingkungan ini kepada masyarakat luas.

“Jadi dimulai dulu dari workshop pendalaman isu bulan Juni yang lalu, kemudian kita buat album bersama-sama dan akhirnya launching hari ini,” jelas Robi.

Baca Juga: Ketua DPR Kutuk Agresi Militer Israel ke Palestina

Endah, salah satu personil duo Endah N Rhesa, yang juga terlibat dalam produksi album kompilasi ‘sonic/panic’ mengaku hal ini menjadi momen yang baik untuk menyuarakan lebih luas tentang krisis iklim melalui musik.

“Isu ini adalah hal yang penting untuk disuarakan. Ini adalah kesempatan untuk melakukannya bersama-sama dan saya yakin ini menjadi momentum yang baik juga untuk menyuarakan suatu keinginan menjadi lebih baik. Sebenarnya bukan isu yang mudah, tapi kami mencoba break down lagi untuk menyampaikan dengan cara kami,” terang Endah.

Baca Juga: Update Jumlah Korban Tewas di Palestina Usai Pesawat Tempur Israel Hantam Kamp Pengungsi di Jalur Gaza

IKLIM Fest juga menerapkan reuse protocol atau protokol guna ulang oleh Dietplastik Indonesia. Mereka menyediakan wadah dan alat makanan yang dapat digunakan ulang selama festival berlangsung sebagai bagian dari komitmen mereka untuk mengurangi sampah plastik yang telah menjadi masalah serius dalam lingkungan.

Direktur Eksekutif Dietplastik Indonesia Tiza Mafira menjelaskan pentingnya protokol guna ulang ini, yang memiliki emisi jauh lebih rendah dibandingkan dengan sistem pengolahan plastik sekali pakai.

Baca Juga: Transfer Pemain Liga 1: Kejutan, Persebaya Surabaya Gaet Bek Eks Timnas U17 Brasil, Pernah Bela Botafago SP

“Kami mendorong reuse protocol atau protokol guna ulang ini, karena guna ulang emisinya paling rendah dari semua sistem pengolahan yang ada. Bayangkan saja kita menggunakan wadah makanan yang kita cuci 100 kali itu emisinya 80 persen lebih rendah dari pada plastik sekali pakai yang kita daur ulang lagi,” jelas Direktur Eksekutif Dietplastik Indonesia Tiza Mafira.

Selain itu, beberapa area di IKLIM Fest juga memanfaatkan energi surya sebagai langkah untuk mengurangi emisi karbon. IKLIM Fest juga membagikan bibit tanaman secara cuma-cuma untuk dibawa pulang oleh pengunjung, sebagai upaya untuk mengimbangi emisi karbon yang dihasilkan (carbon offsetting) dari IKLIM Fest. 

Baca Juga: Newscastel Rilis Pernyataan Usai 2 Pemainnya Terkena Pelecehan Rasis Pasca Kemenangan Atas Arsenal

Yowana Desa Padangtegal Ubud turut mendukung penuh terselenggaranya IKLIM Fest. Mereka aktif melakukan pemilahan sampah, memanfaatkan kompos untuk tanaman organik, dan upaya lain yang mendukung keberlanjutan hidup di desa mereka.

Jro Bendesa Desa Adat Padangtegal I Made Parmita, menyatakan bahwa komitmen IKLIM Fest sejalan dengan komitmen desa mereka dalam menjaga alam.

“Kami mendukung penuh acara ini. Hari ini kita libatkan Yowana, sehingga bisa mentransfer ilmu bahwa menjaga iklim itu penting. Melalui komunitas ini harapannya bisa memberikan sosialisasi juga kepada desa lain untuk bersama-sama menjaga alam yang bermanfaat bagi keberlangsungan hidup kita,” jelasnya.

Baca Juga: Gol Kontroversi Sebabkan Arsenal Kalah 0-1 Dari Newcastle, Arteta: Ini Memalukan

IKLIM Fest juga menghadirkan berbagai kegiatan menarik yang melibatkan masyarakat dan komunitas lokal di Ubud, seperti program film yang dikurasi oleh Silurbarong, pop-up skatepark oleh Bluebear Skatepark, kelas yoga, talkshow, berbagai workshop, penampilan dari Yellow Garden, serta bazar komunitas.

Semua ini membantu menciptakan kesadaran dan aksi nyata dalam menjaga lingkungan dan mengatasi krisis iklim.

‘sonic/panic’ sudah tersedia untuk didengar di Spotify dan layanan streaming musik lainnya. Untuk informasi lebih lanjut tentang album 'sonic/panic', kunjungi https://www.alarmrecords.com/.***

Baca Juga: Kereta Cepat Whoosh Catat Rekor 18 Ribu Penumpang di Akhir Pekan

 

Editor: Ronatal Siahaan


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x