Literasi Digital Bisa Mencegah Penipuan Online

17 Juni 2021, 18:52 WIB
Ilustrasi Modus penipuan online. /Preepik/Rahmawati/

INDOBALINEWS - Internet bak dua sisi mata uang. Di balik segala kemudahan yang didapat, tuntutan keamanan internet menjadi sangat krusial saat ini.

Abang Suluh Husodo, managing director Maxplus Indonesia Anugerah mengatakan salah satu ancaman terbesar di era digital adalah penipuan online. Kejahatan digital disebabkan rendahnya pemahaman mengenai penggunaan teknologi digital atau rendahnya kemampuan literasi digital masyarakat. 

“Penipuan itu sendiri sudah ada jauh sebelum ada internet. Dan kebanyakan yang jadi korban adalah mereka yang punya pengetahuan minim tentang dunia internet. Makanya, literasi digital sangat penting agar masyarakat lebih berhati-hati saat menggunakan internet, terutama media sosial,” ujar Abang Suluh saat berbicara dalam webinar literasi digital wilayah Maluku Barat Daya, Maluku pada Kamis, 10 Juni 2021.

Baca Juga: Tingkatkan Kapasitas SDM, BPBD Bali Gelar Lokakarya Jitupasna

Dikatakannya dari semua macam jenis penipuan mereka memanfaatkan taktik yang sama yaitu memanfaatkan rasa takut, rasa percaya, rasa penasaran, nafsu memanfaatkan rasa simpati dan empati.

“Perasaan penasaran ini harus dikontrol, jangan sampai terperdaya oleh si pelaku, hati-hati dengan iming-iming film dewasa , atau nafsu harga murah. Atau bisa jadi kita simpati dengan orang susah, misalnya salah transfer,”imbuhnya.

Ada banyak modus penipuan di sosial media di antaranya yang tujuannya pengambilalihan akun dan mencari korban teman-teman yang mengatasnamakan kita. Ada juga penipuan di pasar onnlie dengan iming-iming harga terlalu murah, karena di internet banyak beredar barang palsu ataupun juga barang hasil kejahatan ataupun barang fiktif.

Baca Juga: Pecinta Bersepeda Dari Berbagai Kota di Indonesia Jelajah Pulau Bali, Gerakkan Pariwisata

Untuk menghindarinya, Abang memberi tips. “Gunakan platform belanja online seperti yang resmi dengan sistem pembayaran aman seperti penjual tak mendapat uang sebelum barang diterima. Periksa kebenaran klaim mengenai barang-barang murah, ingat ada harga ada barang.”

Abang juga mengingatkan masyarakat untuk berhati-hati saat berselancar internet. “Jangan asal klik link, itu bisa saja modus penipuan. Utamakan keselamatan kita dengan tidak memberikan identitas pribadi sembarangan di dunia digital,” ungkap Abang.

Baca Juga: Gagal Paham, Mau Beramal Beli Kambing Kurban, Kok Dari Hasil Curi Motor

Sementara itu Adinda Atika menyampaikan jenis-jenis transaksi digital di era new normal. Adinda mengatakan pentingnya cashless untuk era sekarang dengan menggambarkan apa jadinya saat ini jika tak  ada cashless, kita harus membayar sesuatu dengan uang cash. Di Indonesia 2009 BI mengeluarkan regulasi uang elektronik, Bi mengadakan gerakan nasional non tunai.

Cashless adalah pembayaran yang tidak menggunakan uang cash HP atau kartu. DIkatakanya, cashless adalah metode digital untuk melakukan pembayaran di antara dua pihak tanpauang secara fisik. Saat ini kelebihan cashless ini banyak dipilih warga karena lebih efisien dan aman, lebih higienis saat pandemi dan lebih hemat karena promo dan diskon.

Baca Juga: Polisi Bubarkan Kerumunan Balap Liar di Sunset Road, 7 Pemuda Kena Sanksi

Webinar yang diselenggarakan Kementerian Komunikasi dan Informatika bekerjasama dengan Siberkreasi wilayah Kabupaten Maluku Barat Daya, Maluku ini juga turut menghadirkan pembicara yaitu Abang Suluh Managing Director PT MAXPLUS Indonesia Anugera, Adinda Atika Business Development Manager, Christian Salmanu, SH, Ketua Komunitas Pela Gandong, Rodrich Rahalalu, S.Si, Dian Mandiri Radio Manager dan seorang aktor Ichal Muhammad serta moderator Eddie Bingky.

Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 – untuk Indonesia #MakinCakapDigital merupakan rangkaian panjang kegiatan webinar di seluruh penjuru Indonesia. Kegiatan ini menargetkan 10.000.000 orang terliterasi digital pada tahun 2021, hingga tercapai 50 juta orang terliterasi digital pada tahun 2024.

Baca Juga: Hasil Survei: Netizen Indonesia Paling Tidak Sopan Se-Asia Pasifik

Kegiatan ini merupakan bagian dari program Literasi Digital di 34 Provinsi dan 514 Kabupaten dengan 4 pilar utama. Di antaranya Budaya Bermedia Digital (Digital Culture), Aman Bermedia (Digital Safety), Etis Bermedia Digital (Digital Ethics), dan Cakap Bermedia Digital (Digital Skills) untuk membuat masyarakat Indonesia semakin cakap digital.

 

 

 

Editor: Shira Ade

Sumber: Kominfo

Tags

Terkini

Terpopuler