Kekhasan Garam Natural dari Amed Karangasem Dipadu dengan Kepiawaian Chef Bara Mengolah Kuliner di UFF

- 27 Juni 2022, 22:28 WIB
Pengisi acara talk show dan demo masak di acara UFF Sabtu 25 Juni 2022.
Pengisi acara talk show dan demo masak di acara UFF Sabtu 25 Juni 2022. /Dok wahyu

 

 

INDOBALINEWS - Ubud Food Festival (UFF) yang digelar usai sempat terhenti selama dua tahun diiharap jadi tonggak kebangkitan pariwisata dan UMKM Bali.

Sejumlah acara digelar dalam acara yang berlangsung dari tanggal 24-26 Juni 2022.

Diantaranya adalah demo memasak, workshop, forum makanan, tour kuliner, live music hingga pameran.

Ajang ini akan diselenggarakan secara hybrid, baik luring maupun daring melalui streaming.

Baca Juga: Indonesia International Marathon 2022 di Bali Usai, Pemenang Lomba Berharap Digelar Tiap Tahun

Dalam sebuah acara yang digelar Sabtu 26 Juni 2022 yang dihadiri oleh Chef Bara dan Founder Javara Helianti Hilman mengemuka bahwa food culture Indonesia dibutuhkan panggung untuk memunculkan kuliner nusantara. Karena Indonesia memiliki kultur kuliner yang kaya dan unik.

Dikatakan Helianti Hilman bahwa event Ubud Food Festival memberikan ruang bagi potensi kuliner dikenal luas ke mancanegara.

Baca Juga: Ekspansi Pasar untuk Inovasi Intelligent Digital Car di Bali Masih Terbuka Lebar

"Bagaimana pun Indonesia perlu memiliki panggung lebih luas untuk mengenalkan produk-produk asli Indonesia. Jadi kolaborasi dengan Ubud Food Festival (UFF) ini sangat bagus sekali,” kata Helianti Hilman, Sabtu 25 Juni 2022.

Event UFF tahun ini juga didukung oleh side event bertajuk ‘Unlocking Indonesia’s GI Opportunities Perspectives on Its Experts & Masterclass by Chef Bara Pattiradjawane’.

Dalam kegiatan itu, chef Bara menunjukkan kehandalannya mengolah kuliner berbahan baku lokal.

Baca Juga: Ekspansi Pasar untuk Inovasi Intelligent Digital Car di Bali Masih Terbuka Lebar

Masakan nasi goreng daging kambing khas Indonesia itu salah satunya menggunakan garam Amed yang berasal dari Karangasem, Bali.

Dalam hal cita rasa garam Amed, kata Helianti, chef Bara mampu mendeskripsikan kekhasan garam natural yang diproduksi oleh petani garam di wilayah Amed, Karangasem.

“Keunikan bahan baku seperti garam Amed ini, pasti yang pertama kali mengapreasi adalah chef, karena itu kita menggandeng chef Bara karena mereka yang mampu mendefinisikan,” kata Helianti, Sabtu, 25 Juni 2022.

Baca Juga: Kuta Selatan Bali Digoyang Gempa Tektonik M 4,4 Juga Dirasakan Warga di Mataram Lombok

Sementara, Ketua Masyarakat Perlindungan Indikasi Geografis (MPIG) Garam Amed Bali I Nengah Suanda mengungkapkan, garam Amed banyak diminta pasar tanpa kandungan apapun atau natural/organik.

Hanya saja, kendala regulasi nasional membuat petani garam di wilayah Timur pulau Bali itu tetap harus mengikuti aturan yang ada.

“Kita tetap ikuti regulasi, tapi pangsa pasar yang menghendaki garam organik tetap kita suplai, justru lebih banyak permintaan garam natural,” kata Nengah Suanda.

Baca Juga: 3 Loket Tiket Baru di Penglipuran dari MUF Bantu Normalkan Pariwisata di Bali

Dengan semakin dikenalnya garam Amed, Bali, kata Suanda, petani garam memiliki semangat produksi. Produksi garam itu dibeli dan dipasarkan melalui pola yang terorganisir satu pintu.

Menurut Suanda, ketika produk garam Amed tidak bisa masuk pasar moderen karena terganjal regulasi nasional, pemerintah daerah menawarkan produk itu kepada pasar lokal.

Dalam hal ini, produksi petani garam Amed diserap oleh pelaku usaha hotel dan restoran di Bali.

Baca Juga: Kasus Roy Suryo dan Holywings Jalan Terus, Polda Metro Jaya Pastikan Tangani secara Profesional

“Pemda memberikan solusi yang membantu pemasaran garam Amed. Kita mulai dilirik oleh retail modern dan sejumlah hotel yang ada di Bali,” kata Nengah Suanda.

Seminar terkait mengangkat produk lokal berkesinambungan itu dihadiri oleh sejumlah narasumber yakni, Founder Javara Helianti Hilman, Director of Export Development Cooperation DGNED Ni Made Ayu Marthini, MPIG Bali Salt I Nengah Suanda.

Acara puncak diisi pertunjukan memasak oleh Chef Bara Pattiradjawane. Acara dipandu oleh moderator Vita Datau dari Initiator of Indonesia Gastronomy Network.

Baca Juga: AVPN Conference: Solusi dan Peluang Dalam Hal Ekonomi yang Berkelanjutan dan Inklusif

Sebelumnya Wakil Gubernur Bali Prof Tjokorda Oka Artha Ardhana Sukawati (Cok Ace) membuka secara resmi Ubud Food Festival (UFF) 2022 bertempat di Sanggingan, Ubud, Gianyar.

Cok Ace mengataka  UFF 2022 bisa menjadi tonggak bangkitnya pariwisata Bali yang sempat terpuruk selama dua tahun akibat pandemi Covid-19 yang melanda dunia.

"Tidak hanya itu, ajang ini juga bisa dijadikan media promosi pengenalan UMKM khususnya di bidang kuliner kepada dunia internasional,” jelasnya.

Baca Juga: 'Pembangunan Kilang LNG di Sidakarya untuk Mendukung Bali Mandiri Energi dan Bali Energi Bersih'

Sementara Founder UFF Janet DeNeefe mengatakan festival tahun ini mengusung tema Heroes, yang bertujuan untuk menghormati tokoh-tokoh baik tua maupun muda yang telah mendedikasikan hidupnya demi keberlangsungan kekayaan kuliner nusantara. 

Malam itu juga diserahkan penghargaan Life Achievement kepada William Wongso, seorang pakar kuliner Indonesia yang telah mendedikasikan hidupnya untuk promosi dan pengembangan kuliner Nusantara. ***

 

Editor: Shira Ade


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x