'Demokrasi Timur Berjaya': Jangan Lupakan Gagasan Membangun Bangsa yang Unggul

- 9 Desember 2021, 21:26 WIB
Diskusi Publik yang digelar Whats Viral tentang Demokrasi Timur Berjaya dalam tayangan Youtube  Rabu 8 Desember 2021.
Diskusi Publik yang digelar Whats Viral tentang Demokrasi Timur Berjaya dalam tayangan Youtube Rabu 8 Desember 2021. /Screenshot Youtube Whats Viral

Kita tahu bahwa sistem yang kita anut hari ini bahkan sampai kepala desa saja itu pilihan langsung. Dan bagi Indonesia Demokrasi Timur itu bukan individual freefold dan bukan bukan kemudian demokrasi yang mengedepankan winner-takes-all alias yang menang merebut semua. Sebab demokrasi timur adalah karakter yang mengedepankan gotong-royong, mengedepankan kolaborasi dan kesopansantunan.

Baca Juga: RV Hotel By MaxOne Rejuvination di Gianyar, Paduan Herbal Traditional dan Hospitality Modern

"Kesimpulannya adalah terminologi Demokrasi Timur mari kita tarik sebagai value atau budaya timur. Artinya value sopan santun gotong royong tidak ada invidualisme dan bandingkan dengan hari ini dimana seseorang akan menjadi populer itu karena bagaimana dia perform di ranah publik melalui medsos," bebernya.

Tetapi bukan berarti itu negatif, karena medsos membuka betul ruang kontrol sosial terhadap kinerja pemerintah. Dan tantangannya adalah seberapa efektif kinerja tersebut untuk dikontrol apakah hanya memunculkan sensasi atau mendorong prestasi yang konkrit.

Inilah yang menjadi penting kita khawatir hari ini orang mencari yang instan. saat kita ditanya gagasan penting atau tidak jawabannya adalah kalau bung Karno tidak menggunakan gagasan bernegara bagaimana Indonesia bisa jadi satu saat itu.

Baca Juga: Hujan Mengguyur Bali Seharian, Balita Terjebak Banjir di Legian

Seluruh pejuang saat itu bergerak membangun gagasan yang akan membawa masyarakat bersama-sama lari ke arah yang benar-benar kita yakini bagus.

"Namun begitu, solusi konkrit tentang persoalan di masyarakay memang penting tetapi kita harus belajar untuk berlari bersama, tanpa gagasan tanpa ideologi itu sulit untuk tercapai. Dan sekarang kita khawatir terjebak dalam pragmatisme," ungkapnya.

Seorang pemimpin yang bisa mencari solusi membangun sebuah hal-hal yang konkrit itu penting tapi jangan lupa juga tentang gagasan membangun bangsa yang unggul bangsa yang kompeten. Dan kedua hal ini tidak bisa dipisahkan, sebab kita bisa membangun bangsa yang unggul tapi persoalan pragmatis juga harus ditangani.

Baca Juga: Tak Berniat Lecehkan Profesi Wartawan, Personel Paspampres Minta Maaf

Halaman:

Editor: Shira Ade


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x