'Pariwisata Bali Jangan Lupakan Pengelolaan Sampah'

22 Februari 2021, 12:40 WIB
Peserta diskusi yang digelar Terasmitra dengan mengangkat tema “Upcycle, Berkreasi dengan Sampah" secara daring pada Sabtu 20 Februari 2021. /Dok Terasmitra


INDOBALINEWS - Made Bayak seorang seniman yang mendirikan Plasticology Art Project menyampaikan pandangan kiritisnya tentang perkembangan pariwisata Bali.

Menurutnya hal yang dilupakan dalam perkembangan parisiwata Bali adalah pengelolaan terhadap sampah.

Hal itu dikatakannya dalam acara diskusi yang digelar Terasmitra dengan mengangkat tema “Upcycle, Berkreasi dengan Sampah" secara daring pada Sabtu 20 Februari 2021.

Baca Juga: Heboh Panggilan Ummi Dari Ayus, Ini Pengakuan Haji Komar Ayah Nissa Sabyan

Menurutnya di Bali, pantai-pantai yang tidak dikunjungi wisatawan pun memiliki banyak sampah. Ia juga mengatakan Palsticology Art Project membuat lukisan berbahan dasar plastik dengan tujuan untuk mengedukasi masyarakat melalui media seni.

Plasticology Art Project juga melakukan edukasi kepada anak SD, SMP, SMA, universitas, dan komunitas. Made Bayak menegaskan bahwa penting untuk mencarikan pengganti plastik.

Baca Juga: Dugaan Penularan Covid-19 Dari Makanan Beku, BPOM Amerika Menjawab

“Teman-teman ilmuwan bisa melakukan riset lebih jauh untuk menemukan pengganti plastik. Plastik sudah begitu mencemari bumi, perlu untuk kita cari solusinya secara bersama," ujar Made Bayak.

Lebih lanjut ia katakan bahwa harus ada pengganti yang lebih ramah lingkungan, baik dari bahan pembuatan maupun lama waktu terurai di dalam tanah. "Kita juga harus lebih bijak menyampah," ungkap pria asal Bali tersebut.

Baca Juga: 3 Orang Hilang Saat Memancing, Keluarga Ikhlas Tim SAR Hentikan Pencarian Dihari Ke-7

Dalam diskusi ini selain Made Bayak pembicara lain adalah Denok Marty Astuti (Sociopreneur dan Direktur CV Tambah Tumbuh) dan Erni S. Nandang (Pendiri Lembaga Kursus Pelatihan/LKP).

Penanggap dalam diskusi ini adalah Rohadjie Tri (Lembaga Penerapan Teknologi Tepat). Sedangkan yang menjadi moderator diskusi adalah Efraim Mbomba Reda (Terasmitra).

Baca Juga: Bayi Dibuang Dalam Kardus Lengkap dengan Kendi Ari-Ari, di Pinggir Jalan

Dalam kesempatan itu Denok Marty Astuti menyampaikan bahwa di Kota Solo memiliki problem besar terhadap sampah. Bersama Komunitas Bank Sampah Solo Raya, mereka mengelola sampah organik menjadi kompos.

Kompos tersebut dijual ke Dinas Lingkungan Hidup dan petani. Mereka juga mendampingi nara pidana teroris di rutan Surakarta untuk mengelola sampah organik menjadi kompos.

Baca Juga: Dinilai Berhasil Turunkan Kasus Covid-19, PPKM Mikro Diperpanjang Hingga 8 Maret 2021

Sampah-sampah tersebut juga dikelola menjadi fesyen seperti tas, dll. Sampah diubah menjadi produk yang bernilai ekonomi. Saat ini mereka memiliki 120 bank sampah di Solo Raya yang beroperasi pada setiap hari minggu.

Sedangkan Erni Suhaina Ilham Fadzry (Pendiri Lembaga Kursus dan Pelatihan/LKP) atau yang lebih familiar dikenal Bu Nandang mengubah sedotan plastik yang dikumpulkan dari tukang jus dan tukang minum kemudian diolah menjadi tas.

Baca Juga: Terkuak Misteri Pembunuh Wanita Bugil Dalam Kamar Kos di Denpasar Bali

Mereka membuat baju dari tas kresek, kulit klengkeng, dan pisang juga membuat busana pengantin dari tas kresek, dekorasi, dan jas laki-laki. Lembaga Kursus dan Pelatihan/LKP Bu Nandang telah mendapatkan penghargaan dari berbagai pihak di level nasional. Menurut Bu Nandang, mengelola sampah juga adalah sebagai sarana ibadah.

“Sampah menjadi sarana ibadah, menjadi berkah, indah, dan menghasilkan rupiah. Mari kita mencintai sampah dengan kemudian mulai mengelolanya," tutur Bu Nandang,

Baca Juga: Kisah Viral Pasangan Dokter Sultan, Punya 25 ART Salah Satunya Khusus Beli Galon

Penanggap diskusi, Rohadjie Tri dari Lembaga Penerapan Teknologi Tepat menerangkan bahwa sampah merupakan sumber daya yang harus kita kelola. Sampah bisa diubah menjadi energi, dikembangkan lebih lanjut menjadi biogas.

“Jika kita bisa mengembangkan menjadi biogas maka akan men-suply kebutuhan energi di setiap rumah. Kita akan mengurangi ketergantungan kebutuhan energi di suatu wilayah," ungkap Rohadjie Tri.***

Editor: Shira Ade

Tags

Terkini

Terpopuler